DEMO MENGOLAH KOPI JADI ATRAKSI MENARIK

Festival Kuliner dan Kopi

MedanBisnis – Banda Aceh. Pengusaha kopi menampilkan dan memperlombakan aneka jenis dan citarasa kopi khas Aceh pada Aceh Food and Coffee Festival 2012 yang digelar di Taman Sari, Banda Aceh. Tak hanya kopi siap saji yang ditampilkan pada festival itu, cara pengolahan kopi juga ditampilkan di setiap stan dan menjadi atraksi yang menarik para pengunjung.
Festival dibuka Rabu (31/10) malam oleh Walikota Banda Aceh, Mawardy Nurdin. Selain demo pengolahan  kopi, festival yang diikuti 37 stand dan akan berlangsung hingga 4 November itu  juga menghadirkan berbagai macam makanan khas Aceh serta dimeriahkan demo masak makanan khas Aceh dan kuah beulangong.

Walikota menyatakan, kekhasan ragam kuliber serta kopi ini menjadi andalan mendongkrak pariwisata daerah. “Karena semakin banyak orang dari berbagai belahan dunia datang kesuatu tempat hanya untuk menikmati beragam kuliner khas, atau familiar dengan sebutan food tourism,” kata Mawardy.

Soal kopi, dia mengungkapkan, aroma kopi Aceh sudah lama terkenal di Indonesia maupun di dunia, karena Propinsi Aceh merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia yang menghasilakan 40% biji kopi jenis arabika tingkat premium dari total panen kopi di Indonesia.

Apalagi Indonesia menjadi salah satu pengekspor biji kopi terbesar ketiga di dunia setelah
Vietnam dan Brasil. Kopi Aceh terkenal dengan kualitas dan cita rasanya, yang menjadi salah satu kopi termahal di dunia.

“Jangankan di dunia, di Aceh sendiri kopi menjadi salah satu minuman khas masyarakat,” kata Mawardy.

Dikatakannya, hampir semua kalangan masyarakat Aceh menjadi pelanggang setia warung kopi (warkop), mulai dari pegawai, pelajar dan mahasiswa, aktivis, para elite parpol, kaum agamawan dan sebagainya. Sebab warkop menjadi tempat berkumpulnya semua masyarakat untuk menikmati secangkir kopi.

Walaupun Banda Aceh tidak memiliki kebun kopi, namun pertumbuhan warkop dan usaha penjualan bubuk kopi di Banda Aceh dalam beberapa tahun terakhir terus tumbuh pesat.
Walikota mengatakan, Aceh Food and Coffee Festival 2012 merupakan wujud dari budaya orang Aceh yang suka minum kopi. Karena minum kopi sudah menjadi kebiasaan orang Aceh pada umumnya.

Dikatakannya, kebiasaan masyarakat ngopi mulai dimanfaatkan oleh para pebisnis warkop di Aceh. Banyak yang membangun warkop dengan kualitas mewah, karena di warkop tersebut sudah tersedia wi-fi dan dilengkapi layar lebar. Selain itu menyediakan bermacam menu makanan.

“Budaya orang Aceh adalah duduk di warung kopi untuk membicarakan suatu masalah seperti sosial, keagamaan hingga politik. Sehingga Aceh terkenal dengan kopinya,” imbuhnya.

Selain itu, festival kopi juga digelar untuk mengapresiasi produsen dan pengusaha kopi di Aceh. “Festival ini juga melibatkan petani kopi, pedagang, eksportir, pengusaha bubuk kopi hingga pengusaha warung kopi dari seluruh Aceh,” ujarnya. (dedi irawan)
sumber: medanbisnisdaily

This entry was posted in Berita, Berita dan Informasi Utk Takasima, Informasi AgriBisnis, Informasi Untuk Kab. Karo. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *