KENALI 7 PENYEBAB PECAH BAN, SALAH SATUNYA TAK DIRAWAT

JAKARTA, KOMPAS.com – Kejadian pecah ban mobil bisa menimpa siapa dan juga terjadi di mana saja. Tak jarang pula kejadian ini menyebabkan terjadinya kecelakaan hingga menyebabkan korban jiwa.

Untuk menghindari kondisi tersebut, pengemudi pun perlu mengetahui beberapa hal yang bisa menyebabkan karet pembungkus pelek mengalami pecah secara tiba-tiba.

Sedikitnya ada tujuh faktor yang bisa menjadi penyebab terjadinya ban mobil mengalami pecah.

Berikut 7 faktor yang bisa menjadi penyebab ban mobil pecah

1. Kurang tekanan udara

Masih banyak pemilik kendaraan roda empat yang menganggap sepele tekanan udara ban. Padahal, ban yang kekurangan tekanan udara atau tidak sesuai dengan yang direkomendasikan oleh pabrikan bisa menjadi penyebab terjadinya pecah ban.

“(Pecah ban) paling sering akibat kurang tekanan angin atau karena memikul bobot yg berlebihan, inilah musuh utama ban tekanan angin yang kurang atau equivalent dengan kelebihan bobot,” ujar On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Maka dari itu, Zulpata menyarankan agar pemilik kendaraan lebih aktif untuk memeriksa tekanan udara pada ban sebelum menggunakannya.

“Selalu lakukan pemeriksaan berkala tekanan udara ban, sesuaikan dengan tekanan angin ban yang direkomendasikan pabrikan kendaraan,” katanya.

2. Jarang dirawat

Perlakuan pada ban juga sama dengan komponen lainnya pada mobil, yaitu membutuhkan perawatan.

Perawatan yang bisa dilakukan pada karet pembungkus pelek ini adalah dengan rutin memeriksa kondisi telapaknya serta membersihkan jika ada benda kecil yang menempel.

Hal ini untuk mencegah benda tersebut menembus telapak dan menyebabkan ban pecah.

“Kurangnya perawatan pada ban, misal banyak batu yang menempel di sela-sela kembangan ban dibiarkan, lama kelamaan akan menusuk lapisan dasar telapak ban,” kata Zulpata.

Zulpata menambahkan, kondisi ini jika dibiarkan maka pada akhirnya bisa membuat luka sabuk baja di telapak.

“Kalau dibiarkan karena pasti jalan di permukaan basah juga atau saat cuci akhirnya karena kawat ditelapak sudah tidak ada lapisan lagi, karena teriris batu tadi. Akhirnya membuat sabuk baja berkarat pada tingkat tertentu akan membuat ban pecah,” ucapnya.

3. Tertusuk benda tajam

Penyebab lainnya yang bisa menyebabkan ban pecah adalah melindas atau tertusuk benda tajam dan keras.

Ban yang melaju pada kecepatan tertentu hingga menabrak benda tajam bisa menyebabkan karet sobek.

“Hal lainnya, menumbur (menabrak) benda keras dengan posisi kurang angin, membuat benang pada dinding ban putus. Pada akhirnya ban bisa pecah,” ucapnya.

4. Perlakuan keras

Perlakuan keras terhadap ban seperti sering digunakan untuk pengereman mendadak, melakukan manuver kasar, melaju di kecepatan terlalu tinggi juga bisa menjadi penyebab terjadinya pecah ban.

Hal-hal seperti itu sering terjadi namun jarang disadari oleh pengguna. Sehingga kerap kali terabaikan dan membuat kondisi ban menjadi aus lebih cepat dari yang seharusnya.

5. Kondisi fisik ban

Salah satu penyebab terjadinya pecah ban tidak lain adalah kondisi fisik ban itu sendiri. Misalnya ban sudah dalam kondisi aus atau tipis karena masa pemakaian.

Dengan kondisi ban yang sudah tipis tetapi tetap digunakan terlebih untuk membawa beban berlebih bisa menyebabkan ban mengalami pecah.

Hal ini terjadi lantaran kondisi ban yang sudah tidak mampu lagi untuk menahan beban kendaraan.

6. Modifikasi ban

Modifikasi bagian kaki-kaki menjadi salah satu bagian yang sering dilakukan oleh para pemilik kendaraan roda empat.

Hanya saja, terkadang pemilik mobil tidak memperhitungkan faktor keamanan saat melakukan penggantian pada bagian ban dan juga peleknya.

Padahal, memodifikasi bagian kaki-kaki tidak boleh dilakukan sembarangan. Pasalnya, jika dilakukan tanpa memperhitungkan keamanan dan keselamatan justru bisa membahayakan pengemudi.

Seperti, mengganti diameter pelek tanpa mempertimbangkan kecepatan dan beban fisik kendaraan yang harus ditanggung. Akibatnya, beban ban juga akan tidak sesuai

7. Menggunakan ban tambalan cacing

Menggunakan ban tambalan memang menjadi hal wajar dilakukan oleh banyak pemilik mobil. Akan tetapi, ada jenis tambalan yang tidak disarankan karena bisa berbahaya dan menyebabkan ban pecah, salah satunya adalah tambalan cacing.

Customer Engineering Support PT Michelin Indonesia Fachrul Rozi mengatakan, tambal ban cacing atau model tusuk memang cukup diminati. Salah satunya karena harganya yang terjangkau.

“Tambalan model tusuk atau yang seperti cacing sifatnya hanya sementara, sampai dibawa ke bengkel,” ujarnya.

Sebab, lanjutnya, tambalan ini tidak secara sempurna menutup lubang yang menyebabkan bocor. Kalau dipakai terus menerus efeknya membuat karat pada kawat ban dan berujung pecah ban.

“Air mungkin bisa masuk atau bekas sayatan makin melebar hingga berakibat karat dan pecah ban,” kata Rozi.
sumber: kompas

This entry was posted in Berita, Informasi Mobil dan Motor. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *