MedanBisnis – Berastagi. Pertumbuhan ekonomi di pasar tradisional Kabupaten Karo, dalam tahun 2012 ini terlihat mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan tidak stabilnya harga berbagai komoditas pertanian.
Ketua Komisi B DPRD Karo Edi Ulina Ginting kepada MedanBisnis, Senin (30/4) mengatakan, untuk mendongkrak kembali pertumbuhan ekonomi mikro pihaknya menekankan kepada Pemkab Karo melalui Diskoperindag agar dapat melakukan pemetaan hasil-hasil produksi pertanian.
“Selama ini kita melihat mana tanaman yang paling mahal itulah yang dikembangkan petani. Akhirnya, disaat anen tiba, harga anjlok. Karena produksi melimpah,” katanya.
Wortel misalnya, tanaman ini disamping mudah merawat, harganya juga relatif tinggi, rata-rata di atas Rp 2.000 per kg. Tapi, sekarang harga sudah jatuh dan di bawah Rp 2.000 per kg. dan, kondisi itu diperparah lagi dengan pasar yang tidak memadai.
Sementara, Sekretraris Himpunan Kerukunan Tani Indonesi (HKTI) Karo Duddy S Utomo ketika ditemui di Kabanjahe mengatakan, salah satu ujung tombak perekonomian Karo adalah tanaman jeruk dan jagung. Dua komoditas ini sedang mengalami keterpurukan produksi dan lemahnya harga di pasaran.
“Apa yang sudah diupayakan pemerintah nampaknya belum menemukan keberhasilan, dalam pemberantasan hama lalat dan menaikan kembali harga jagung. Untuk harga jeruk memang sudah naik dan sekarang di atas Rp 10.000 per kg namun produksi jeruk kita sedikit. Jadi kita berharap pemerintah bisa lebih proaktif lagi,” ujarnya.
Dikatakan Duddy, dengan kehadiran pabrik kelapa sawit di Kecamatan Mardinding tentu dapat mendongkrak lajunya pertumbuhan ekonomi di tingkat pasar. Itu pun kembali kepada pemerintah jangan sampai petani di Tanah Karo ini beralih kepada tanaman sawit. (edi sofyan)
sumber: http://www.medanbisnisdaily.com