GREYSIA POLII DAN RAHAYU APRIANI LOLOS KE FINAL GANDA PUTRI OLIMPIADE TOKYO: ‘BELUM INGIN PUAS DULU, KAMI MASIH HARUS BERMAIN UNTUK EMAS’

Greysia Polii dan Rahayu Apriyani kembali mencetak sejarah dengan menembus babak final bulutangkis Ganda Putri Olimpiade Tokyo 2020.

Ini pertama kalinya ganda putri Indonesia menembus final Olimpiade sejak badminton dipertandingkan di pesta olahraga terbesar dunia itu pada 1992.

Dalam babak semifinal Sabtu (31/7) di Musashino Forest Sports Plaza Tokyo, mereka berhasil mengandaskan ganda andalan Korea Selatan, Lee Soo Hee dan Shin Seung Chan, dalam dua set langsung, 21-19 dan 21-17, selama 71 menit.

Selanjutnya, di babak final pada Senin (2/8), mereka akan meladeni ganda putri asal China, Jia Yifan/Chen Qingchen, yang dalam pertandingan semifinal lainnya, juga mengalahkan pasangan Korsel, Kong Hee-yong/Kim So-yeong, dalam dua set.

“Saya belum ingin puas dulu, kami masih harus bermain untuk emas,” ujar Apri, panggilan akrab Rahayu Apriani, usai pertandingan seperti yang disiarkan rilis resmi PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia).

“Ya, masih ada tugas yang kami harus selesaikan. Saya belum banyak yang bisa disampaikan tapi kami memohon doa restu dan dukungan seluruh rakyat Indonesia untuk kami di final. Semoga kami bisa memberikan yang terbaik,” tambah Greys, sapaan bagi Greysia.

Dalam jumpa pers usai pertandingan, Greysia mengungkapkan penguasaan mental atas atmosfer pertandingan menjadi kunci kemenangan. “Karena kita sering bertemu, jadi secara teknik dan fisik kita sudah sama-sama tahu.

Jadi saya bersama Apri dan pelatih sepakat mentalnya dulu yang dinaikin, itu strateginya,” ujar Greys, demikian panggilan akrabnya, dalam jumpa pers yang ditayangkan
Faktor penting lainnya, lanjut Greys adalah ketenangan dan kesabaran. “Kami tidak mau terpancing dengan irama permainan mereka juga. Justru kami yang harus membuat mereka terpancing sehingga bikin kesalahan sendiri. Main reli-reli panjang, akhirnya mereka bikin kesalahan,” kata Greys yang sempat menderita kram di kaki usai babak perempat final, namun sudah pulih dan tampil prima hari ini.

Ditanya mengenai persiapan mereka berikutnya di babak final, Apri mengungkapkan untuk saat ini adalah pemulihan dulu.

“Kita mau berupaya lagi semaksimal mungkin, kita tidak mau mikirin gimana nanti mainnya dan kita mau istirahat dulu, recovery lagi, masih ada waktu satu hari lagi untuk persiapan,” lanjut Apri sambil berharap dukungan yang terus-menerus dari masyarakat Indonesia.

Dalam pernyataan yang dirilis PBSI, baik Greys dan Apri tidak menyangka bisa melangkah jauh ke babak final.

“Saya masih belum percaya (masuk final). Sebelum berangkat saya sempat bilang, saya tidak pernah berpikiran main di Olimpiade secepat ini tapi tiba-tiba sekarang saya ada di final,” sahut Apri, yang tampil di Olimpiade Tokyo sebagai debutan.

Dia pun mengungkapkan peran besar Greysia, yang lebih berpengalaman.

“Saya mengucapkan terima kasih untuk Kak Ge (Greysia Polii) yang sudah membawa saya sejauh ini. Saya sempat bilang untuk jangan berhenti dulu, bermainlah dengan saya.

Dari situ saya diyakinkan melalui motivasinya, kerja kerasnya setiap hari, ketabahannya, dan keinginannya untuk menjadi juara,” lanjut pemain usia 23 tahun asal Lawulo, Sulawesi Tenggara tersebut.

Kesan serupa juga dilontarkan Greys. Dari tiga kali mengikuti Olimpiade,, di Tokyo ini lah dia meraih prestasi tertinggi.

“Puji Tuhan. Rasanya luar biasa. Ini Olimpiade ketiga saya dan saya tidak muda lagi. Dua edisi sebelumnya saya gagal dapat medali tapi hari ini saya (dan juga Apri) akhirnya bisa ke final. Menyumbang medali untuk Indonesia,” kata Greys usai pertandingan.

“Saya merasa situasi dan kondisi di lapangan benar-benar menguntungkan kami. Kami menang kalah lawan mereka. Jadi kami tidak terlalu memikirkan tentang itu. Kami hanya menyiapkan yang terbaik,” lanjutnya.

Kaki Greys sempat kram

Ini mengulangi pencapaian luar biasa mereka sebelumnya di babak perempat final. Seperti dilansir laman PBSI, mereka menyudahi perlawanan pasangan China, Du Yue/Li Yin Hui lewat 3 set dengan skor 21-15, 20-22, 21-17 dalam waktu 97 menit.

“Kami merasa emosional setelah pertandingan hari ini. Tapi kami sadar tugas kami belum selesai,” ujar Greys.

“Kami bersyukur dengan apa yang sudah kami capai tapi kami mau langsung fokus ke pertandingan selanjutnya. Kunci kemenangan kami tadi adalah bermain sabar untuk tidak terpancing pola permainan mereka,” jelas Greys.

Saat pertandingan tersebut berakhir, Greys harus dipapah untuk meninggalkan lapangan pertandingan karena mengalami kram.

Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu usai memenangi pertandingan melawan ganda putri China Due Yue/Li Yin Hui dalam perempatfinal Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Kamis (29/7/2021).

“Ada ketegangan pada otot paha Greys sehingga mengalami kram, sekarang sudah ditangani terapis untuk direcovery. Besok juga ada rest jadi harusnya semua baik-baik saja,” papar Eng Hian, sang pelatih, yang dilansir laman badmintonindonesia.org.
sumber: bbc

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *