AntoCahaya – Anus dan Prawan adalah bahasa plesetan atau julukan dari para nitizen 62+ yang kreatifinya istimewa. Anus sebutan untuk pasangan Anis dan Agus sedang sebutan Prawan untuk pasangan Prabowo dan Puan.
Baru-baru ini Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) dalam survei terbarunya melakukan simulasi terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden yang potensial di 2024 mendatang. Survei menunjukan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono unggul dengan 20,25 persen.
“Jika pilpres dilakukan hari ini, pasangan Anies-AHY mendapatkan perolehan suara tertinggi sebesar 20,25 persen,” kata Direktur Eksekutif Ahmad Khoirul Umam dalam paparan hasil survei secara daring, Selasa (3/8).
Disusul dengan Prabowo-Puan dengan angka 14,65 persen. Sementara Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil terbanyak dipilih ketiga dengan 8,05 persen. Kemudian Ridwan Kamil-Sandiaga Uno ada di angka 7,35 persen.
“Nama Anies Baswedan dan AHY yang di posisi satu dalam simulasi pasangan ini mengindikasikan kuatnya aspirasi masyarakat untuk mendapatkan calon pemimpin yang baru,” ujarnya.
Namun untuk mewujudkan hal itu, Khoirul mengatakan, pasangan tersebut membutuhkan kerja keras ekstra lantaran Anies tidak memiliki basis dukungan partai politik yang riil. Anies harus bisa meyakinkan partai politik mitra agar bisa menjagokan dirinya di pilpres 2024 .
“Pada saat yang sama meskipun Prabowo dan Puan berada di urutan kedua, kalau kita lihat dari kekuatan partai politik, maka Pak Prabowo dan Mbak Puan memiliki basis mesin politik yang lebih riil dan lebih kuat, oleh karena itu ini menjadi satu dilema,” ungkapnya.
Survei Indostrategic diadakan pada 23 Maret-1 Juni 2021 di 34 provinsi melalui tatap muka. Survei menggunakan metode multistage random sampling dan melibatkan 2.400 responden. Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen dan level margin of error 2 persen.
Hasil survei dari Indostrategic ini mungkin bagi basis pendukung Jokowi mungkin membuat kaget. Mengingat Anies dan AHY atau Agus ternyata mendapat tempat di hadapan konstituen. Terlepas itu baru survei akan tetapi hasil survei dalam simulasi ini dapat dijadikan sebuah gambaran. Faktanta Anies dan Agus unggul. Itu poin pentingnya.
Sayangnya simulasi seperti menjebak konstiuen hanya disodorkan pada pasangan yang ada seharusnya lebih variatif lagi. Semisal Ganjar dan Sandi atau Ganjar dan Airlangga. Sehingga nama Ganjar oleh Indostrategic seolah tenggelam.
Padahal dalam survei SMRC Ganjar Pranowo kendati tak didukung oleh PDIP sekalipun unggul dibanding Prabowo dan Anies. Apalagi jika ada dukungan maka peta dukungan jauh lebih besar.
Seperti yang pernah dirilis oleh SMRC, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tak menurun meski nantinya tak diusung PDI Perjuangan pada Pilpres 2024. Tanpa pendukung dari PDIP, Ganjar tetap meraih 35,3 persen suara dan paling tinggi dibandingkan capres Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Itu merupakan hasil survei SMRC yang digelar selama 21-28 Mei 2021 dengan melibatkan 1.220 responden.
Sedang di urutan kedua, sebanyak 30,8 persen responden memilih Prabowo dan 25,5 persen memilih Anies Baswedan, dan 8,4 persen responden mengaku tidak tahu. Ketiga nama itu yang dipilih untuk disodorkan lantaran dalam survei SMRC, mereka adalah capres yang populer dan diketahui publik.
Saya sengaja menampilkan hasil survei SMRC untuk dapat dijadikan pembanding. Jadi bagi pendukung Jokowi yang mengalihkan dukungan kepada gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dapat dijadikan bahan evaluasi.
Pemilihan presiden dan pemilihan legislatif 2024 masih 3 tahunan lagi dan dalam politik apapun bisa terjadi. 3 tahun adalah waktu yang cukup untuk menaikkan elektabilitas dan tingkat kesukaan kandidat calon presiden dan calon wakil presiden.
Untuk pendukung Ganjar Pranowo sendiri memiliki tugas yang tidak mudah. Mengingat Ganjar disinyalir kuat tidak dapat rekomendasi oleh partai sendiri PDIP. Elit dan kader PDIP lebih mendukung Puan Maharani.
Satu-satunya cara agar Ganjar Pranowo dilirik oleh partai di luar PDIP adalah menaikkan elektabilitas yang bersangkutan secara maksimal. Jika hanya selisih tipis dari para kandidat lain sangat sulit mendapat rekomendasi. Mengingat partai terlihat mengunci diri dan cenderung memberi jalan kepada kandidat di intern partai mereka sendiri.
Dan hal ini juga berlaku bagi Anies Baswedan yang juga tidak memiliki partai. Jika tidak diimbangi dengan elektabilitas yang signifikan akan sulit dilirik partai. Hanya saja Anies lebih beruntung, mengingat Jusuf kalla dan Surya Paloh jika melihat manuvernya nampaknya kepincut dengan sosok ini.
Demikian, salam
sumber: seword