HARGA CPO BERTAHAN RENDAH

Topan Sandy AS akan Mengerek Permintaan

MedanBisnis – Medan. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus merosot. Bahkan, di Bursa Rotterdam harganya hanya berkisar US$ 845 hingga US$ 857 per metrik ton untuk pengiriman bulan November 2012.
Harga itu masih berada di level rendah dimana harga pada pengiriman September 2012 lalu bertahan US$ 1.156 hingga US$ 1.177 per metrik ton. Harga ini sangat jauh dari prediksi pengusaha sawit yang memperkirakan CPO bisa mencapai US$ 1.500 per metrik ton di akhir tahun ini.

Sementara harga spot di Medan tanggal 30 Oktober 2012 sebesar Rp 7.049 per kg, turun dari tanggal 29 Oktober 2012 seharga Rp 7.073 per kg, Rp 7.141 per kg (28 Oktober), dan Rp 7.140 (27 Oktober).

Kondisi finansial di Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang masih memburuk menjadi pemicu turunnya harga CPO. Apalagi, sejumlah produk turunan CPO yang diproduksi India dan China dengan bahan baku minyak sawit mentah Sumut, banyak yang dikirim ke Eropa dan AS.

“Ekonomi global yang melemah terutama Uni Eropa memang menjadi penyebab utama harga CPO terus merosot. Karena penggunaan CPO di negara-negara pengimpor seperti India, China, dan sejumlah negara Eropa juga ikut menurun. Padahal, pada saat bersamaan ada peningkatan produksi CPO di Malaysia dan Indonesia pada bulan September,” ungkap Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Sumut Timbas Prasad Ginting, di Medan, Rabu (31/10).

Dia mengungkapkan, dengan produksi yang banyak di dalam negeri dan permintaan berkurang, maka bisa saja harga CPO akan kembali turun, apalagi belum ada tanda-tanda pemulihan ekonomi Eropa. “Selain ke China dan India, pasar CPO juga sudah dikembangkan ke Pakistan, Eropa Timur dan Afrika,” katanya.

Namun, dia meyakini, Topan Sandy yang melanda AS hingga mengakibatkan kerusakan dan diprediksi akan berimbas pada ekonomi Negeri Paman Sam dalam jangka pendek, diprediksi akan mengerek permintaan CPO. Sebab, akan ada kebijakan untuk menggenjot sejumlah produk yang menggunakan bahan baku minyak sawit untuk memulihkan ekonomi di sana serta memenuhi kebutuhan. “Meski kita tidak bisa mempersentasekan kenaikannya, namun akan ada kenaikan dalam waktu dekat. Apalagi, produksi kita juga akan turun bulan November hingga awal tahun depan,” katanya.

Sementara itu harga Tandan Buah Segar (TBS) di Sumut juga belum bergerak naik. Bahkan, kondisi ini diperkirakan terus terjadi karena produksi masih melimpah. “Harga di tingkat petani masih rendah, yakni berkisar Rp 800 sampai Rp 850 per kg dan di pabrik bertahan pada kisaran Rp 1.281 per kg. Harga ini memang naik sedikit dari harga bulan sebelumnya, dimana di tingkat petani Rp 800 per kg dan di pabrik Rp 1.200 per kg,” ungkap Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut Anizar Simanjuntak.

Wakil Ketua I Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, mengatakan, menurunnya harga CPO ini, harusnya disikapi dengan berupaya meningkatkan penggunaan untuk biodiesel di dalam negeri.

Dia mengatakan, jika penggunaan biodiesel dapat ditingkatkan, artinya BBM yang dijual mengandung 5% biodiesel. Maka pemakaian di dalam negeri setiap tahun bisa menyerap lebih dari 1 juta ton.

Data Surat Keterangan Asal (SKA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, nilai ekspor CPO sepanjang Januari-Agustus 2012 mencapai US$ 2,029 miliar atau turun sebesar 19,24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 2,512 miliar. Volumenya juga turun dari 2.594.105 ton menjadi 2.419.433 ton. Pengiriman CPO ini tujuan India, China, Belanda, Malaysia, Rusia, Bangladesh dan Afrika Selatan. (elvidaris simamora)
sumber: medanbisnisdaily

This entry was posted in Berita, Informasi AgriBisnis. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *