Sedikitnya 14 orang meninggal dunia dan 150 lainnya belum diketahui nasibnya setelah gletser Himalaya longsor ke sungai sehingga menyebabkan banjir bandang di India bagian utara.
Terjangan banjir itu sampai menjebol sebuah bendungan dan membanjiri wilayah perbukitan di Negara Bagian Uttarakhand.
Masyarakat dari desa-desa setempat telah dievakuasi, namun kalangan pejabat khawatir karena ada lebih dari 125 warga masih terperangkap banjir.
Keterangan video,
Lebih dari 150 orang masih dalam pencarian akibat longsoran gleiser Himalaya
Ratusan tentara, dengan sejumlah helikopter dan pesawat, telah dikerahkan ke kawasan itu. Pada Senin (08/02) pagi mereka mulai mencari para penyintas. Para pejabat mengatakan sejauh ini sebanyak 25 orang telah diselamatkan.
Seorang saksi mata mengaku bahwa air dan batu mengalir deras di Sungai Dhauli Ganga sehingga tidak ada kesempatan untuk membunyikan peringatan.
Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan telah memantau situasi tersebut.
“India berdiri bersama Uttarakhand dan seluruh bangsa berdoa bagi keselamatan semua warga di sana,” cuitnya di Twitter.
Keterangan video,
Momen saat banjir bandang menghancurkan bendungan.
Kepolisian Uttarakhand mengungkapkan bahwa longsoran gletser itu terjadi sekitar pukul 11 waktu setempat (sekitar 05.30 GMT), menghancurkan sebuah dam yang diketahui sebagai Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rishiganga.
Polisi mengungkapkan bahwa hal itu berdampak meluapnya Sungai Dhauli Ganga dan merusak proyek pembangkit listrik lain di bagian hilir di wilayah Tapovan.
Seorang saksi membandingkan terjangan banjir itu seperti “sebuah tayangan di film Bollywood.”
Menteri Besar Uttarakhand Trivendra Singh mengatakan bahwa 125 orang sejauh ini dipastikan masih hilang, namun jumlahnya bisa bertambah.
“Tujuh jenazah sudah dibawa dari lokasi dan operasi penyelamatan masih berlangsung,” kata Singh Rawat kepada para wartawan dalam suatu taklimat hari Minggu (07/02) kemarin.
Sebagian besar dari mereka yang hilang itu adalah para pekerja di dua proyek pembangkit listrik yang tersapu banjir.
Lebih dari 50 pekerja di Proyek Hidroelektrik Rishiganga juga dikhawatirkan tewas, ungkap Kepala Kepolisian Uttarakhand Ashok Kumar. Namun dia juga mengatakan beberapa pekerja lainnya telah diselamatkan dari lokasi.
Tim darurat berhasil menyelamatkan 16 pekerja yang sempat terjebak di suatu terowongan yang telah dipenuhi reruntuhan.
Media massa India mengatakan bahwa 30 pekerja lainnya terjebak di terowongan kedua. Para petugas darurat pun bekerja semalaman untuk menyelamatkan mereka.
Singh Rawat mengatakan bahwa tim dari kepolisian dan militer telah “berbuat yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa para pekerja.”
banjir india, himalaya
Tim darurat juga telah mengevakuasi puluhan desa, namun pihak berwenang menyatakan bahwa bahaya dari banjir utama telah berlalu.
Sementara itu, sebagai negara bagian tetangga, Uttar Prades, menerapkan kesiagaan tinggi di wilayah-wilayah pinggir sungai.
Apa yang menyebabkan banjir bandang glasial?
Navin Singh Khadka, Koresponden lingkungan BBC World Service
Belum ada yang memberi jawaban yang pasti, mengingat terpencilnya lokasi kejadian.
Kalangan ahli mengatakan bahwa salah satu kemungkinan adalah lepasnya bongkahan-bongkahan besar es dari gletser akibat kenaikan suhu, sehingga menyebabkan air dalam jumlah besar.
Itulah yang mungkin menyebabkan longsoran salju dengan membawa batu-batu dan lumpur.
“Itu adalah kemungkinan besar karena ada banyak sedimen yang mengalir,” kata DP Dobhal, pakar glasiologi senior yang sebelumnya berkiprah di Institut Geologi Himalaya milik pemerintah.
Kalangan pakar menyatakan bahwa sebuah longsoran salju bisa jadi telah menerjang danau glasial yang kemudian menyebabkan banjir bandang.
Kemungkinan lain adalah longsoran salju atau tanah longsor telah membendung sungai selama beberapa waktu, menyebabkan luapan setelah permukaan air naik.
2px presentational grey line
Uttarakhand, yang terletak di sebelah barat Himalaya, rentan dengan banjir bandang dan tanah longsor.
Sekitar 6.000 orang diyakini telah tewas akibat banjir pada Juni 2013, yang dipicu oleh hujan terparah dalam beberapa dekade terakhir.
Bencana pada Minggu (07/02) kemarin tersebut membuat kalangan kelompok pemerhati lingkungan menyerukan agar proyek-proyek pembangkit listrik di kawasan pegunungan yang sensitif secara ekologis untuk ditinjau ulang.
sumber: bbc