Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan oleh Asosiasi Koresponden Persatuan Bangsa-Bangsa Jenewa (ACANU) di tengah wabah Covid-19, yang disebabkan oleh virus corona baru, di markas besar WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020. [Fabrice Coffrini / Pool melalui REUTERS]
TEMPO.CO, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, kembali meminta negara-negara kaya untuk menahan penyuntikan dosis ketiga vaksin COVID-19 (booster shot). Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, WHO meminta penyuntikan booster shot ditahan hingga 2022 sehingga suplai vaksin COVID-19 yang tersedia bisa disalurkan untuk negara-negara yang membutuhkan.
“Saya tidak mau tinggal diam dan membiarkan perusahaan farmasi dan negara-negara yang mengontrol rantai pasokan vaksin COVID-19 membuat negara-negara miskin hanya menerima sisa-sia suplai. Mereka itu bukan prioritas kedua ataupun ketiga,” ujar Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu, 8 September 2021.
Seperti disebutkan di awal, ini bukan pertama kalinya WHO meminta moratorium penyuntikan booster shot. Sebelumnya, mereka sudah mengajukan hal tersebut dan meminta moratorium ditahan hingga bulan September. Sayangnya, tidak ada yang mengikuti arahan WHO.
Negara-negara kaya seperti Israel, Inggris, Denmark, Prancis, jerman, Spanyol, dan Amerika memilih untuk tetap melanjutkan program booster shot mereka. Mereka ingin menyuntikkan dosis ketiga untuk warga dari kelompok rentan seperti lansia atau mereka yang memiliki penyakit parah.
Kali ini, Ghebreyesus lebih optimistis arahannya akan didengarkan. Ia mengklaim mendapat sinyal dukungan yang jelas dari negara anggota G20 pada pertemuan bulan ini. Negara-negara itu, kata Ghebreyesus, ingin membantu semua negara di dunia mencapai target vaksinasi 40 persen populasi per akhir tahun.
“Agustus lalu, saya meminta moratorium global untuk booster shot, paling tidak hingga bulan September. Itu untuk memprioritaskan orang-orang yang belum menerika satu dosis pun di negara-negara miskin. Sayangnya, tak banyak perubahan.”
“Sekarang, saya meminta perpanjangan moratorium hingga akhir tahun 2021 agar semua negara bisa memvaksinasi 40 persen populasinya,” ujar Ghebreyesus menegaskan.
Menurut laporan Al Jazeera, ada 5,5 miliar dosis vaksin COVID-19 yang beredar di seluruh dunia. Dari angka tersebut, kurang lebih 80 persennya sudah disuntikkan. Berbagai negara kaya menjanjikan donasi 1 miliar dosis vaksin COVID-19 ke negara-negara miskin. Namun, menurut WHO, kurang dari 15 persen dari janji itu yang terpenuhi.
sumber: tempo