ANIES ATAUKAH PANDEMI COVID-19 YANG BIKIN JAKARTA TAK LAGI MACET?

Ayyas – Sebagai kota metropolitan, Jakarta bisa dibilang merupakan salah satu kota yang tingkat kemacetannya sangat tinggi. Jakarta kerap masuk 10 besar kota paling macet di dunia. Macet seperti sudah menjadi makanan sehari-hari warga ibu kota.

Namun belakangan, menurut TomTom Traffic Index terbaru, Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia. Kini, Jakarta berada di posisi ke 31 dari total 416 kota lain, yang berarti kemacetan semakin berkurang. Informasi tersebut disampaikan lewat akun Pemprov DKI Jakarta, @DKIJakarta, Minggu (17/1/2021).

Prestasi ini kemudian dipamerkan oleh Anies di hadapan Presiden Jokowi dan beberapa pejabat negara lainnya di Istana Negara, Selasa (9/2/2021) atas pencapaian DKI Jakarta berhasil keluar dari 10 besar kota termacet di dunia. Menurut Anies, pada 2017 Jakarta berada di urutan keempat kota termacet di dunia, berangsur membaik di urutan ketujuh pada 2018 dan di urutan ke-10 pada 2019, sertadi tahun 2020 berada di ranking 31.

Soal tingkat kemacetan di DKI Jakarta yang menurun drastis, saya kira tidak ada yang menampik hal tersebut. Sudah jarang atau bahkan tidak lagi terdengar ada kemacetan di Jakarta selama tahun 2020. Terlebih, di saat pandemi covid-19 pemerintah juga membatasi pergerakan transportasi dengan melarang mudik pada hari raya Imlek, hari raya idul Fitri, juga natal. Pertanyaannya, yang membuat tingkat kemacetan di Jakarta menurun drastis itu apakah berkat kinerja Anies atau karena pandemi covid-19.

DKI Jakarta adalah salah satu provinsi dengan jumlah kasus positif covid-19 terbesar di Indonesia. DKI Jakarta juga sebagai provinsi paling sering memberlakukan PSBB di tahun 2020 bahkan sampai sekarang.

Pemerintah Jakarta memberlakukan PSBB pertama kali pada 10 April 2020. Pembatasan ketat diperpanjang hingga tiga putaran, masing-masing sepanjang 14 hari. Pada 5 Juni lalu, pemerintah DKI melonggarkan pembatasan dengan menerapkan PSBB transisi, yang telah diperpanjang hingga lima kali. Sejak14 September diberlakukan pengetatan kembali. Bahkan sampai sekarang DKI masih memberlakukan PSBB.

PSBB di Jakarta membuat kegiatan perkantoran yang non-esensial diharuskan laksanakan dari rumah, bekerja dari rumah (wfh). Dengan bekerja dari rumah, otomatis pergerakan warga DKI Jakarta untuk menuju tempat kerja menjadi berkurang drastis. Hal ini sangat mungkin membuat suasana jalan raya di Jakarta menjadi lengang. Otomatis tingkat kemacetan menjadi sangat berkurang.

Jadi kembali ke pertanyaan, sebenarnya yang membuat kemacetan di DKI Jakarta turun drastis apakah Anies atau pandemi covid-19?

Saya menjawab Anies dan pandemi covid-19 sama-sama punya kontribusi untuk membuat tingkat kemacetan di DKI Jakarta menurun drastis. Namun seandainya tidak ada pandemi covid-19, saya yakin Anies tak mampu mengurai kemacetan di Jakarta. Jadi faktor utama yang membuat tingkat kemacetan di DKI Jakarta menurun drastis adalah pandemi covid-19, sedangkan Anies menjadi faktor pendukung.

Anies punya kekuasaan untuk membuat kebijakan sesuka hati. Meskipun banyak masyarakat yang tidak terlalu suka dengan kebijakan PSBB karena menurunkan tingkat ekonomi, Anies tidak terlalu peduli. Dia ingin dianggap peduli dengan kemanusiaan sehingga membuat kebijakan yang dianggap bisa mengurangi penyebaran covid-19.

Namun setelah memamerkan prestasi ini di hadapan Presiden Jokowi, saya justru menjadi curiga. Jangan-jangan kebijakan PSBB ini salah satu tujuannya agar kemacetan di DKI Jakarta bisa menurun drastis dan akan mendapat penghargaan dari TomTom Traffic Index. Otomatis nama Anies akan menjadi harum dan dia dianggap gubernur DKI Jakarta yang paling sukses menurunkan tingkat kemacetan di DKI Jakarta.

Anies tidak melakukan apapun untuk mengurai kemacetan di Jakarta seperti yang dilakukan Ahok dengan membangun simpang susun Semanggi. Di awal menjabat, Anies justru membuat kebijakan yang bisa meningkatkan tingkat kemacetan di Jakarta seperti melebarkan trotoar. Anies hanya bisa memberlakukan PSBB lagi dan PSBB terus. Ketika provinsi lain mencoba melakukan inovasi dalam meminimalisir penyebaran covid-19, Anies cuma bisa mengandalkan PSBB. Tak peduli PSBB membuat ekonomi ambruk yang penting DKI Jakarta mendapat penghargaan.

Jadi saya kira yang patut berbangga karena mampu mengurangi tingkat kemacetan di DKI Jakarta sebenarnya bukan Anies, melainkan virus covid-19. Covid-19 membuat masyarakat takut keluar rumah. Otomatis hal ini mengurangi pengguna jalan raya.
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *