DOKTER LOIS DITANGKAP GEGARA TEKANAN SCARE MONGERS DAN DOKTER PANU?

Manuel – Hari ini saya mendengar kabar seorang dokter yang melawan para penyebar ketakutan, namanya Lois Owien yang memiliki akun Twitter LsOwien. Dia ini adalah sosok yang cukup unik. Entah kenapa saya melihat dokter Lois Owen ini menjadi sosok yang cukup berjasa.

Tunggu dulu. Berjasa dalam apa? Harus saya luruskan agar saya nggak ikut-ikutan dianggap sebagai orang gila yang mendukung dokter yang bikin kegaduhan soal copet dengan cara yang anti mainstream. Berjasa dalam membuat kita seimbang melihat copet ini.

Menjauhkan kita dari ketakutan yang disebarkan dokter Panu.

Tekanan massa ini bisa berubah sepanjang masa. Kalau dulu FPI dan HTI menekan agar Ahok dipenjara. Sekarang para scaremongers menekan agar Lois dipenjara gitu? Hahaha. Kok saya lihatnya begitu ya.

Apa yang ia katakan sih memang sangat ekstrim ya, mengatakan bahwa orang yang meninggal tercatat karena copet, ternyata bukan karena copet, tapi karena salah obat. Buat saya ini adalah hal yang sebenarnya bisa diperdebatkan dan dibuat argumen. Tapi aneh kalau dia sampai ditangkap.

Dia dianggap menyebarkan hoax, yang menurut saya sendiri, tidak separah berita-berita yang membuat kita ketakutan. Menurut saya, apa yang dilakukan dokter Lois ini adalah sebuah respons yang saya kira cukup wajar dimunculkan di tengah kabar orang mati karena hasil positif.

Apalagi kita melihat bagaimana Anies Baswedan di Jakarta ini membuat narasi seolah-olah banyak yang mati karena copet. Padahal Anies tidak menjelaskan apa perbedaan antara mati karena copet, dan mati dan dikuburkan dengan protokol copet. Lalu narasi ketakutan pun muncul.

Drone diterbangkan ke atas kuburan yang di dalamnya ada jenasah yang dikebumikan dengan protokol copet. Padahal bedanya antara dikebumikan dengan protokol copet, dan meninggal karena copet, itu ibarat langit dan bumi. Jauh sekali. Tentu yang dikebumikan dengan protokol copet lebih banyak.

Lebih banyak daripada meninggal karena copet. Lalu narasi bahwa orang-orang harus di rumah saja yang dikumandangkan oleh Panu pemuja Anies, rasanya jauh lebih mengerikan ketimbang apa yang dikatakan dokter Lois. Kenapa? Karena dengan menyuruh di rumah saja, kita melihat bagaimana orang tidak ada uang.

Bahkan ada sekelompok orang yang terpengaruh dengan narasi ketakutan itu, dan memecat seorang tukang bangunan yang saat bekerja, tidak menggunakan masker. Sungguh keterlaluan bukan? Apa yang sedang dimunculkan oleh para scare mongers ini, menjadi ketakutan yang menurut saya lebih parah.

Parah sekali melihat bagaimana pemuja ketakutan macam Panu pemuja Anies dan Pandemictalks dengan enaknya ngoceh-ngoceh ke Kemenkes soal nggak penting berbangga atas kesembuhan yang sudah tembus 2 juta orang. Padahal apa yang dikatakan dokter Lois soal pasien meninggal, bisa didebat.

Kenapa harus lapor polisi jika perdebatan itu bisa dimunculkan? Kalau pun kalah debat, saya kira itu wajar-wajar saja. Coba saja kalau mau kita debat, apakah ada orang yang meninggal karena merokok? Nggak ada data spesifik seperti itu.

Adanya orang meninggal karena gagal jantung, paru-paru kanker, dan lain-lain karena merokok. Namun kenapa sekarang iklannya adalah “Rokok membunuhmu”? Seharusnya sudah benar balik di awal, rokok menyebabkan kanker, impotensi, penyakit jantung, gangguan kehamilan dan janin dan berbagai penyakit yang terdaftar panjang lebar.

Saya kira, apa yang dikatakan dokter Lois menjadi sosok yang justru boleh dibiarkan ada. Untuk apa? Untuk lucu-lucuan saja. Agar kita tidak muak dijejali dengan ketakutan narasi Anies Baswedan. Penanganan Copet kok disamakan dengan upaya penyelamatan? Sudah tahu musim pancaroba gini, memang ruang ICU sering penuh.

Sok-sokan pakai narasi penyelamatan, habis itu dibela pula sama si Panu pemuja Anies kalau Anies ini sudah meminta pengetatan sejak awal Mei namun dicuekin pusat. Mau jadi menteri, Nu Panu? Nies Anies gak bakal jadi presiden.

Jadi buat saya, dokter Lois yang ditangkap ini, sepertinya ditangkap karena adanya tekanan massa. Sekali lagi, saya tidak membela dokter Lois. Saya nggak setuju dengan statementnya banyak. Tapi soal penyalahgunaan obat, bisa jadi benar loh.

Bahkan Dokter Samuel Simon pun mengatakan bahwa penanganan yang salah, membuat banyak orang yang akhirnya meninggal. Dia mengatakan seperti ini.

Interaksi obat antibiotik Asitromisin dan Levofloksasin, yg sering diberikan pada penderita Covid positif bisa mengakibatkan gangguan irama jantung yg sering mengakibatkan kematian mendadak dan Covid dijadikan kambing congenya. Wow ganas sekali ini Covid ye

Cuitan asli bisa dilihat di bawah ini sejak Desember 2020.

Aneh kan negara kita?

Begitulah aneh-aneh.

sumber: seword

This entry was posted in Berita, Informasi Kesehatan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *