DEMAM BERDARAH ANCAM SUMATERA UTARA

Medan-andalas Di musim penghujan ini, Demam Berdarah Dengue (DBD) masih mengancam Sumut. Soalnya, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sumut, hingga September 2012 tercatat sebanyak 3.060 kasus DBD di Sumatera Utara (Sumut). Dari jumlah tersebut, sebanyak 18 orang meninggal.

“Kasus DBD itu umumnya berada di daerah perkotaan. Adanya kasus meninggal mungkin disebabkan terlambat mendapatkan pengobatan. Ini bisa saja orang tua terlambat membawa anaknya berobat. Kalau sudah kritis baru dibawa berobat, akan sulit penanganannya,” ujar Kadis Kesehatan Sumut dr RR SH Surjantini melalui Plt Kabid Penanggulangan Masalah Kesehatan, Sukarni SKM, Selasa (30/10) di ruang kerjanya.

Seharusnya, kata Sukarni, masyarakat begitu mengetahui gejala, segera datang ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Jadi diperlukan peran orang tua dan masyarakat serta peran petugas puskesmas yang memang sudah dilatih.

Dijelaskannya, Kota Medan merupakan terbesar jumlah kasus DBD yaitu 956 orang, diikuti Simalungun 423 kasus dan 1 meninggal, Pematang Siantar 381 kasus, Deli Serdang 343 kasus dan Asahan 115 kasus dan 1 meninggal.

“Namun berdasarkan Insiden Rate (IR) atau angka kejadian yang timbul dibandingkan jumlah penduduk, Siantar lebih tinggi, yaitu 160,8. Medan IR-nya 45,2, maksudnya dari 100 ribu penduduk ada 45 orang yang DBD. Kalau Siantar kasusnya 381, tapi IR-nya 160,8, artinya dalam 100 ribu penduduk ada 160 kasus DBD,” terang Sukarni.

Memang, sambungnya, IR yang meninggal target nasional harusnya di bawah 1 persen sampai tahun 2015. “Saat ini IR Sumut masih kecil 0,0 persen,” ucapnya.

Sementara data dari RSU Dr Pirngadi Medan, hingga September 2012 sebanyak 168 orang yang menjalani rawat inap karena terserang DBD yang datang dari berbagai daerah. “Dari jumlah itu 1 dewasa yang meninggal pada bulan Maret,” ujar Kasubag Hukum dan Humas RSU Pirngadi Edison P SH, MKes.

Disebutkannya, jumlah kasus DBD bulan Januari 33 kasus, Februari 16, Maret 14 (1 meninggal), April 13, Mei 22, Juni 19, Juli 15, Agustus 18 dan September 18 kasus. “Umumnya kasus diderita orang dewasa, kalau anak-anak jumlahnya 53 orang,” ucap Edison.
Meningkat

Sementara itu, pengamat kesehatan Dr dr Umar Zein SpPD, DTM menilai, biasanya di musim penghujan seperti sekarang ini jumlah kasus DBD mengalami peningkatan. Karenanya diperlukan Pemberantasa Sarang Nyamuk (PSN).

Disinggung masih adanya pasien DBD yang meninggal, menurut Umar, hal itu disebabkan kemungkinan derajat DBD-nya memang sudah berat dan terlambat mendapatkan pengobatan.

“Sudah mengalami Demam Shock Syndrome baru dibawa ke rumah sakit atau mungkin juga jenis penyakit DBD-nya yang berat. Ini sulit diatasi,” katanya.

Virus dengue, sebutnya, ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypty dengan masa inkubasi 5-8 hari baru timbul demam. Biasanya 7 hari dengan tanda demam mendadak disertai mual, muntah, nyeri otot, bisa dengan pendarahan di gusi, hidung atau saluran cerna seperti muntah darah.

“Perlunya penyuluhan kepada masyarakat yang dilakukan dinas kesehatan yang dilakukan terus menerus, seperti Medan yang merupakan daerah endemik DBD. Masyarakat  juga perlu berperan serta , jangan setelah ada kasus baru merasa perlunya berobat, apalagi dimusim penghujan sekarang ini,” ujar Umar. (YN)
sumber : harianandalas

This entry was posted in Berita, Informasi Kesehatan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *