Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan baru-baru ini, didapati ternyata anjing bisa melacak apakah anda mengidap penyakit kaker usus meskipun masih dalam stadium awal hanya dengan mencium bau nafas atau kotoran seorang penderita.
Penemuan ini dapat membantu peneliti mengenali senyawa kimia yang dideteksi oleh anjing tersebut. Tes terhadap senyawa tersebut dinilai mungkin lebih efektif dari pada metode yang selama ini dilakukan. Demikian dikatakan ilmuwan asal Jepang kepada Jurnal Gut.
“Penelitian selanjutnya dirancang untuk mengidentifikasi secara spesifik senyawa organik pada kanker yang sangat penting untuk meningkatkan metode mendeteksi dini Kanker Kolekteral,” kata Ilmuan asal Jepang tersebut.
Kanker Kolekteral adalah kanker usus besar dan kanker dubur atau kanker pada bagian bawah Usus Besar. Menurut Lembaga Kanker Nasional kanker-kanker ini adalah empat jenis kanker yang sering muncul pada wanita dan pria di Amerika Serikat.
Anjing memang terkenal memiliki indera penciuman yang tajam. Dia bisa mengendus berbagai macam kanker. Bahkan, anjing dari beberapa keturunan tertentu bisa mengidentifikasi penyakit kanker prostat, sama seperti mengidentifikasi kanker kulit, paru-paru, payudara, rahim dan kanker kandung kemih. Biasanya, anjing tersebut hanya menghirup nafas seseorang. Setelah dilatih, banyak anjing dapat secara akurat mengidentifikasi kanker bahkan dalam stadium awal.
Pada penelitian termutakhir itu, ilmuwan mengoleksi berbagai macam nafas dan sampel kotoran manusia dari 48 pasien dengan penyakit kanker kolekteral, 203 orang yang tidak menderita kanker dan 55 orang yang pernah menderita kanker tetapi sudah sembuh. Sampel kotoran manusia dikumpulkan sewaktu tes dan nafas disimpan dalam kantong khusus untuk menggambarkan contoh nafas mereka.
Selanjutnya, anjing jenis Labrador yang telah dilatih membaui sampel tersebut. Ketika, anjing tersebut mendeteksi kanker, anjing tersebut dilatih untuk duduk di depan sampel yang terdeteksi tersebut.
Kemudian, peneliti memastikan apakah anjing tersebut bisa secara tepat mengidentifikasi kanker tersebut. Dalam beberapa kasus, didapati bahwa anjing tersebut sangat akurat. Terbukti, 91 persen benar dalam mengidentifikasi kanker melalui contoh nafas dan 97 persen tepat dalam mengidentifikasi kanker melalui kotoran. Sementara, anjing tersebut 99 persen tepat mengidentifikasi sampel nafas dan kotoran yang bebas dari penyakit kanker.
Bahkan, anjing tersebut sangat akurat mengidentifikasi dalam kasus apakah pasien tersebut merokok atau penyakit usus lainnya.
Tetapi, melatih Anjing sehingga bisa mendeteksi penyakit kanker membutuhkan waktu bertahun-tahun dan banyak dana. [LiveScience/NOV/A-21]
sumber: http://www.suarapembaruan.com