AKU KRISTEN, DIA ISLAM, KAMI BERSAUDARA

Cerita donor darahku malam ini

Tiba² seorang ibu mendatangiku ketika Aku sedang antri menunggu giliran mendonorkan darah di PMI Kota Bandung.

“Bapak pendonor sukarela?”, tanyanya sopan.

“Iya, benar.”, jawabku.

“Kalau boleh tahu, apa golongan darah Bapak?”, tanyanya lagi.

“B+. Memangnya kenapa?”

“Boleh Saya minta ijin agar darah Bapak didonorkan kepada ibu Saya?”, tanyanya lagi. “Ibu Saya sedang dirawat di rumah sakit, dan butuh transfusi darah golongan B.”, jawabnya lirih.

“Eh, tentu saja boleh.”, jawabku spontan. “Memangnya ibunya sakit apa?”.

“Pembengkakan jantung. Juga kena covid.”, jawabnya.

“Wah, Saya senang sekali kalau bisa membantu.”, jawabku. “Selama ini sudah puluhan kali mendonorkan darah Saya tak pernah tahu darah Saya didonorkan kepada siapa. Baru kali ini Saya tahu darah siapa digunakan oleh siapa.”.

Jujur, Aku memang senang. Bahagia rasanya bisa membantu orang. Sebab Akupun pernah dibantu orang,.walau dalam kebutuhan yang berbeda.

Akhirnya donor darah selesai. Ibu Uni mengucapkan terimakasih karena sudah mendapatkan darah yang dibutuhkan ibunya. Kebetulan ibunya berusia 76 tahun. Beda sedikit dengan usia ibuku yang 78 tahun. Donor kali ini mau tak mau membuatku teringat ibuku, yang januari lalu juga terkena covid 19, dan sudah sembuh. Akupun berdoa dalma hati agar ibunya Bu Uni juga disembuhkan dari semua penyakitnya.

Sebelum berpisah kamipun saling berbagi no telepon.

“Sekarang kita sudah jadi saudara sedarah.”, kataku sambil tersenyum. Darahku untuknya, dan persaudaraannya untuk kami.

Bukankah hidup berbagi itu sungguh indah?

fb Leo Tarigan

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *