KETERISIAN RUMAH SAKIT RUJUKAN DI KOTA TASIKMALAYA LEBIH DARI 100 PERSEN

TEMPO.CO, Tasikmalaya – Tingkat keterisian atau bed occupancy rate (BOR) sejumlah rumah sakit rujukan di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, melebihi angka 100 persen. Salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, kemarin mencapai 120 persen.

Kedatangan pasien melebihi kapasitas ruangan yang tersedia di RSUD dr Soekardjo, membuat sejumlah pasien mengantre di ruang Instalasi Gawat darurat (IGD). Bahkan belasan pasien terpaksa menunggu di lorong IGD lantaran masuk dalam daftar tunggu untuk dipindahkan ke ruang isolasi.

Pantauan Tempo, Selasa 22 Juni 2021, sekitar pukul 17.30 WIB, belasan pasien terlihat terbaring di atas ranjang beroda. Sebagian dari mereka menempati sebuah lorong di sisi kiri pintu masuk IGD. Seorang keluarga pasien rujukan dari Puskesmas Cibeureum, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, mengaku datang ke IGD RSUD dr Soekardjo, pukul 13.00 WIB. Hingga pukul 17.30 WIB, terpaksa menempati lorong lantaran belum mendapat ruangan.

“Jangankan ditempatkan di ruangan, diperiksa juga belum. Ini (pasien) ditempatkan di sini oleh petugas karena semua ruangan penuh. Enggak tahu harus gimana lagi, padahal sudah mau malam,” keluh keluarga pasien yang enggan menyebut identitasnya kepada Tempo.

Wakil Direktur RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya, Deni Diyana mengatakan pasien Covid-19 yang datang melebihi kapasitas kamar isolasi yang tersedia. RSUD dr Soekardjo memiliki kapasitas ruang isolasi 130. Meski sudah menambah kapasitas kamar isolasi, karena terus terjadi peningkatan, RSUD dr Soekardjo tak mampu menampung pasien.

“Ini terjadi karena pasien yang datang tidak hanya dari Kota Tasikmalaya, ada (yang) dari Kabupaten Tasikmalaya, termasuk beberapa yang dirujuk,” jelas Deni.

Pihak manajemen RSUD dr Soekardjo hingga kemarin belum bisa menambah kapasitas ruang isolasi karena masih banyak juga pasien umum yang harus segera ditangani.

Dari data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan beberapa hari terakhir. Pada Selasa 22 Juni 2021, lima rumah sakit rujukan terisi penuh. BOR di RS Dewi Sartika mencapai 104,11 persen, RS TMC 100 persen, RS Permata Bunda 100 persen, RSUD dr Soekardjo 120 persen.

Di hari yang sama, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya juga mencatat akumulasi kasus Covid-19 sudah mencapai 7.845 kasus. Dari jumlah tersebut sebanyak 727 orang masih menjalani isolasi, 6.943 orang sudah sembuh, dan 185 orang meninggal dunia.

Selain itu, di Kota Tasikmalaya, dari 69 kelurahan yang tersebar di 10 kecamatan, hanya ada satu kelurahan yang berstatus zona hijau. Lainnya berstatus zona oranye dan sebagian besar zona merah.

Untuk mengatasi membeludaknya pasien di sejumlah rumah sakit rujukan, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya menerbitkan surat instruksi kepada seluruh rumah sakit di daerahnya untuk membuka layanan ruang isolasi Covid-19 dan ruang intensif. Pembukaan dua spesifikasi ruangan itu sesuai peraturan berlaku yang mengharuskan minimal sebanyak 20-40 persen tempat tidur rawat inap untuk pasien Covid-19. Itu dilakukan karena bed occupancy rate atau tingkat keterisian tempat tidur pasien di Kota Tasikmalaya kini mencapai 98,58 persen.

Selain peningkatan jumlah kasus positif Covid-19, di Kota Tasikmalaya juga terjadi peningkatan angka kematian dalam beberapa hari terakhir. Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tasikmalaya, Indra Risdianto menyebut beberapa hari terakhir terjadi peningkatan angka kematian pasien corona. Senin 21 Juni 2021 misalnya, ada lima orang meninggal, sedangkan Selasa 22 Juni 2021 terdapat dua orang yang meninggal.

Jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Kota Tasikmalaya jelas Indra, total mencapai 185 orang. Sebagian jenazah pasien Covid-19 dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Aisya Rashida di Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari, yang berkapasitas 530. Hingga kini di pemakaman itu sudah terisi 111.

“Tidak semua jenazah pasien Covid-19 dimakamkan di TPU Aisya Rashida, ada sebagian di tempat pemakaman umum lainnya atas permintaan keluarga. Namun tentunya harus memenuhi beberapa persyaratan, terutama izin dari warga sekitar tempat pemakaman,” jelas Indra kepada Tempo.

Dalam sebulan terakhir, terdapat 63 orang meninggal yang dimakamkan di Kota Tasikmalaya. Termasuk 10 di antaranya jenazah pasien Covid-19 yang meninggal di luar daerah Kota Tasikmalaya. “Ada yang meninggal di luar kota dimakamkan di sini. Ya, itu atas permintaan keluarga juga,” tandasnya.

Terjadinya lonjakan kematian akibat wabah ini kata Indra, tak membuat para petugas dan relawan kewalahan lantaran personel cukup memadai. Personel yang bertugas untuk pemakaman pasien Covid-19 berjumlah 16 orang, didukung enam orang personel dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan enam orang untuk pemulasaraan, dan dari Dinas Kesehatan satu orang.

Untuk mengantisipasi lonjakan Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya mengeluarkan larangan warga luar kota untuk berkunjung ke kawasan pusat perbelanjaan di kotanya. Pemkot juga melarang warganya untuk bepergian ke luar daerah. Seluruh pusat perbelanjaan juga dibatasi.

Pusat kota juga dilakukan pembatasan, seperti pusat perbelanjaan yang berada di Jalan HZ Mustofa, Kota Tasikmalaya, saban hari ditutup mulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB pagi mulai Senin 21 Juni 2021. Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf mengatakan langkah itu diambil sebagai salah satu upaya menekan penyebaran wabah yang grafiknya kembali menanjak. Ia tak ingin daerahnya kembali menjadi zona merah.

“Sekarang kita masih oranye, mendekati merah. Untuk menghindari menjadi zona merah, kita (lakukan) penyekatan parsial di pusat-pusat keramaian,” ujar Yusuf.

Pantauan Tempo, sejumlah jalan di pusat keramaian Kota Tasikmalaya, Selasa 22 Juni 2021 siang, tetap seperti biasa. di Jalan HZ Mustofa misalnya, kendaraan lalu-lalang di antara para pejalan kaki di sepanjang trotoar dari kawasan Masjid Agung Kota Tasikmalaya ke arah Jalan Nagarawangi. Sebagian besar pejalan kaki memakai masker dan menjaga jarak, ada juga beberapa orang yang tak memakai masker dan berjalan tanpa menjaga jarak. Para pedagang kaki lima juga terlihat sibuk dengan aktivitas mereka.
sumber: tempo.

This entry was posted in Berita, Informasi Kesehatan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *