ZIARAH KE MAKAM PENDIRI PO SINABUNG JAYA UNTUK BIG BUS SINABUNG JAYA – 10

Bebere (keponakan) kami Turah Malem Sitepu dan senina (saudara) kami Sovyan Ginting Munte (Pa Marta/Kembar) yang tinggal di Medan telah memenuhi permintaan kami (maaf kami tinggal di Jakarta) untuk melakukan tradisi zirah ke makam pendiri PO. SINABUNG JAYA di desa Gurukinayan.

Hal ini kami lakukan karena abang kami Rumah Pudung Sembiring (Pa Melda) serta adik kami Eriwan Sembiring (Pa Andy) dan Resmond Jaya Sembiring (Pa Irvan) yang biasa menemani kami melakukan tradisi ini telah lebih dulu menghadap Tuhan Yesus di Surga, oleh sebab itu maka kami mohon bantuan mereka untuk melaksanakan tugas mulia ini bagi keluarga besar PO. SINABUNG JAYA.

Ziarah ini telah dilakukan hari ini Sabtu 12 September 2021 jam 18.00 ke makam orang tua kami Reti Sembiring Gurukinayan (pa Kueteh) / ibunda Releng bru Sitepu dan juga adik kandung orang tua kami Rekat Sembiring Gurukinayan (pa Nimpan) / Goto bru Sitepu, adalah pendiri dan pemilik PO. SINABUNG JAYA yang berdiri sejak tanggal 01 April 1961 di Berastagi Kabupaten Karo Sumut.

Makam orang tua kami terletak di tengah ladang Tambak Rahu sekitar 250 meter dari pancuran / tapin ‘Lau Pirik’ tempat pemandian umum di pinggir desa Gurukinayan Kecamatan Payung Kabupaten Karo Sumut. Sedangkan Rumah Adat ‘SIWALUH JABU’ (rumah yang dihuni delapan kepala keluarga) yang di desa tersebut dinamai Rumah Pudung (RT) Kesain Rumah Tengah (RW) bersebelahan dengan pancuran desa tersebut.

Desa Gurukinayan telah ditinggal pergi oleh warganya sejak erupsi gunung Sinabung yang awalnya terjadi pada hari Minggu dini hari tanggal 15 September 2013 yang tiada henti atau hanya beberapa hari setelah menjalankan tradisi keluarga sejak puluhan tahun yang lalu sejak orang tua kami yang awalnya hanya sebagai kenek dan supir bus sejak jaman Belanda/ Jepang berubah profesi menjadi pengusaha perusahaan otobus, untuk lebih jelasnya silahkan klik Sejarah PO. SINABUNG JAYA di www.sinabungjaya.com.
Tradisi yang dijalankan oleh orang tua kami asal ada armada yang masuk bergabung ke PO. SINABUNG JAYA dilakukan mohon doa restu ke rumah kakek kami yang berlokasi di juma/ ladang ‘Lembut’ dan kemudian berubah menjadi tradisi ziarah ke makam kakek kami sejak kakek kami dipanggil Tuhan Yesus pada tahun 1962 di desa Berastepu yang juga telah ditinggal pergi warga desanya akibat dampak erupsi gunung Sinabung yang masuk zona merah. Berastepu adalah asal desa kedua ibu kami Releng bru Sitepu (nande Kueteh) dan Goto bru Sitepu (nande Nimpan), sedangkan kakek kami dari ayah tidak pernah dilakukan karena makamnya di TPU umum sudah hilang tidak berbekas lagi.

Kalau dulu kunjungan ke desa Gurukinayan dilakukan ayah beserta kekuarga hanya untuk temu kangen dengan keluarga, maka setelah ayah kami yang meninggal tanggal 20 September 1964 dalam usia 59 tahun, maka tradisi ini kami lanjutkan sekalian untuk ziarah ke makam orang tua kami dan juga ke makam kakek kami di desa Berastepu serta makam keluarga adik perempuan ayah kamu bibi tengah / tante Banta Muli bru Sembiring (Nd. Budi Singarimbun) di desa Tiganderket.

Pada hari Selasa tanggal 10 September 2013 kami mengadakan ziarah ke makam orang tua kami dan menginap satu malam di desa Gurukinyan karena bus no. 150 & 200 yang dikirim dari Jakarta akan bergabung dengan PO. SINABUNG JAYA, dan baru keesokan harinya pada sore hari Rabu 11 September 2013 kami kembali ke Medan.
Kemudian setelah 3 hari meninggalkan desa Gurukinayan dan desa Sukameriah, terjadilah musibah yang membuat semua seperti membalikkan tangan karena pada dini hari jam 04.30 wib Minggu 15 September 2013 terjadi erupsi gunung Sinabung yang tiada henti walaupun ada jeda beberapa bulan tahun 2019 sampai bulan Agustus 2020 yang membuat suasana desa tersebut berubah total karena warga desa harus mengungsi tanpa membawa pakaian dan sebagainya ke daerah aman yang masih dalam suasana gelap gulita agar selamat dari musibah tersebut ke desa tetangga yang dianggap masih aman.

Akibat erupsi gunung Sinabung pada bulan September 2013 ketiga desa tetangga di sebelah timur dari desa Gurukinayan yaitu desa Sukameriah, Bakerah dan Simacem telah habis ditutupi lahar dingin dan hilang dari peta desa Kabupaten Karo, sedangkan desa Gurukinyan hanya sebagian di sebelah timur yang tertutup lahar dingin.

Adapun maksud ziarah kali ini yang sudah merupakan tradisi keluarga tersebut di atas dikarenakan pada beberapa bulan yang lalu bergabungnya big bus SINABUNG JAYA No. 10 ke perusahaan otobus PO. SINABUNG JAYA.
Pada kesempatan ini saya mohon maaf kepada keluarga karena kami telah lalai melaksanakan tradisi keluarga tersebut walaupun kami sudah diingatkan beberapa bulan yang lalu oleh senina kami Sovyan Ginting dan bebere kami Turah Malem Sitepu mengenai tradisi ziarah tersebut dan setelah saya klik di www.sinabungjaya baru kami menyadari bahwa tradisi pada bulan September 2020 itu yang diwakili oleh keponakan kami Wajib Batunanggar beserta cucu adalah untuk bus medium Sinabung Jaya 200 yang dipindahkan daerah operasinya di Bagan Batu Riau dan bukan untuk big bus Sinabung Jaya 10, untuk itu mohon maaf kepada keluarga.

Apabila tradisi ini dilakukan biasanya kenderaan yang bergabung sekaligus digunakan untuk kenderaan keluarga, tapi karena bus nya besar dan situasi tanjakan yang cukup tajam ke gunung dan kemungkinan bus ini akan mengalami kendala teknis, bus tersebut hanya sampai dan parkir di desa Sembahe Kabupaten Deli Serang, dan keluarga akan melanjukan perjalanan ke desa Gurukinayan dan desa Sukanalu Simbelang dengan kenderaan pendamping.

Karena waktunya terbatas maka kali ini tidak dilakukan ziarah ke makam keluarga kakek di desa Berastepu dan juga keluarga bibi tengah di desa Tiganderket, akan tetapi dilanjutkan ke makam keluarga bapak mertua Ulung Sitepu (Pa Timur) yang berlokasi di ladang pinggir desa sebelah kanan sebelum desa Sukanalu Simbelang dari arah desa Tiga Panah.
Makam keluarga di desa Sukanalu disamping makam bapak dan ibu mertua juga dimakamkan disana ipar kami Dharma Bakti Sitepu (Pa Damenta) dan adik kami Karya Bakti Sitepu dan juga kakak kami Marhaeni Derita bru Sitepu (Nande Ella) serta makam bibi kami kakak perempuan bapak mertua keluarga Nande Dokan bru Sitepu serta adik perempuan Nande Yeni bru Sitepu.

Acara ziarah ini selesai dengan baik dan berakhir di desa Sukanalu Simbelang pada hari ini Sabtu 12 Juni 2021 jam 20.10 malam, dan senina kami Sovyan Ginting dan bebere kami Turah Malem Sitepu kembali ke Medan dan bersama dengan big bus SINABUNG JAYA 10 yang sudah menunggu mereka di desa Sembahe.

Demikianlah yang dapat kami informasikan, terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca informasi ini, dan salam SINABUNG JAYA perusahaan otobus milik kita bersama.(rophian sembiring)

This entry was posted in Berita, Berita dan Informasi Utk Takasima, Informasi Untuk Kab. Karo, Taneh Karo Simalem. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *