SEDIH, RIZIEQ CURHAT DIRINYA DIPAKSA, DIDORONG, DIHINAKAN SAAT MENOLAK SIDANG VIRTUAL

Xhardy – Kemarin hari Jumat. Itu adalah hari di mana Rizieq kembali menjalani sidang. Sebelumnya saya baca di media, dikatakan bahwa Rizieq akan dihadirkan di ruang sidang untuk mengikuti persidangan secara langsung setelah sebelumnya kuasa hukumnya protes soal sidang virtual.

Tapi entah kenapa sidang masih virtual. Belum ada penjelasan. Tapi saya rasa ini tidak penting, karena bukan keberadaan Rizieq yang melainkan keterangannya yang penting. Lagi pula kalau Rizieq datang ke sidang langsung, pasti para pendukung liarnya akan membludak dan bikin onar. Tiap kali mereka berkerumun, pasti ada aja masalah dan kekacauan. Jadi memang ada baiknya virtual saja.

Ada sebuah cerita, lebih tepatnya curhatan dari Rizieq saat dirinya akhirnya dibawa ke ruangan yang disiapkan untuk mengikuti sidang virtual di Rutan Bareskrim Polri.

Saat tiba, Rizieq mengeluhkan kepada hakim bahwa dirinya dipaksa dan dihinakan oleh petugas yang membawanya ke ruang sidang. “Saya didorong, saya tidak mau hadir. Saya sampaikan ke majelis hakim, saya tidak ridho dunia akhirat. Saya dipaksa, didorong, dihinakan,” kata Rizieq.

Rizieq tetap ngotot tidak bersedia mengikuti sidang secara online. Dia bahkan mempersilakan majelis hakim untuk melanjutkan sidang bila tetap dilakukan secara online tanpa kehadiran dirinya. “Saya ikhlas, saya rida, saya tunggu vonisnya dari dalam sel, berapa pun yang ditetapkan, saya rida. Jadi saya tidak pernah mendapatkan keadilan kalau sidangnya melalui online,” kata Rizieq.

Sementara itu, hakim menilai Rizieq tak bisa dihadirkan ke pengadilan karena berpotensi menimbulkan kerumunan yang besar di tengah pandemi. Apalagi untuk mengamankan jalannya sidang ini, diterjunkan 1.859 personel kepolisian. Ini untuk sidang virtual saja. Bayangkan berapa banyak tambahan personel yang diperlukan jika Rizieq hadir langsung di persidangan. Bakalan ramai, riuh, ribut bahkan kemungkinan ricuh.

Selama pandemi ini, alasan sidang virtual bisa digunakan. Dan mungkin bisa dibilang ada bagusnya. Kalau tidak pandemi, tidak ada alasan sidang dilakukan virtual dan pendukungnya malah makin beringas.

Mari kita curhat tentang apa yang Rizieq curhatkan. Dia merasa dipaksa dan dihinakan. Dipaksa karena tidak mau hadir sidang virtual adalah hal yang wajar. Rizieq adalah tersangka dan terdakwa, masih mau merasa imam besar yang mau seenak jidatnya. Rizieq ini benar-benar banyak tingkah dan ulah. Mentang-mentang selama ini dipuja pendukung bodoh, lantas jadi arogan dan tidak boleh ada yang memaksanya.

Hakim sempat bertanya apakah Rizieq bersedia mengikuti jalannya sidang, tapi Rizieq tidak menjawab. Hakim bertanya lagi apakah Rizieq tidak mau menjawab, Rizieq juga tak memberi jawaban. Hakim mengingatkan Rizieq sebagai terdakwa adalah wajib hadir di persidangan. Rizieq juga tidak berkata apa pun. Hakim pun menganggap Rizieq tak mau gunakan hak untuk pembelaan dan terpaksa perintahkan JPU untuk membacakan surat dakwaan.

Gaya Rizieq sungguh menggelikan. Arogan dan tidak tahu etika. Sudah jadi terdakwa pun masih sombong dan melawan.

Wajar kalau dia dipaksa ikut sidang. Bandelnya bukan main, mirip anak yang tidak mau buka mulut saat menyuapi makanan.

Rizieq juga mengaku dihinakan. Apanya yang dihinakan? Bukankah melalui kelakuannya sendiri, dia yang justru membuat dirinya terhina? Bagaimana dengan ucapannya yang kasar, yang suka marah-marah, bahkan beberapa kali terkesan menghina pemerintah, memaki pihak lain, caci maki siapa pun yang dia anggap musuh? Dia sering menghina orang lain lewat kata-kata kasar tapi sekarang berani curhat dihinakan.

Apa dia mau play victim kayak SBY? Basi. Tidak ada yang mau percaya. Kesalahan Rizieq sudah bertumpuk. Mau play victim pun tidak akan ada yang mau bersimpati kecuali pemdukungnya sendiri. Apa dia merasa dia ini ulama dan imam besar sehingga tidak boleh ada yang menyentuhnya?

Orang sering lupa saat dirinya menghina dan merendahkan orang lain, tapi saat dirinya direndahkan (itu pun menurut versinya yang konyol) malah ngamuk-ngamuk tak terima. Jangan sedikit-sedikit merasa jadi korban. Berapa banyak yang telah dirugikan akibat perbuatan Rizieq dan pendukungnya yang tak bisa diatur itu? Kalo mau dihormati, tunjukan akhlak dan moral yang bener. Kuasa hukumnya aja main teriak-teriak gitu.

Bagaimana menurut Anda?

sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *