OBJEK WISATA TANEH KARO

Taneh Karo atau Tanah Karo adalah daerah / desa yang secara turun temurun telah didiami oleh Suku Karo yaitu di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh Tenggara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah dataran tinggi di pegunungan Bukit Barisan yang mereka diami yaitu Kabupaten Karo. Suku ini memiliki bahasa dan aksara sendiri yang disebut Bahasa Karo yang merupakan salah satu subbagian dari suku Batak, hal ini dapat dilihat dimana salah satu gereja yang berpusat di kota Kabupaten Karo yaitu Kabanjahe diberi nama Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) .

Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan benang berwarna emas yang disebut dengan Uis Adat (Kain Adat) yang terdiri dari berbagai macam dan penggunaannya dalam setiap acara adat baik untuk pesta perkawinan, masuk rumah baru maupun acara adat penguburan orang yang meninggal dunia yaitu antara lain Uis Nipes, Uis Julu,Uis Pementing, Uis Arinteneng, Uis Kelam-kelam, Uis Cobar Dibata, Uis Beka Buluh, Uis Jujung-jujungen, Uis Gara, Gatip Jongkit, Gatip Cukcak, Gatip Gewang, Batu Jala.

Sedangkan alat musiknya terdiri dari Sarune (Seruling), Gendang Singanaki, Gendang Singindungi, Gung / Gendang Penganak (Gong Kecil), dan Gung (Gong Besar). Setiap pemain alat musik mempunyai nama masing masing sesuai dengan alat musik yang mereka mainkan, pemain suling/ sarune disebut panarune, pemain gendang (singanaki dan singindungi) disebut penggua, dan pemain penganak disebut simalu penganak, dan pemain gung disebut simalu gung, serta pemain mangkuk michiho disebut simalu mangkuk michiho.

Khusus untuk alat musik tersebut di atas, agak berbeda sedikit dan iramanya dengan alat musik yang dimainkan oleh suku Karo yang bermukim di daerah Kabupaten Langkat : adalah desa / daerah hilir yang dihuni oleh masyarakat “Karo Binge” antara lain di Kecamatan Kuala, Kecamatan Sei Wampu, Kecamatan Selesai, Kecamatan Stabat dan sekitarnya, dimana sulingnya lebih panjang dan dibunyikan secara terus menerus serta diiringing hanya dua buah gendang dan 1 (satu) Gong yang agak tipis sehingga suaranya agak berbeda dengan yang ada di Dataran Tinggi Karo. Hal ini bisa terjadi karena alat musik tersebut dipengaruhi oleh Budaya Melayu di daerah tersebut. Irama gerak tarinyapun agak dinamis seperti tari Melayu yang didaerah tersebut disebut tari “Ronggeng” dan penari perempuannya disebut “Ronggeng”, sedangkan di Dataran Tinggi Karo disebut “Perkolong-kolong” baik untuk pria maupun wanitanya. Sekitar tahun 1960 dan sebelummnya, merupakan kebanggaan bagi suku Karo Binge apabila dalam keluarganya terdapat seorang gadis yang berprofesi sebagai penari ronggeng yang terkenal. Sedangkan pada saat ini apakah kebanggaan ini masih berlanjut, penulis kurang mengetahuinya. Karena dewasa ini sejak peralatan musik keyboard seperti Technic KN.2000 dan seri selanjutnya dipergunakan dan dikembangkan para seniman Karo telah dapat menggantikan dan menyempurnakan sebagian peralatan alat musik tradisionil suku Karo untuk  sebagian acara adat perkawinan dan sebagainya, sehingga  peralatan musik tersebut tidak mempunyai batas kedaerahan lagi dan dapat diterima di seluruh “Taneh Karo” dan tidak hanya itu,  style musik tersebut juga sudah dapat diterima dan dipergunakan oleh suku Melayu, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Batak  Pak-Pak dan Batak Toba maupun suku lain yang berdomisili di provinsi Sumatera Utara dan sekitarnya yang sering digunakan untuk pesta muda mudi, perkawinan dan sebagainya. Akan tetapi khusus untuk daerah “Taneh Karo” alat musik tradisionil tetap sebagai alat musik yang dominan dipergunakan dalam acara prosesi penguburan orang yang meninggal dunia, utamanya bagi suku Karo yang dianggap sudah berumur (cawir metua)

Walaupun pada saat ini jumlah penduduk suku Karo baik yang bermukim di Taneh Karo dan sekitarnya maupun diperantauan diperkirakan sebanyak 1 juta jiwa akan tetapi kaya akan budayanya, dimana antara lain suku ini mempunyai disamping bahasa Karo pakaian adat serta alat musik tersebut di atas, juga memiliki tulisan/ aksara suku Karo, Catur Karo maupun Kartu Karo atau disebut juga Jocker Karo. Kekayaan yang terakhir ini sudah banyak dan dikenal oleh masyarakat di luar suku Karo, terutama bagi mereka yang suka memanfaatkan permainan ini sebagai judi dengan taruhan uang dan sebagainya. Demikian juga dengan Catur Karo yang banyak dimainkan terutama di Taneh Karo utamanya di Kedai Kopi baik anak muda maupun tua sudah dimainkan secara turun temurun, tentunya disamping catur internasional. Oleh sebab itu tidak heran kalau Suku Karo banyak yang telah mendapat gelar catur tingkat Master Nasional maupun Master Internasional dan sebagainya, karena permainan catur sudah familier bagi suku Karo sejak mereka masih kanak-kanak.

Demikian juga, suku Karo memeiliki rumah adat yang berciri khas arsetektur tanpa menggunakan sebutir paku maupun kawat karena untuk pengikat dipergunakan tusukan bambu sebagai penggati paku logam maupun tali ijuk untuk pengikat sebagai penggantii tali dari logam atau kawat logam. Rumah adat terdiri dari 2 (dua) ukuran yang dapat dihuni antara 4 – 8 kepala keluarga yang penataan tempatnyapun harus berdasarkan kedudukannya di komunitas adat Karo untuk merga tertentu dan desa tertentu sesuai dengan merga silima (lima merga suku Karo), rakut sitelu (tiga ikatan keluarga) dan tutur siwaluh (delapan hubungan kekerabatan). Disamping itu, suku Karo juga mempunyai rumah adat untuk dipergunakan sebagai lumbung padi dan rumah adat untuk menumbuk padi.

Untuk hal tersebut di atas, dapat dilihat dalam website www.sinabungjaya.com di Komunitas Karo.

Taneh Karo  atau dalam bahasa Indonesia disebut juga Tanah Karo, selama ratusan tahun dan turun temurun telah didiami Suku Karo tersebut di atas sekarang dibagi dalam beberapa Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Nangro Aceh Darussalam yaitu di :

  1. Kabupaten Karo : adalah daerah/ desa yang dihuni oleh masyarakat “Karo Gugung” yaitu antara lain di Berastagi, Barusjahe, Kabanjahe, Naman Teran, Tiganderket, Kuta Buluh, Tigabinanga/ Singalor Lau, Lau Baleng dan sekitarnya.
  2. Kabupaten Deli Serdang : sebagian daerah ini adalah daerah / desa yang dihuni oleh masyarakat “Karo Jahe” antara lain di desa Bandar Baru, Sibolangit di Kecamatan Sibolangit, Pancur Batu di Kecamatan Pancur Batu, Kecamatan Lubuk Pakam, Kecamatan Bangun Purba, Kecamatan Galang, Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan Namo Rambe, Kecamatan Sunggal, Kecamatan Kuta Limbaru, Kecamatan STM Hilir, Kecamatan Hamparan Perak, Kecamatan Tanjung Morawa, Kecamatan Sibiru-biru dan Kecamatan STM Hulu dan sekitarnya.
  3. Kabupaten Langkat : adalah desa / daerah hulu yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Karo yang dihuni oleh masyarakat “Karo Jahe” antara lain Telagah, Pamah, Namo Terasi di Kecamatan Sungai Bingei, Kecamatan Salapian, Kecamatan Bahorok, Kecamatan Batang Serangan  dan sekitarnya
  4. Kabupaten Langkat : adalah desa / daerah hilir yang dihuni oleh masyarakat “Karo Binge” antara lain di Kecamatan Kuala, Kecamatan Sei Wampu, Kecamatan Selesai, Kecamatan Stabat dan sekitarnya.
  5. Kabupaten Simalungun : sebagian adalah daerah / desa yang dihuni oleh masyarakat “Karo Timur” karena Kabupaten Karo terletak disebelah Barat Kabupaten Simalungun yaitu Kecamatan Doloksilau dan Kecamatan Silima Kuta antara lain desa Cingkes, desa Rakut Besi dan sekitarnya.
  6. Kabupaten Dairi : adalah daerah / desa yang dihuni oleh masyarakat “Karo Baluren” di antara perbatasan Kabupaten Karo dengan Kabupaten Simalungun antara lain desa Tiga Lingga di Kecamatan Tigalingga, Kecamatan Tanah Pinem dan Kecamatan Gunung Siteber dan sekitarnya.
  7. Kabupaten Aceh Tenggara : sebagian adalah daerah / desa yang dihuni oleh masyarakat “Karo Berneh” di Kecamatan Lau Sigala – gala dan Kecamatan Simpang Simadam yaitu antara lain desa Lau Ndeski, Kuta Cingkam, Kuta Batu, Lau Perbunga, Lau Kinga dan sekitarnya.

Adapun objek wisata yang ada di Taneh Karo adalah sebagai berikut :

This entry was posted in Informasi Objek Wisata Karo. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *