PAHLAWANAN KARO 25 TAHUN BERPERANG MELAWAN BELANDA (PERANG SUNGGAL DEMI HARGA DIRI BANGSA)

Seorang Profesor dari Universitas Sumatera Utara yaitu Prof. Ahmad Samin Siregar memiliki catatan penting mengenai sejarah hidup kesultanan diseputaran deliserdang dan perjuangan salah seorang Penguasa Kesultanan melawan Belanda yang dapat dilihat pada link face book ini. Link tersebut adalah ajakan kepada setiap orang yang membacanya untuk mendukung Badiuzzaman Sri Indera Pahlawan Surbakti ditetapkan sebagai Pahlawan oleh pemerintah.

Point penting sebagai parameter kepahlawanan  yang disampaikan Prof Ahmad Samin adalah:

1. Mereka berjuang mengangkat senjata melawan Belanda yang menguasai/menjajah tanah mereka/Indonesia. Perang ini cukup menyusahkan Belanda karena banyaknya kerugian akibat bangsal tembakau milik perusahaan Belanda yang dibakar masyarakat

2. Mereka berjuang demi bangsa dan harga diri bangsa dengan begitu gigih hingga 25 tahun dan perjuangan ini menjadi catatan sejarah di Belanda. Perang ini merupakan salah satu perang yang terbesar sehingga pemerintah Hindia Belanda harus mengeluarkan ‘Medali Khusus’ untuk menghargai para pemimpin perang ini dari pihak mereka. Hal itu diketahui dari catatan yang terdapat di Museum KNIL, Bronbeek Belanda.  Perjuangan seperti ini pasti sangat melelahkan dan menimbulkan korban jiwa dan harta yang ‘tidak terhitung lagi jumlahnya’.

3.  Perang ini demi kepentingan rakyat, kepentingan wilayah  yang diambil Belanda untuk kepentingan mereka sebagai perkebunan oleh penjajah saat itu. Datuk Badiuzzaman Surbakti dengan rakyatnya mati-matian mempertahankan tanah tumpah darahnya. Perang ini bukanlah perang agama, tetapi perang yang sifatnya nasionalis.

4. Ketegasan dan sikap kepahlawanan yang rela berkorban dan siap mati demi mempertahankan wilayah dari keinginan penjajah selama lebih dari 25 tahun, sehinggaakhirnya dia di dibuang ke Jawa, Sikap ini menjadi teladan bagi keluarga dan handaitolan yang juga ditangkap dan dibuang ke Jawa demi mempertahankan kepentingan rakyat dan wilayah.

5.  Sebagai pemimpin perlawanan, Datuk Badiuzzaman Surbakti berhasil menghimpun kekuatan untuk menentang penjajahan Belanda dengan dibantu oleh para pejuang dari berbagai macam etnik seperti dari Karo, Melayu, Gayo, Aceh, dan Jawa eks tentara Belanda. Perang ini tidak lagi mempunyai kepentingan pribadi, tetapi yang muncul adalah kepentingan bersama. Artinya, ‘Perang Sunggal’ ini menjadi perang rakyat semesta.  Penghimpunan kekuatan seperti ini menunjukkan adanya rasa kesatuan, persatuan, dan dasar nasionalisme yang mendalam.
Menurut Prof Ahmad Samin,  dari kelima paramenter kepahlawanan ini cara berjuang, lama berjuang, motivasi perjuang, sikap perjuangan, dan skoup perjuangan ini layak membawa Badiuzzaman Sri Indera Pahlawan Surbakti ditetapkan sebagai Pahlawan oleh pemerintah. Untuk itu sebagai masyarakt KARO, tetap berkeinginan pemerintah menetapkan Badiuzzaman Sri Indera Pahlawan Surbakti sebagai Pahlawan oleh pemerintah.

Apa yang diberikan oleh Badiuzzaman Sri Indera Pahlawan Surbakti untuk Karo secara khusus dan Indonesia secara umum adalah sebuah teladan yang luarbiasa yang tidak mudah untuk dilakukan oleh orang dimasanya dan juga di masa ini. Dengan menetapkan Badiuzzaman Sri Indera Pahlawan Surbakti sebagai Pahlawan oleh pemerintah dan mempelajari sejarah perjuangnnya yang terpanjang di Indonesia DAPAT MENGEMBALIKAN IDENTITAS MORAL DAN KEPAHLAWANAN BANGSA INDONESIA.
sumber : www.karo.or.id

This entry was posted in Cerita (Turi - Turin). Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *