KISAH PEMUDA RELAWAN RSLI SURABAYA, 1,5 TAHUN HIBUR PASIEN COVID-19 AGAR TAK STRES

Merdeka.com – Puluhan pemuda dari berbagai latar belakang menjadi relawan di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Kota Surabaya, Jawa Timur. Mereka ada yang berstatus sebagai mahasiswa hingga anggota Komunitas Bonek Mania, sebutan untuk penggemar klub sepak bola Persebaya Surabaya.

Sudah sekitar 1,5 tahun, pemuda yang berusia antara 18 tahun hingga 30 tahun itu mengabdikan diri untuk misi kemanusiaan. Mereka turut serta menjadi penyelamat nyawan para pasien Covid-19 yang dirawat di RSLI Kota Surabaya.

Kegiatan Relawan

Para relawan ini tidak bertugas mengobati langsung pasien secara medis. Namun, peran mereka memberikan suntikan semangat kepada para pasien Covid-19 tak bisa dipandang sebelah mata. Setiap pagi, anak-anak muda itu tak ragu untuk bergaul, bercengkerama, hingga berjoget bersama dengan mengenakan alat pelindung diri (APD), demi membuat suasana hati para pasien Covid-19 tetep senang.

Terkadang, pada hari besar nasional dan keagamaan, mereka bersama-sama merayakannya dengan para pasien. Para pemuda relawan ini tak mengenal istilah tanggal merah. Mereka merayakan Idulfitri, Iduladha, hingga Hari Kemerdekaan RI bersama para pasien Covid-19 di RSLI Kota Surabaya.

“Kami beruntung punya mereka. Semangatnya tinggi, enerjik dan mobilitasnya kuat,” ungkap Ketua Pelaksana Relawan Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 RSLI Kota Surabaya, Radian Jadid, mengutip dari ANTARA (26/9/2021).

Sistem Kerelawanan

“Mereka jadi relawan, tapi juga dididik untuk berkarya dan dapat banyak pemahaman tentang Covid-19. Edukasi ke masyarakat, kemampuan manajerial dan laporan, hingga riset juga didapatnya,” lanjut Jadid.

Aktivis muda Jatim itu menuturkan, rekrutmen pemuda relawan RSLI Kota Surabaya tidak memiliki aturan khusus. Mereka adalah aktivis-aktivis kemanusiaan yang kerap berhubungan langsung dengan aktivitas sosial kemasyarakatan.

Selama beraktivitas, para relawan muda tetap mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan APD saat berada di zona merah, memakai masker hingga pelindung wajah.

“Yang diingat, bahwa kesehatan, keselamatan dan keamanan relawan adalah yang nomor satu,” imbuhnya.

Para relawan muda tidak bekerja penuh waktu. Tetap ada hari libur untuk beristirahat, seperti sehari masuk dan sehari libur, atau dua hari masuk dan dua hari libur.

Apresiasi

Anak-anak muda relawan RSLI Kota Surabaya itu mendapat apresiasi dari banyak pihak, salah satunya Karang Taruna Provinsi Jawa Timur.

“Mereka ini kader dan layak diapresiasi karena kesetiakawanan sosial, kerelaan yang menjadi ruh setiap relawan adalah penting bagi bangsa ke depan,” ujar Ketua Karang Taruna Jawa Timur, Agus Maimun.

Ia mengakui bahwa para pemuda di 38 kabupaten/kota di Jatim memiliki peran aktif dalam upaya pengendalian Covid-19 di wilayah masing-masing. Para pemuda dinilai memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi.

Modal itu baik untuk menangani kebencanaan, kemiskinan dan permasalahan sosial lainnya. Ia berharap pemerintah tidak lepas tangan terhadap pemuda-pemuda yang sudah sangat aktif, khususnya memberi perhatian sebagai penyemangat dan motivasi ke depan.(mdk/rka)
sumber: merdeka

This entry was posted in Berita, Informasi Kesehatan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *