DONASI TEMBUS 13 MILIAR RUPIAH, SEMOGA RSA DOKTER LIE BISA KEMBALI BERLAYAR

Widodo SPĀ – Galang Dana Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan II. Terima kasih kepada semua donatur yang telah membantu untuk terwujudnya RSA dr. Lie Dharmawan II.

Total donasi yang telah diterima tanggal 22 Juni 2021: Rp. 13.559.373.653 (10.537 donatur).

Itulah barisan kata demi kata yang saya lihat beredar di laman media sosial IG, termasuk yang diunggah oleh pegiat media sosial Denny Siregar di akun IG-nya.

Ada apa rupanya kok sampai dokter Loe Dharmawan membuka program donasi melalui Yayasan Dokter Peduli, dengan respons dahsyat di tengah situasi ekonomi yang orang bilang sedag resesi gara-gara pandemi Corona?

Saya ceritakan saja secara singkat. Mungkin ada yang belum tahu bahwasanya Rumah Sakit Apung (RSA) yang digagas oleh dr. Lie Dharmawan belum lama ini mengalami karam kapal ketika sedang menjalankan misi kemanusiaan yang sudah dijalankan selama bertahun-tahun lamanya.

Tak terhitung rasanya betapa besar jasa yang telah disumbangkan lewat pelayanan medis yang menjangkau tempat-tempat terpencil yang selama ini mungkin terabaikan karena situasi, kondisi, dan alasan tertentu … dengan sangat banyak pasien yang telah ditangani dengan sangat baik karena adanya RSA dokter Lie ini.

Nah, tentunya akibat karam kapal tadi RSA tidak lagi bisa melayani misi kemanusiaan seperti yang selama ini mereka lakukan lewat kapal apungnya, tetapi dokter Lie sempat berkata bahwa misi kemanusiaan yang dilakoninya bersama RSA tidak akan berhenti alias masih ada kelanjutannya.

Berarti akan ada kapal lain yang segera akan disiapkan dengan segala kelengkapan medisnya, ya kan? Inilah yang saat ini sedang dilakukan, lewat “kapal donasi” yang disokong sementara ini oleh 10.000 lebih donatur yang telah mengirimkan dana dengan berbagai nominal tentunya.

Terkumpulnya 13 miliar lebih per tanggal 22 Juni 2021 kemarin saya yakin masih akan bertambah, tidak hanya sangat cepat tetapi juga rupiah yang semakin banyak. Bukan tak mungki sampai akhir bulan nanti akan tembus setidaknya 15 miliar … atau malah sampai 20 miliar rupiah?

Setahu saya memang tidak murah untuk mewujudkan proyek RSA ini. Proyek besar yang tidak hanya membutuhkan kapal berukuran cukup besar, tetapi juga dengan segala kelengkapan peralatan medis hingga kasur-kasur untuk merawat pasien yang dilayani lewat RSA itu nantinya.

Saya sempat membaca berita pada akhir 2019 lalu, dokter Lie menyatakan dibutuhkan dana yang sangat besar untuk mewujudkan misi kemanusiaan lewat kapal apung, yang disebut pertama kali berlayar untuk melayani pasien sejak Maret 2013 itu.

Saat itu dokter Lie mengaku bahwa misi kemanusiaan yang dilakukannya itu memerlukan dana hingga puluhan miliar rupiah untuk dapat melayani dengan optimal, karena proyek mulia ini sepenuhnya mengandalkan dana dari donasi, juga usaha dana yang dilakukan oleh tim doctorShare.

Wow … amazing … marvelous … marvelous! Cuma itu yang bisa saya ungkapkan saat membaca kilas balik sejarah RSA ini, juga membaca berita karamnya RSA dan program donasi yang sedang dilakukan.

Kalau mau pada ikutan, bisa mengintip akun IG dari Denny Siregar karena di sana ada unggahan gambar beserta nomor rekening bagi yang mau berpartisipasi.

Hanya sedihnya, berita donasi ini kok terkesan sepi gaungnya ya … padahal program RSA sangat bagus dan sangat pantas untuk diberitakan, jauh melebihi berita donasi-donasi terkait membela Palestina yang beberapa waktu lalu sempat ramai. Masa’ cuma berita karam kapalnya sih yang diangkat?

Saya bahkan berharap dokter Lie kembali diundang oleh Andy F. Noya, seperti yang dahulu pernah dilakukan. Program acara ini bahkan sempat memberi penghargaan Kick Andy Hero pada 2014 silam karena dianggap sangat berjasa kepada masyarakat luas melalui program RSA tersebut. Yes, dokter Lie dan segenap timnya memang pantas dianggap pahlawan!

Selain itu, harapan lain yang masih tertunda terlepas dari karamnya RSA ini juga masih ada, yakni agar semakin banyak RSA-RSA lain yang bisa dihadirkan untuk masyarakat di negeri ini, dengan para dokter, perawat, hingga awak kapal yang “sama gilanya” dengan seorang dokter Lie, yang kerap disebut “dokter gila” karena proyek RSA-nya itu.

Begitulah kura-kura…

sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *