LAPORAN INTELIJEN AS SOAL PEMBUNUHAN KHASHOGGI

Laporan intelijen AS soal pembunuhan Khashoggi, dilaporkan sebut Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman terlibat

Jamal Khashoggi disebutkan dibunuh secara brutal dan tubuhnya dimutilasi pada Oktober 2018 di konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada Oktober 2018.

Laporan rahasia intelijen Amerika Serikat yang akan diungkap Jumat (26/02) dilaporkan akan menyebutkan keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, dalam keputusan membunuh wartawan Jamal Khashoggi dua tahun lalu.

Tidak jelas seberapa banyak rincian laporan itu yang mengungkap keterlibatan putra mahkota dalam pembunuhan keji di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Khasoggi dilaporkan dimutilasi.

Presiden AS, Joe Biden, melakukan pembicaraan telepon untuk pertama kalinya dengan pemimpin Saudi, Raja Salman.

Gedung Putih mengatakan Biden memastikan bahwa AS mementingkan universal hak asasi manusia dan hukum.

Mohammed bin Salman membantah tuduhan keterlibatannya.

Khasoggi, yang dikenal kritis terhadap pemerintah Saudi, pergi ke konsulat di Istanbul pada Okotber 2018 untuk mendapatkan dokumen yang diperlukan untuk pernikahannya.

Pemerintah Saudi mengatakan kematiannya dengan tubuh dimutilasi adalah akibat “operasi” oleh tim agen untuk membawanya kembali ke Arab Saudi.

Lima orang semula dijatuhi hukuman mati karena kasus pembunuhan itu oleh pengadilan Saudi, namun hukuman mereka dikurangi menjadi 20 tahun penjara September tahun lalu.

Apa yang kita tahu soal laporan itu?

Laporan itu diperkirakan berisi bahwa putra mahkota menyetujui “dan kemungkinan memerintahkan” pembunuhan Khasoggi, menurut empat pejabat AS kepada kantor berita Reuters.

Mereka mengatakan badan intelijen AS, Central Intelligence Agency (CIA) – merupakan penyusun utama laporan itu.

Kejaksaan Saudi dan Putra Mahkota MBS menekankan mereka tidak mengetahui apapun tentang pembunuhan itu. Namun pada 2019, ia mengatakan “bertanggung jawab penuh sebagai pemimpin Arab Saudi, khususnya karena pembunuhan itu dilakukan oleh individu yang bekerja untuk pemerintah Saudi.”

NBC News melaporkan bahwa kajian intelijen itu bukan hal baru dan berdasarkan investigasi CIA yang dilaporkan pada 2018.

Menurut laporan itu, tidak ada “bukti,” namun para pejabat AS berpendapat operasi seperti itu memerlukan persetujuan putra mahkota Saudi.

Washington Post – media tempat Khasoggi bekerja – mengatakan saat itu kajian CIA sebagian berdasarkan telepon adik MBS, Pangeran Khalid bin Salman, yang saat itu menjadi duta besar Saudi untuk AS.

Pangeran Khalid, yang saat ini adalah wakil menteri pertahanan, diduga menelpon Khasoggi atas perintah kakaknya dan menjamin bahwa ia aman untuk pergi ke konsulat di Istanbul. Pangeran Khalid menyanggah ada komunikasi dengan Khasoggi.

Pada 2019, utusan khusus PBB, Agnes Callamard menuduh Saudi “sengaja melakukan eksekusi yang direncanakan” terhadap Khasoggi dan menyebut pengadilan tertuduh “berlawanan dengan keadilan.”

Mengapa diterbitkan sekarang?

Diterbitkannya laporan itu merupakan bagian dari kebijakan Joe Biden untuk kembali meluruskan hubungan dengan sekutu lama Arab Saudi dan mengambil sikap yang lebih keras dibandingkan pendahulunya, Donald Trump.

Pemerintahan Trump sebelumnya menolak menerbitkan laporan rahasia itu dan justru memusatkan langkah untuk meningkatkan kerja sama dengan Saudi.

Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan Rabu (24/02) bahwa Biden akan berkomunikasi dengan Raja Salman dan tidak langsung dengan putra mahkota, putra raja yang secara de fakto peminmpin Saudi.

“Kami menjelaskan bahwa dari awal kami ingin meluruskan hubungan dengan Arab Saudi,” katanya kepada wartawan.

Pemerintahan AS juga telah melakukan perubahan besar terkait kebijakan dengan Saudi, termasuk diakhirinya dukungan AS untuk operasi yang dipimpin Saudi di Yaman serta membekukan penjualan senjata dengan kerajaan itu.

Tagar di sosial media menjelang laporan dikeluarkan

Oleh Alistair Coleman, BBC Monitoring

Di media sosial, tampaknya sudah ada satu usaha menjelang laporan AS dikeluarkan. Usahanya adalah agar laporan itu terkubur dari cuitan Twitter orang-orang yang mendukung pemerintah Saudi.

Sebagian unggahan, terutama dari Saudi yang tinggal di pengasingan, menantikan laporan yang menyebut keterlibatan Putra Mahkota, Mohammed bin Salman (MBS), dan sebagian lain berupaya untuk mengalihkan perhatian.

Beberapa tagar terkait Jamal Khashoggi populer di Twitter dengan berbagai ejaan, termasuk “khasxoggi”, “Jamal” dan “shooggi”. Tagar-tagar ini disebutkan sebagai upaya untuk meredam tren dan membatasi kritikan terhadap MBS.

Ada juga cuitan yang mempertanyakan catatan hak asasi manusia. Sebagian menyinggung kematian warga AS di tangan polisi dan yang lainnya menyinggung insiden di penjara Abu Ghraib menyusul perang Irak.

Sulit untuk memastikan apakah ada upaya resmi untuk mengubur berita ini di media sosial. Ini karena, sebagian besar pengguna Twitter di Saudi sangat patriotik dan melihat kritikan terhadap MBS sebagai kecaman terhadap bangsa. Mereka juga aktif menanggapi isu apapun yang dianggap menyerang kerajaan.

Pengguna Twitter sangat besar di Arab Saudi dengan sekitar 20 juta pengguna, jadi upaya apapun melalui media sosial akan difokuskan di dalam negeri terlebih dahulu. Dan pesan-pesan berbahaya Inggris dapat juga digunakan untuk menenggelamkan unggahan tentang berita itu.

Bagaimana Jamal Khashoggi terbunuh?

Wartawan berusia 59 tahun itu terakhir terlihat memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 untuk mengurus dokumen pernikahannya dengan tunangannya yang berasal dari Turki.

Menurut jaksa Saudi, Khasoggi dibius dengan paksa setelah melawan, sehingga menyebabkan overdosis dan meninggal. Jenazahnya dimutulasi dan diserahkan ke “kolaborator” lokal di luar konsulat, menurut jaksa.

Jenazahnya tak pernah ditemukan.

Rincian soal pembunuhan ini terungkap dalam transkrip audio yang diperoleh intelijen Turki.

Jamal Khashoggi pergi ke konsulat di Istanbul, Turki pada 8 Oktober 2018 untuk mengurus dokumen pernikahan.

Khashoggi pernah menjadi penasihat pemerrintah Saudi dan dekat dengan keluarga kerajaan, namun hubungan itu renggang dan dia tinggal di pengasingan di AS pada 2017.

Di AS, ia menullis kolom sebulan sekali di Washington Post dan mengkritik kebijakan MBS.

Dalam kolom pertamanya, Khasoggi mengatakan ia takut akan ditahan dalam upaya Saudi mengejar penentang MBS di luar negeri.

Di kolom terakhirnya, ia mengkritik keterlibatan Saudi dalam konflik Yaman.
sumber: bbc

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *