SEKILAS TENTANG KATIKA / PEMBAGIAN WAKTU SUKU KARO (BAGIAN 2)

Seperti pada tulisan saya sebelumnya, yang dimana membahas sedikit tentang Kartika, dimana kita tahu bahwa Kartika merupakan suatu waktu dalam Suku Karo, yang dimana di dalam Kartika itu terdiri atas penanggalan, bulan, pembagian jam atau waktu dan juga arah mata angin. Maka pada tulisan saya ini saya akan mencoba membahas sedikit tentang nama-nama hari, bulan waktu dan juga arah mata angin dalam Suku Karo.

Nama-nama hari dalam Suku Karo disebut juga dengan Uari si telu puluh, yang dimana pada masyrakat Karo tempo dulu, cara menentukan Uari si telu puluh adalah dengan melihat pucuk tenggiang, yang dimana setiap tanggal 1 daun nya akan naik, begitu juga seterusnya ataupun dengan cara melihat bulan telah lima garu terbit, maka apabila bulan lima garu terbit maka hari itu dikatakan baraspati atau tanggal 5 dalam bulan tersebut. Namun, terkadang nama-nama hari dalam suku karo mempunyai hubungan dengan nama-nama arah mata angin.

Dan adapun nama-nama hari dalam Suku Karo adalah sebagai berikut;

Tanggal

Nama Hari

Tempat batu keling

Tanggal

Nama Hari

Tempat batu keling

1

Aditya

Irisen

16

Suma Cepik

Utara

2

Suma

Irisen

17

Enggara Enggo

Tula Irisen

3

Enggara

Irisen

18

Budhana Gok

Irisen

4

Budaha

Purba

19

Beras Pati Sepuluh Siwa

Irisen

5

Beras Pati

Aguni

20

Cukera Dua Puluh

Purba

6

Cukera

Aguni

21

Belah Turun

Aguni

7

Belah naik

Aguni

22

Aditya Turun

Daksina

8

Aditya naik

Daksina

23

Suma Mate

Nariti

9

Suma siwah

Nariti

24

Nggara Simbelin

Pustima

10

Enggara sepuluh

Nariti

25

Budhana Medem

Mangabia

11

Budaha ngandep

Nariti

26

Beras Pati Medem

Mangabia

12

Beras Pati Tangkep

Pustima

27

Cukera mate

Mangabia

13

Cukera Dudu(lau)

Mangabia

28

Mate Bulan

Utara

14

Belah Purnama Raya

Mangabia

29

Dalan Bulan

Utara

15

Tula

Mangabia

30

Sama Sara

Utara

Selain nama-nama hari, didalam Katika juga terdapat nama-nama bulan atau yang dalam bahasa karonya disebut dengan Pake, dalam satu bulan (Pake) Suku Karo terdiri dari 29 ataupun 30 hari. Dalam penentuan bulan di dalam Suku Karo, hampir sama dengan penentuan dengan Uari si teluh puluh, dan juga sama dengan penetuan waktu.

Adapun nama-nama bulan dalam Suku Karo adalah sebagai berikut:

Bulan pertama disebut dengan kambing

Bulan kedua disebut dengan lampu

Bulan ketiga disebut dengan Gaya

Bulan keempat disebut dengan Padek

Bulan Kelima disebut dengan Arimo

Bulan Keenam disebut dengan Kuliki

Bulan ketujuh disebut dengan Kayu

Bulan kedelapan disebut dengan Tambak

Bulan kesembilan disebut dengan Gayo

Bulan kesepuluh disebut dengan Baluat

Bulan kesebelas disebut dengan Batu

Bulan keduabelas disebut dengan Binurung

Selain nama hari atau disebut Uari si telu puluh dan juga nama bulan atau Pake, di dalam Kartika juga terdapat pembagian waktu, yang dimana dalam Suku Karo pembagian waktu dalam satu hari itu dibagi kedalam lima waktu untuk siang hari dan lima waktu untuk malam hari, yang dimana peralihan antara waktu siang hari dan malam hari itu terjadi pada jam 17.00 sampai dengan 17.30, dan pembagian waktu dalam suku Karo disebut dengan Mamis Silima. Adapun pembagian waktu (Mamis Silima) dalam suku Karo, adalah sebagai berikut;

No

Nama Mamis

Pukul

1

Erpagi-pagi

06.00- 08.30

2

Pengului

08.30- 11.00

3

Ciger

11.00-13.00

4

Linge

13.00-15.00

5

Karaben

15.00-17.00

6

Singgem Gelap

18.00-20.30

7

Elah Man

20.30- 23.00

8

Tengah Berngin

23.00-01.00

9

Tekuak Manuak Sekali

01.00-03.00

10

Tekuak Manuk pada Kaliken

03.00-05.00

Sedangkan arah mata angin dalam Suku Karo yang disebut dengan Desa Siwaluh, Desa Siwaluh ini mempunyai hubungan dalam menentukan tanggal dalam Suku Karo, karena dalam menentukan suatu tanggal dalam suku Karo, dapat digunakan dengan cara melihat Arah Batu Keling yaitu tempat dimana ayam mengeram, dimana dari hari ke hari tempat batu keling dari ayam akan berpindah mengikuti dengan sesuai arah mata angin. Sehingga itulah, bahwa arah mata angin mempunyai hubungan dalam menentukan hari. Adapun nama-nama mata angin dalam Suku Karo adalah sebagai berikut;

– Nama Desa Siwaluh utara, arah mata angin utara

– Nama Desa Siwaluh Irisen, arah mata angin Timur laut

– Nama Desa Siwaluh Purba, arah mata angin Timur

– Nama Desa Siwaluh Aguni, arah mata angin Tenggara

– Nama Desa Siwaluh Daksina, arah mata angin Selatan

– Nama Desa Siwaluh Nariti, arah mata angin Barat Daya

– Nama Desa Siwaluh Pustima, arah mata angin Barat

– Nama Desa Siwaluh Mangabia, arah mata angin Barat laut

Jadi, seperti tulisan mengenai Katika sebelumnya, yang dimana mengatakan bahwa Katika itu sangat penting bagi masyrakat karo. Karena semua kegiataan adat, baik itu pesta adat ataupun lainya sangat tergantung kepada Katika. Namun, pada zaman dulu para dukun karo atau guru mbelin lah yang sangat penting dalam mengunakan Katika, maka dari itu kita sebagai masyrakat Karo, semestinya bangga dengan apa yang dimaksud Katika itu sendiri. (BrahmanaLimang)
sumber : kompasiana

This entry was posted in Adat Istiadat Karo, Cerita (Turi - Turin). Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *