SUMUT TERGANTUNG BAWANG MERAH IMPOR

MEDAN  – Pemerintah Provinsi Sumatra Utara saat ini sedang giat-giatnya memperluas areal baru tanaman bawang merah, guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan menekan masuknya bawang merah impor.

Selama ini, masyarakat maupun konsumen di Sumut lebih banyak tergantung pada bawang merah impor, karena produk petani setempat sangat sedikit dan tidak mencukupi.

Karena itu, Provinsi Sumut sudah saatnya mengakhiri ketergantungan daerah ini akan bawang merah dari luar, seperti Thailand, Vietnam, dan India, melalui perluasan areal penanaman bawang petani.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, M Roem mengatakan, perluasan areal tanaman bawang merah bertujuan mengurangi ketergantungan konsumen atas barang impor tersebut.

“Kita juga tidak ingin terlalu lama bergantung dengan bawang merah impor. Pemprov Sumut juga memiliki sangat luas lahan pertanian yang dapat dijadikan tanaman bawang merah,” ujarnya, hari ini.

Selain itu, para petani Sumut juga memiliki pengalaman yang relatif cukup luas menanam bawang merah dan menghasilkan ukuran besar. Bawaang merah produksi petani lokal juga tidak kalah dengan komoditas impor.

Oleh karena itu, kata dia, beberapa kabupaten/kota di Sumut, yakni Simalungun, Toba Samosir, Karo, Dairi, Samosir, dan Tapanuli Utara, saat ini sedang giat-giatnya mengembangkan tanaman bawang merah. Kabupaten tersebut merupakan sentra produksi bawang merah di Sumut.

“Dinas Pertanian Sumut juga memberikan bibit bawang merah berkualitas pada kabupaten/kota yang membuka lahan baru. Ini adalah program pemerintah untuk meningkatkan produksi petani yang mengembangkan bawang merah tersebut,” kata Roem.

Data yang diperoleh pada Dinas Pertanian Sumut menyebutkan luas tanam bawang merah di Sumut pada tahun 2010 mencapai 1.379 hektare. Namun, mengalami kenaikan pada tahun 2011 menjadi 1.408 hektare.

Sementara itu, realisasi hasil panen 1.360 hektare dan pada tahun 2011 seluas 1.296 hektare. Hasil panen pada tahun 2010 sebanyak 9.413 ton dan pada tahun 2011 meningkat ke posisi 12.175 ton.

Komoditas bawang putih dengan realisasi tanam seluas 33 hektare, panen 33 hektare, produktivitas 79,52 kuintal per hektare, dan produksi mencapai 262 ton.

Berdasarkan data pada tahun 2010, realisasi tanam bawang putih 33 hektare dengan panen 29 hektare, produktivitas 75,17 kuintal per hektare, dan produksi 218 ton.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Suharno mengatakan, pada Januari -Juli 2012, impor bawang merah Sumut mencapai 7,8 juta kilogram dari periode sama tahun lalu yang hanya 578.508 kg.

Impor bawang merah Sumut itu datang dari Vietnam, Thailand dan India. Suharno mengungkapkan, kenaikan volume impor bawang merah itu otomatis memperbesar nilai impor komoditas tersebut atau hingga Juli sebesar 3,954 juta dolar AS. Nilai impor itu juga naik drastis dibanding bulan sama tahun lalu yang hanya 246.981 dolar AS, kata Suharno.
sumber: waspada

This entry was posted in Berita, Berita dan Informasi Utk Takasima, Informasi AgriBisnis, Informasi Untuk Kab. Karo. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *