KETIKA MATA NAJWA BERI PANGGUNG UNTUK ORANG SEPERTI ROCKY GERUNG BAHAS DANA HAJI

Xhardy – Polemik haji sudah lewat. Tak ada lagi yang bisa digoreng karena pemerintah Arab Saudi memutuskan meniadakan ibadah haji untuk jemaah internasional. Ibadah haji tahun ini khusus untuk warga lokal dan ekspatriat di sana.

Sebelum itu, polemik haji sungguh hingar bingar dan luar biasa. Goreng-menggoreng isu sangat kentara. Oposisi memperkeruh situasi dengan nalar bodohnya. Kadrun dengan sintingnya melontarkan sumpah serapah kepada pemerintah.

Mata Najwa pun tidak ingin ketinggalan kereta dan ikut membahas polemik ini. Tapi narasumbernya menjadi sorotan dan acara ini pun menjadi bulan-bulanan publik. Yamg diundang adalah orang sekelas Rocky Gerung. Orang yang katanya cerdas, penuh wawasan, filsuf. Padahal seting ngawur kalau sudah bicara. Yang penting menyerang pemerintah. Asal bicara pun tidak apa-apa, yang penting bicara dan jadi narsumber di mana-mana. Mungkin biar terkenal dan banyak yang menonton vlognya.

Sejumlah netizen di media sosial, menganggap tayangan Mata Najwa sudah turun kelas karena mengundang Rocky Gerung yang tidak punya kapasitas menganalisa terkait masalah haji.

“Dulu Mata Najwa Sangat2 Bermutu.. sekarang kualitas nya Ha Ha Ha..demi tetap masuk tv..apapun di jadikan bahan ..sprti ini..sdh jadi kualitas org2an sawah.yg mati rasa..,” tulis Vonny Hana Purba.

Bahkan ada netizen yang menyebut Rocky Gerung bukan muslim yang artinya sudah pasti tidak daftar haji, dan bukan pula ekonom tapi bisa jadi narasumber soal dana haji. Saya tak tahu soal ini. Tapi kalau itu benar, memang jadinya ngawur. Yang diundang siapa, bahas entah apa.

Dan yang paling parah adalah, Rocky Gerung mengaitkan nama Rizieq dengan pembatalan ibadah haji.

Rocky Gerung mengungkapkan, konteks kritikannya soal haji dipicu adanya surat teguran dari Duta besar Arab Saudi kepada Ketua DPR RI, Puan Maharani. Surat itu membantah apa yang diucapkan Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco sebelumnya mengenai informasi ada 11 negara yang memperoleh kuota haji, kecuali Indonesia.

Rocky Gerung lantas memaknai surat dari duta besar sebagai teguran diplomatik karena langsung menuju Ketua DPR RI, bukan melalui Departemen Luar Negeri.

Rocky Gerung juga menjelaskan soal penyebutan nama Rizieq. Dia menduga posisi Rizieq saat ini turut menjadi alasan Arab Saudi belum memberi kuota haji untuk Indonesia. Penyebutan nama Rizieq semata-mata berdasarkan analisisnya. Dia mengaku menganalisisnya berdasarkan diplomasi.

“Habib Rizieq saya pakai sebagai alat analisis. Saya kan biasa menganalisa politik internasional,” jelas Rocky Gerung.

Ngawur, kan? Baru kali ini saya begitu miris ada orang yang ngawur, tapi bisa diundang jadi narasumber acara TV yang sempat populer. Kalau merujuk pada logika Rocky, berarti baru kali ini pula, ada negara yang sangat baperan dengan negara lain karena satu orang pengecut yang tidak diperlakukan dengan baik. Masuk akal gak? Yang percaya analisis ini, mungkin sedang stres deh.

Menurut saya ini adalah fenomena yang mirisnya, lagi tren di negara ini. Orang yang tak kompeten diundang bicara. Orang tak jelas kompetensinya dimintai pendapatnya soal isu tertentu. Media atau TV memberi panggung pada orang yang sebetulnya tak pantas.

Lihat saja misalnya, media online yang ketika ada satu isu, tanyanya ke Novel Bamukmin. Tanyanya ke Haikal Hassan. Ini adalah pembodohan publik secara halus. Ditanya apa jawabnya apa. Orang model begini ditanya apa pun, ya pasti jawabnya pada ngawur. Ujung-ujungnya kriminalisasi ulama. Semua salah Jokowi. Jokowi harus mundur dari jabatannya. Ini adalah model pemberitaan yang sangat tidak berkualitas. Cenderung asal tayang, kayak sinetron. Seolah yang penting capai target.

Mereka ditanya apa, nanti dikait-kaitkan dengan komunis dan kebangkitan PKI. Ini bukan mencerdaskan tapi membodohkan publik. Entah siapa yang harus disalahkan, yang mengundang atau yang diundang.

Sebuah polemik, harusnya undang orang yang berkompeten, agar cepat selesai dan tidak berlarut-larut. Kalau yang dimintai pendapat adalah orang tak jelas, ya makin simpang siur. Publik makin bingung. Apalagi jika yang bersangkutan punya agenda lain, atau pernah divonis menderita sakit hati. Hasilnya bakal bias dan berat sebelah. Masalah makin runyam.

Bagaimana menurut Anda?

sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *