KAPOLRI KEMBALI TUNJUKKAN TIDAK BECUSNYA ANIES!

Ninanoor – Rencana pembongkaran jalur sepeda permanen di kawasan Jalan Sudirman – Thamrin mengandung satu hal yang menohok Anies dengan telak. Yakni kurangnya perencanaan dan terbuangnya duit rakyat. Seandainya Anies ngobrol dulu di sana sini, bahkan kalau perlu ngobrol sama DPR RI, pembangunan jalur sepeda permanen hingga puluhan miliar rupiah itu bakal tidak terjadi. Sangat disayangkan mengapa Anies tidak konsultasi dengan berbagai pihak terkait. Kelakuannya tidak berubah dengan ketika dia mulai menjabat jadi gubernur dulu dan menata (baca: mengobrak abrik) Tanah Abang.

Anies tidak bisa berkelit, saat Kapolri mengemukakan rencana pembongkaran jalur sepeda itu. Yang mengusulkan kan DPR RI, wakil rakyat. Dengan alasan yang logis, menghindari diskriminasi pengguna jalan dan mencegah permintaan fasilitas serupa dari komunitas lain. Anies mau bilang apa lagi? Koplaknya, bentuk protes dari Anies malah dia wujudkan dengan cara yang super blunder koplak. Sehari sebelumnya dia minta warga Jakarta jangan keluar rumah, besok paginya dia pamer sepedaan bersama keluarganya. Lalu pagi ini dia minta kembali agar keluarga di Jakarta di rumah saja, terkait banyaknya anak yang terpapar virus Covid. “Anak-anak biarkan bermain di rumah saja demi keselamatan semuanya,” ujar Anies Sumber. Makin koplak! Terus ngapain Anies bawa anak-anaknya sendiri sepedaan hari Minggu lalu? Mencla mencle.

Terkait pandemi Covid, kemarin Kapolri kembali mengungkap betapa tidak becusnya Anies bekerja. Sehubungan dengan angka Covid di Jakarta yang sedang meledak, tempat isolasi mandiri pun jadi terbatas, hampir penuh. Wisma Atlet Kemayoran penuh! Sumber Wisma Atlet Pademangan juga penuh! Sumber. Sementara angka Covid terus melonjak. Kemarin Senin (21/6) saja ada 5.582 tambahan pasien Covid. Sehingga kalau ditotal, ada sekitar 32 ribu orang di Jakarta dalam kondisi positif Covid Sumber.

Pada awal Juni, tepatnya tanggal 7 Juni 2021, cnnindonesia.com memuat berita yang berjudul ”Anies Tambah Tempat Isolasi Pasien Covid, Dari 3 Jadi 29” Sumber. Disebut bahwa Gubernur Anies menambah tempat isolasi pasien Covid, yang tertuang dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 675 tahun 2021, yang ditandatangani Anies pasa 31 Mei 2021. Isinya adalah menambah 29 tempat isolasi terkendali untuk pasien dan 6 tempat penginapan khusus bagi tenaga kesehatan. Antara lain di Graha Wisata TMII, Hotel Grand Mansion Menteng, Masjid Raya KH Hasyim Ashari, Rusun Nagrak Cilincing, beberapa SMP dan SD, dan beberapa GOR (gelanggang olah raga). Lengkapnya bisa dibaca di artikel sumber cnnindonesia.com.

Sekali lagi, Kepgub ditandatangani pada tanggal 31 Mei 2021. Dan kemarin sudah tanggal 21 Juni 2021. Sudah 21 hari berlalu. Sepertinya cukup ya buat mengatur-ngatur lokasinya. Toh sudah ditentukan di mana, tinggal mengatur tempat tidur, dan fasilitas lainnya. DKI Jakarta kan ibu kota negara, gampang mencari segala macam barang. Soal anggaran mestinya sudah dihitung dong ketika Anies bikin Kepgub itu.

Tapi apa yang terjadi? Kemarin, tanggal 21 Juni 2021, Kapolri akhirnya “teriak” ke Anies, menagih tambahan tempat isolasi pasien tersebut. Loh? Artinya dari awal Juni tidak juga dikerjakan? “Kami mengimbau kepada pemerintah daerah, pada rekan-rekan untuk bisa ikut segera merealisasikan 31 wilayah yang akan digunakan untuk kegiatan isolasi mandiri terpadu,” kata Kapolri Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers, usai rapat terbatas dengan presiden dan menteri kemarin Senin (21/6) Sumber.

Jadi dari mengeluarkan KepGub itu, Anies ngapain aja? Apa dia kira dengan keluarnya KepGub, lalu tempat isolasi tersebut auto-muncul dan siap pakai? Mungkin dengan bantuan jin? Sehingga bagi Anies, tidak perlu dikontrol lagi, tinggalkan saja buat “safari” sampai ke Sumedang, ngurusin panen padi dan ke makam Cut Nyak Dien sembari foto-foto diliput awak media. Lalu begitu balik dari Sumedang, tempat isolasi pasien tersebut semuanya sudah jadi. Cling!

Koplak bener! Sekali lagi Kapolri mengungkap betapa jeleknya dan tidak becusnya Anies dalam bekerja. Nggak suka ngobrol dengan lembaga-lembaga terkait. Minim perencanaan. Minim visi ke depan. Maunya menang sendiri, tapi hasil kerjanya akhirnya malah mesti dibongkar. Sementara yang satu ini tidak kunjung selesai. Sudah 3 minggu lho. Sedangkan angka Covid sudah meledak sekarang. Yaaa, gitu dehh… So, warga Jakarta, tetap putus asa dan jangan semangat! Yakinlah pada kekuatan Sunda Empire! Wokehhh! Selalu dari kura-kura!
sumber:seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *