PERKADE-KADEN SEPULUH DUA TAMBAH SADA

Dalam Suku Karo ada suatu struktur dalam hal kekerabatan kekeluargaan, yang dimana struktur tersebut dinamakan perkade-kaden sepuluh dua tambah sada, dimana perkade-kaden sepuluh dua tambah sada ini merupakan suatu palas yang digunakan dalam setip adat Suku Karo, selain Merga Selima, Tutur Siwaluh, dan Rakut Sitelu. Selain itu, perkaden-kaden sepuluh dua tambah sada juga merupakan suatu hal sangat penting dalam system kekerabatan karo, karena di dalam perkade-kaden dua belas tambah sada ini terdiri dari panggilan dan juga tingkatan dalam suatu kekeluargaan di dalam Masyarakat Suku Karo.

Dimana perkade-kaden sepuluh dua tambah sada ini terdiri atas berikut ini,

– – Bulang, adalah suatu pangilan oleh kita kepada ayah dari bapak dan ibu kita.

– – Nini.adalah suatu panggilan oleh kita kepada ibu dari bapak dan ibu kita, tapi biasanya panggilan nini ini akan diikuti dengan beru dari ibu bapak atau ibu kita. Contohnya, nini ribu, nini iting.

– – Bapak, adalah pangilan oleh kita kepada bapak kita, tapi juga digunakan untuk memanggil saudara laki-laki yang satu tingkat dengan bapak kita. Atau bisa juga digunakan untuk memangil suami dari saudara perempuan ibu kita.

– – Nande, adalah panggilan oleh kita kepada ibu kita, tapi juga digunakan untuk memangil istri dari saudara yang setingkat dengan bapak kita.

– – Mama, adalah panggilan oleh kita kepada saudara laki-laki dari ibu kita, atau bisa juga digunakan untuk memanggil seorang laki-laki yang satu marga dengan ibu kita tapi masih satu tingkat dengan ibu kita, atau juga panggilan untuk ayah dari istri kita.

– – Mami, adalah panggilan oleh kita kepada istri dari saudara laki-laki dari ibu kita, atau bisa juga digunakan untuk memangil istri dari seorang laki-laki yang satu marga dengan ibu kita, atau juga panggilan untuk ibu dari istri kita.

– – Bengkila, adalah panggilan oleh kita kepada suami dari saudara perempuan bapak kita, atau juga, digunakan kepada orang yang menikahi semarga denga kita tapi setingkat dengan ayah kita.

– – Bibi, adalah pangilan oleh kita kepada saudara perempuan dari ibu maupun ayah kita, atau juga bisa digunakan untuk memanggil seorang perempuan yang semarga dengan ayah dan ibu kita, tapi masih satu tingkat dengan ibu atau ayah kita.

– – Impal, adalah panggilan oleh kita kepada anak perempuan dari mama kita, atau juga seorang perempuan yang mempunyai marga sama dengan ibu kita tapi satu tingkat dengan kita, selain itu bisa digunakan untuk memanggil istri kita.

– – Silih, adalah panggilan oleh kita kepada anak laki-laki dari mama kita, atau juga seorang laki-laki yang mempunyai marga sama dengan ibu kita, tapi satu tingkat dengan kita, selain itu digunakan juga untuk memanggil saudara laki-laki dari istri kita.

– – Bere-bere, adalah panggilan oleh kita kepada anak dari saudara perempuan kita, kepada suami dari anak kita atau juga panggilan dari kita untuk seseorang yang mempunyai bere-bere yang sama dengan marga kita, tapi berada dibawah tingkat kita.

– – Permen, adalah panggilan dari kita kepada anak dari saudara laki-laki dari istri ataupun impal kita, tapi bisa juga digunakan untuk memanggil istri dari anak kita laki-laki.

– – Anak, adalah panggilan dari kita kepada anak kita, kepada anak dari saudara laki-laki kita maupun anak dari saudara perempuan istri kita. Tetapi bisa kita gunakan untuk memanggil seseorang yang bermarga sama dengan kita atau memiliki bere-bere yang sama dengan marga istri kita, tapi berada dibawah tingkat kita.

Diatas tadi adalah beberapa yang termasuk kedalam perkade-kaden sepuluh dua tambah sada, namun antara perkade-kaden sepuluh dua tambah sada dengan tutur siwaluh ini akan sangat memngikuti, dimana antara seseorang yang ingin berkenalan dengan seseorang harus bertanya tentang apa tutur mereka, baru setelah itu perkade-kaden sepuluh dua tambah sada terlaksana. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam seseorang yang berasal dari Suku karo itu harus mengerti dulu apa tutur siwaluh dia dengan orang-orang karo lainnya, barulah perkade-kaden sepuluh dua tambah sada terlaksana, atau dalam pertuturan hal pertama yang ditanya adlah kai dage orat tutur ta, terus jawabanya tutur siwaluh. Pertanyaan kedua uga dage siban tuturta, jawabanya ku ganjang teruhna.(BrahmanaLimang)
sumber : kompasiana

This entry was posted in Adat Istiadat Karo, Cerita (Turi - Turin). Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *