MUNARMAN KECAM PENEMBAKAN MATI PENYERANG MABES POLRI

Xhardy – Munarman mengecam penembakan terhadap terduga teroris perempuan Zakiah Aini. Menurut dia, harga nyawa manusia di Indonesia terlalu murah.

Munarman mengaku prihatin setelah melihat cuplikan video amatir detik-detik ditembaknya terduga teroris Zakiah Aini di Mabes Polri. “Itu yang kita prihatinkan. Terlalu mudah, terlalu murah harga nyawa manusia di Indonesia ini, dan itu berulang-ulang kejadian seperti itu,” kata Munarman.

Menurut Munarman, teroris bisa dilumpuhkan, bukan dibunuh. “Apalagi, kan, ini perempuan. Bisa dilakukan penembakan pelumpuhan itu pada kaki. Katakanlah pada tangan, katakanlah dia pemegang senjata bisa di bagian tangannya,” kata Munarman.

Orang ini kapan diperiksa polisi ya? Cari masalah melulu ini orang.

Nyawa manusia murah? Bukankah teroris yang justru membuat nyawanya sendiri jadi murah dan seolah tak berharga?

Terduga teroris itu sudah berhasil masuk ke area dalam Mabes Polri dan mengacungkan senjata api ke arah petugas yang berada di pos pengamanan. Pelalu bahkan melontarkan enam kali tembakan ke arah polisi yang berjaga. Dalam kondisi begini, siapa yang tidak panik? Adrenalin pasti berdesir kencang, ini soal hidup mati. Diserang secara tiba-tiba tanpa ada persiapan sebelumnya tentu saja bikin mereka sulit berpikir. Kalau pun teroris ditembak hingga tewas, mau gimana lagi?

Munarman ini sungguh keterlaluan dan selalu memperkeruh situasi. Sejak Rizieq diciduk, orang ini seolah jadi pengganti dan bikin kisruh dengan mulutnya yang sering ugal-ugalan itu.

Sebelum menyerang Mabes Polri, pelaku sudah bikin surat wasiat, meminta keluarganya berhenti berhubungan dengan bank (kartu kredit) karena itu riba dan tidak diberkahi. Pesan berikutnya adalah agar mamanya berhenti bekerja menjadi Dawis yang membantu kepentingan pemerintah thogut. Bahkan dia juga mengimbau agar tidak membanggakan kafir Ahok.

Orang yang sudah menulis surat seperti ini, dipastikan sudah bosan hidup dan sudah komitmen 100 persen untuk mati. Dia sendiri yang membuat nyawanya murah. Dia siap mati, masa Munarman protes dia ditembak mati? Bukankah itu harapan pelaku yang ingin mati? Dia punya harapan setelah mati, entah apa itu, biarkan dia pergi ketimbang bikin rusuh di negara ini dengan tindakan yang meresahkan. Bahkan harusnya polisi harus diberikan ucapan terima kasih karena secara tidak langsung telah mengantarkannya ke tujuan yang dia inginkan.

Atau jangan-jangan Munarman lebih memilih polisi yang tertembak? Pernah dengar dia nangis dan simpati dengan korban terorisme? Kebanyakan lebih mengutuk pelaku yang mati konyol. Kacau sekali orang ini. Kapan pemerintah menindak tegas orang seperti ini? Kurang aja betul ini orang.

Kalau Munarman merasa nyawa manusia murah, bagaimana dengan korban teror bom di Makassar? Bagaimana dengan bom di Surabaya beberapa tahun lalu yang memakan korban jiwa tak bersalah? Mereka ingin hidup wajar, tapi dimatikan lewat bom. Bukankah pelalu teror itu lebih biadab dan tak punya otak? Mau mati tapi memaksa orang lain mati dengan mengenaskan. Siapa yang lebih biadab di sini? Kalau mau mati sendiri, tak ada yang peduli, silakan aja naik gunung, lompat dari atas, atau tenggelamkan diri ke sungai tengah malam. Jangan libatkan warga tak bersalah atas nama agama.

Kalau mau adil, jangan salahkan siapa pun kecuali pelaku teror yang niatnya bunuh diri dengan mengajak orang lain seolah nyawa orang lain itu murahan dan berhak memaksa mencabut nyawa orang lain.

Bahkan Kapolri Listyo Sigit Prabowo sebelumnya menyebut jika pelaku penyerangan Mabes Polri ternyata berideologi ke IIS. Kapolri juga menyebut jika pelaku merupakan lone wolf atau penyerang seorang diri. Ini sama dengan pelaku pengemboman di Makassar yang pernah berbaiat ke IIS di markas FPI.

Terus kalau misalnya pelaku menembak dan kebetulan ada polisi tewas tertembak, apakah Munarman berani kecam pelaku? Prettt lah.

Benci pemerintah bilang aja. Bilang aja sakit hati junjungannya masuk penjara. Sakit hati tak ada logika. Bikin ulah dan bergaya mirip preman tapi merasa paling suci dan merasa paling berhak mengutuk orang lain. Padahal diri sendiri yang harus dikutuk karena kelakuan tak beretika.

Bagaimana menurut Anda?

sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *