KENAPA JADI JARANG MENULIS ?

Gara2 pak Peter F Gontha, saya jadi pengen sedikit cerita..

Dalam perjalanan panjang di media sosial, banyak menulis tentang radikalisme di Facebook, saya makin gelisah..

Semakin lama saya sadar, bahwa pembaca tulisan semakin berkurang. Dan usia mereka berkisar di 30 tahun keatas. Sedangkan kelompok radikal masuk ke usia-usia remaja, usia 15 tahun keatas. Mereka bergerak melalui konsep artis hijrah, mahasiswa, pengamen jalanan dan genk motor. Mereka membangun pasukan disana.

Dan benar. Ketika terjadi demo besar, anak2 itu yang diturunkan untuk berhadapan dengan aparat. Sedang penggeraknya ada di hotel mewah, makan makanan enak dan jumpa pers seolah-olah mereka perduli dengan situasi.

Saya sadar akhirnya, dunia sudah berubah. Untuk menjangkau remaja itu, saya harus masuk ke dunia audio visual. Harus mengubah diri dan memaksakan diri masuk kesana, meski itu bukan habitat saya. Saya penulis, sedikit introvert, bukan orang yang biasa tampil di media visual.

Tapi perubahan harus disambut. Maka, bersama beberapa teman, dibangunlah CokroTV di youtube sebagai saluran untuk menyampaikan pikiran. Sulit awalnya karena tidak terbiasa, tapi sekarang sudah lancar lahπŸ˜„

Teori saya benar. Penonton CokroTV sekarang sudah banyak usia 18an, mahasiswa dan remaja yang perduli pada negara. Dan akhirnya banyak yang terinspirasi untuk membuat hal yang sama di youtube. Pasukan di audio visual makin bertambah, jangan sampai media ini dikuasai kadrun dan dipakai untuk mencuci otak para remaja.

Kemudian saya kaget lagi ketika muncul animasi Nusa dan Rara, dan siapa yang ada dibaliknya. Gila. Mereka memang pintar dan adaptif dengan teknologi. Mereka sekarang menyasar anak2 juga. Dana dari mana mereka ? Sedangkan untuk bangun saluran youtube aja saya dan teman2 sudah ngos-ngosan..

Saya kontak beberapa orang, “Saya pengen bikin film. Bertarung dengan mereka disana. Film adalah media propaganda. Kalau kita tidak masuk kesana, selesai bangsa kita..”

Mereka ragu, kamu tahu apa tentang film ? Ditolak banyak orang, tapi gak menyerah karena kata menyerah tidak ada dalam kamus saya.

Setahun saya meyakinkan beberapa orang dan dengan penuh keraguan mereka memberikan logistik juga, meski minim tapi Alhamdulillah. Kami kuras semua yang kami punya untuk bergerak disana. Sekarang dalam proses editing, mudah2an 2-3 bulan lagi bisa tayang.

Pesan moralnya dari cerita ini adalah saya minta maaf kalau sekarang jarang nulis πŸ˜„

Dunia bergerak cepat, badan cuman satu, tapi setidaknya saya ingin kelak ketika pergi dari dunia ini, saya bisa meninggalkan inspirasi untuk anak2 muda supaya terus berkarya.

Dan semua karya itu, dalam bidang apapun, diniatkan sebagai bagian perjuangan dalam mencintai Indonesia. Karena mencintai tanah air adalah sebagian dr bukti keimanan kita..

Seruput kopinya, dan jangan lupa nanti kalau sudah tayang nonton yaaa…

Seruputtt..

Denny Siregar & fb

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *