KESAKSIAN SECURITY YANG DIPECAT KARENA FOTO BENDERA HTI DI KPK, FEBRI DIANSYAH NGAMUK

Manuel – Bendera HTI di KPK adalah sebuah fakta, fakta yang diambil lewat telepon genggam dan ponsel pintar dari salah seorang mantan security di KPK yang mencintai negaranya, dan juga mencintai agamanya sehingga tidak rela agamanya yang baik, dihancurkan oleh segerombolan kadrun di KPK.

Dia adalah security yang katanya terafiliasi dengan ormas Islam terbesar di dunia yang mencintai negara dan agamanya secara utuh. Orang ini mengatakan bahwa dia mengalami ketidakadilan dan diancam untuk dipecat karena memviralkan ruangan kerja yang ada bendera radikalis gila busuk itu.

Akhirnya dia membuka suara, karena dia sudah keluar juga dan dipecat secara tidak terhormat. Memfoto ruang kerja di KPK dianggap sebagai kesalahan fatal oleh pimpinan, juga oleh para pendukung Anies Baswedan dan juga kadal gurun yang ada di KPK.

Mereka ini menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara semena-mena. Tidak heran jika difoto saja mereka takut banget. Kesaksian security yang dipecat karena ambil gambar bendera HTI di ruang kerja yang ada di gedung kantornya si mantan tersangka Novel Baswedan itu, direspons oleh Febri.

Febri Diansyah ngamuk di Twitter, mengatakan bahwa Denny Siregar bikin fitnah karena mengatakan bahwa Novel Baswedan pecat securitynya. Kalau kita melihat, Denny Siregar dan Febri Diansyah ini memang cukup terkenal di Twitter. Mereka jadi selebtwit. Tapi Febri cabang SJW.

Kalau kita lihat, apa yang dikatakan Denny Siregar ini masuk akal kok. Nggak berlebihan. Novel Baswedan ini punya pengaruh besar di KPK saat itu. Dia ini jadi orang di belakang layar. Febri tetap ngeles mengatakan jabatan Novel di KPK itu nggak tinggi. Tapi dia bungkam saat ditanya pengaruhnya.

Jabatan Novel boleh saja rendah, tapi pengaruhnya tinggi banget. Pengaruhnya saat itu besar. Dia diduga kuat bisa memengaruhi kasus apa yang bisa diteruskan, kasus apa yang tidak bisa diteruskan. Kapan bisa dimulai, kapan bisa berhenti. Mantan tersangka, nggak bisa lepas dari statusnya. Ya mantan.

Harus dipahami oleh Febri Diansyah, bahwa Novel itu adalah mantan tersangka. Ya. Mantan tersangka, karena ada laporan dari para korban penyiksaan tersangka pencurian sarang burung walet di Sumatera, bahwa mereka disiksa. Bahkan dari korban tersebut, ada yang mengatakan bahwa Novel itu iblis.

Nggak percaya? Silakan lihat saja beritanya. Banyak berita dari media kredibel yang mengatakan dengan sangat amat jelas, bahwa kesaksian mantan tersangka pencurian sarang burung walet itu menceritakan bagaimana Novel Baswedan ini bisa disebut iblis.

Tapi mari kita kesampingkan keiblisannya Novel Baswedan, karena memang anggap saja itu masa lalu. Kita melihat sekarang ke kisah yang lebih kekinian. Ada bendera HTI di gedung tempat Novel Baswedan bekerja. Ada bendera ormas terlarang di KPK, yang ternyata membuka mata kita semua.

Selama ini, negara Indonesia aman-aman saja, tapi dengan keberadaan HTI dan FPI, juga para pemujanya yang diam-diam kerja di tempat lembaga negara, negara ini jadi tidak aman. Kasus korupsi menjadi sangat marak dan diam-diam terjadi di negara ini, merasa aman.

Di DKI Jakarta, dugaan kasus korupsi begitu kencang, tapi tidak diusut sampai ke akar-akarnya. Novel hanya urusi kasus kecil-kecil, dan tidak merasa perlu untuk mengurusi kasus dugaan megakorupsi di Formula E, yang ternyata setelah diinterlepasi oleh PSI dan PDI-P, tanpa 7 partai gurem busuk lainnya, angkanya diubah.

Radikalisme membutakan. Mereka merasa benar, tapi mereka ternyata salah besar. Mereka merasa paling bijak dan paling merasa menjalankan dan memperjuangkan agama. Tapi ternyata… Novel Baswedan lagi, Novel Baswedan lagi…

Makanya nggak heran jika saat Denny Siregar mengatakan dengan jelas bahwa di KPK sudah disusupi radikalisme, Febri marah-marah. Kenapa? Kalau bersih, kenapa harus takut? Kalau merasa difitnah, ya urus saja di kantor polisi. Kok malah urus di Twitter? Mau cari pendukung, tapi gagal.

Kalau merasa nama baiknya dicemarkan, lah kok lapornya ke Twitter? Hahaha. Saya kira, Novel Baswedan harus berhenti main drama, fokus saja sama KPK tandingannya. Lumayan lah dapat duit juga. Febri juga fokus saja sama Novel di KPK tandingan mental Fpi. Kalau perlu sambil pajang bendera HTI.

Begitulah pinggir jalan.

sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *