DARI NEVER EVER END RAPIDS KE NIGHTMARE SUNGAI ASAHAN

Sabtu, 8 November 2008 | 09:55:58

Teliti dulu kesehatan jantungmu. Masih bagus? Nah, sekarang kita boleh menuju wisata arung jeram paling populer di Sumatera, Asahan River. Lokasi wisata olah raga ini dapat ditempuh melalui jalur lintas barat Medan-Padang. Dari Medan, Anda turun di Kota Porsea. Kemudian naik bus tiga perempat jurusan Porsea-Bandar Pulo, tepatnya Desa Parhitean, yakni desa yang dibelah dua oleh Sungai Asahan. Jalur ini merupakan jalur yang paling diminati wisatawan karena kondisi jalannya baik dan melintasi Danau Toba yang tersohor.

Selain dari Porsea, Sungai Asahan juga dapat ditempuh melalui jalur lintas timur. Naiklah kereta api atau bus lintas, dan turun di Kisaran, ibukota Kabupaten Asahan. Dari Kisaran, Anda naik angkutan pedesaan ke Bandar Pulo, kemudian diteruskan naik angkutan Opranto jurusan Bandar Pulo-Porsea sampai ke Desa Parhitean. Jalur ini cenderung sepi karena jumlah angkutan yang jarang dan kondisi jalan yang kurang baik.

Jumlah angkutan yang sangat sedikit melalui Desa Parhitean membuat para penikmat jeram lebih suka menyarter kendaraan selama berarung ria demi menghemat waktu di perjalanan.

Setiba di Desa Parhitean, jangan berharap menemukan penginapan. Biasanya para pengarung menginap di rumah Pak Simatupang, sekitar 500 meter dari jembatan Parhitean. Pak Simatupang juga membuka rumah makan. Rumah-rumah penduduk lainnya di sekitar jembatan juga bersedia menampung para rafter.

Pak Simatupang sendiri adalah seorang pribumi yang mengikuti pengarungan pertama Sungai Asahan bersama Kurt, seorang rafter dari Austria, dan Mr Halim, rafter asal Jerman. Sebagai orang pertama, Pak Simatupang menamai sebuah jeram yang persis berada di belakang rumahnya dengan nama Simatupang Rapid.

Setelah Zambesi dan Colorado
Sungai Asahan adalah salah satu lokasi rafting kelas dunia. Di atas riamnya, sudah empat kali diadakan kejuaraan arung jeram nasional dan internasional sejak tahun 2000. Tingkat kesulitan jeram Sungai Asahan variatif dan agak subyektif berdasarkan tingkat kemampuan seseorang. Namun ada pendapat yang menyatakan, sungai ini menduduki peringkat tiga dunia setelah Zambesi di Afrika dan Colorado di Amerika Serikat.

Jeram-jeram sepanjang Sungai Asahan cenderung sambung-menyambung tanpa arus yang benar-benar tenang. Tak jarang kondisi ini membuat para rafter harus berusaha sekuat tenaga untuk dapat menepi karena arus flat sendiri merupakan bagian yang berarus deras walau tanpa ombak.

Sampai saat ini, terdapat 4 rute pengarungan yang sudah dikenal di sungai Asahan. Rute pertama dijuluki dengan istilah ”Never Ever End Rapids” yang berawal dari Desa Tangga sampai Jembatan Parhitean sejauh tiga kilometer dengan waktu tempuh sekitar setengah jam. Dinamai ”Never Ever End Rapids”, karena tipikal jeramnya sambung menyambung. Kemiringan permukaan sungai yang tinggi membentuk jeram yang tak putus-putusnya dan kerap menyulitkan komunikasi antar awak perahu. Jangankan berkomunikasi, bernapas saja kadang lupa.

Di antara rute itu, Anda harus survive melalui dua jeram besar, yaitu Rabbit Hole (Kelas V) dan Rodeo Hole (Kelas IV). Para rafter profesional sendiri masih harus melakukan scouting pada jalur ini. Rabbit Hole merupakan jeram pembuka, di mana terdapat beberapa patahan yang menghasilkan drop disertai hole. Kombinasi hole-hole inilah yang membentuk rabbit hole. Teori yang menyatakan ”ikut arus utama lebih baik”, mungkin kurang tepat pada jeram ini. Arus utamanya menabrak batu yang tertutup air dan menghasilkan drop sampai satu meter. Bila perahu menyentuh batu ini, apalagi sampai naik di atasnya, maka peluang flip sangat besar.

Sampai jarak sekitar 400 meter, kembali Anda dihadang kombinasi hole-hole yang membentuk Rodeo Hole. Sangat penting untuk tetap mempertahankan perahu pada arus utama di jeram ini. Begitu Anda bisa melewatinya, maka jeram berikut hingga Jembatan Parhitean sudah relatif berada pada tingkat kesulitan lebih rendah. Pada penghujung rute, Anda akan dijamu dengan sebuah jeram besar bernama Rizal Nurdin Rapid. Jeram yang tepat berada di bawah Jembatan Parhitean ini mengingatkan orang pada jasa Almarhum T. Rizal Nurdin dalam pengembangan arung jeram Sungai Asahan.

Nightmare
Rute kedua boleh disebut sebagai jeram wisata. Start dimulai dari Sekolah Desa Tangga, agak ke hulu Jembatan Parhitean dan berakhir di Desa Hula Huli. Rute dengan jarak tempuh sekitar 3 kilometer ini sering dinamai dengan Hula Huli Run. Lebar sungai antara 30-50 meter dengan lintasan pengarungan yang relatif aman dengan pemandu yang berpengalaman.

Terdapat beberapa jeram besar di sini seperti sucking hole dengan hole-nya yang menyeramkan, Tiger Shark dengan kombinasi ombak yang besar-besar, Simatupang I dan II serta Zivana Rapid yang tak boleh diremehkan. Yang sedikit membuat perasan tenang, jalur ini persis bersebelahan dengan jalan raya Parhitean-Hula Huli. Jika terjadi trouble, akan lebih mudah untuk evakuasinya.

Rute yang cukup gila adalah Midlle Section. Mereka menyebutnya sebagai ”mimpi buruk” karena dipenuhi jeram-jeram Kelas V yang sangat tidak disarankan bagi pemula. Belum pernah ada pengarungan yang dapat menyelesaikan rute ini sepenuhnya. Jeram-jeram yang menghadang antara lain Three Rock Run (Kelas V), The Fresh Cancan (Kelas V) dan Honey Moon Horror (Kelas V).

Middle Section memiliki maskot Sungai Asahan, yaitu “Nightmare”. Jeram ini merupakan jeram paling berbahaya yang belum pernah diarungi. Tak memungkinkan adanya system rescue dengan kondisi bibir sungai yang bertebing. Jangankan rafter lokal, rafter internasional pun banyak yang portage di jeram ini.

Rute terakhir bernama Halims Run, yang juga adalah jalur wisata komersil dari Desa Batumamak sampai Bandar Pulo. Dengan durasi waktu sekitar 3,5 jam dan kondisi sungai yang sudah agak tenang, para pengarung dapat menikmati indahnya tebing-tebing di kiri-kanan sungai. Tebing-tebing curam itu adalah hasil ledakan vulkanis Danau Toba sekitar 50 juta tahun lalu. Walaupun dianggap sebagai rute wisata, masih terdapat beberapa jeram yang harus diwaspadai di sini, karena Sungai Asahan memang tak punya bagian yang benar-benar aman.

Lembah Asahan
Puas menikmati cipratan air Sungai Asahan, jangan buru-buru pulang. Sisakan sedikit waktu untuk menikmati indahnya lembah Sungai Asahan yang tidak akan terlihat dari atas perahu. Beberapa air terjun mengamuk di lembah ini, mulai dari yang kecil seperti Zivana Fall (hanya 10 menit berjalan kaki dari rumah Pak Simatupang) sampai air terjun sebesar Ponot (sekitar 15 menit dengan kendaraan).

Bagi Anda yang gemar olah raga rock climbing, jangan sungkan membawa peralatan panjat ke lembah Asahan. Ada beberapa tebing yang dapat digerayangi dengan berbagai tingkat kesulitan. Sebut saja tebing Sampuran Harimau, tebing Ponot, atau tebing air terjun Siguragura yang airnya sudah dialihkan alirannya. Sebagai kegiatan penutup, Anda dapat melakukan junggle trekking yang belakangan ini sedang digodok pemerintah bersama masyarakat sekitar. Bayangkan, kita dapat menikmati dari dekat keanekaragaman hayati lembah Asahan. Pada hari Kamis, apa salahnya Anda menikmati pasar tradisional (onan) di Parhitean.

Menangis
Ada yang menangis belakangan ini. Mereka adalah para rafter yang mendengar satu kabar yang akan melukai hubungan manja mereka dengan keliaran Sungai Asahan. Konon, jeram-jeram yang indah itu akan hilang oleh Bendungan Asahan III yang segera dibangun. Tapi semoga rencana ini akan menemukan jalan keluar yang menguntungkan semua pihak.

Arung jeram merupakan salah satu cabang olah raga yang mulai mekar dan dikenal luas sebagai sebuah perjalanan wisata pada tahun 1990-an. Olah raga dengan tingkat bahaya satu tingkat di bawah terjun payung ini mulai dikemas menjadi paket wisata yang menarik dengan jasa para operator yang semakin menjamur. Di Kota Medan saja, sejumlah operator jeram telah menawarkan pelayanan rafting untuk kegiatan wisata. Jadi, siapa saja kini bisa menikmati tarian sungai tanpa harus memiliki pengalaman seorang profesional.

Di Indonesia, olah raga arung jeram pada awalnya dikomersilkan di Sungai Alas, Aceh. Sumatera Utara kemudian menyusul dengan potensi sungai-sungainya yang mengalir dari kawasan “Tumor Batak”. Sungai Asahan merupakan salah satu sasaran wisata arung jeram yang sudah tersohor ke mancanegara. Timnas Korea saja mengakui kedahsyatan sungai ini pada saat melakukan winter training baru-baru ini. Mereka melakukan latihan di Asahan untuk persiapan kejuaraan dunia di negaranya.

Sungai Asahan merupakan saluran pembuangan air dari Danau Toba menuju Selat Malaka, melintasi Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Asahan. Di daerah Toba Samosir, sungai ini dimanfaatkan PT INALUM sebagi sumber energi listrik pabrik peleburan aluminium melalui Bendungan Sigura-gura dan Bendungan Tangga. Wisata arung jeram sendiri memanfaatkan muntahan Bendungan Tangga di Desa Tangga sampai Bandar Pulo sejauh 20 km dengan debit 120 meter kubik tiap detiknya.

Sungai Asahan sempat menjadi isu nasional ketika sungai ini tercemar oleh limbah PT. Inti Indorayon Utama (sekarang PT Toba Pulp Lestari). Kini ancamaran pencemaran itu bukan masalah lagi. PT. Toba Pulp Lestari hanya memproduksi pulp dan lebih ramah lingkungan. Lagi pula, bila berada di Sungai Asahan, secara kasat mata tidak terlihat adanya pencemaran.

Pulau Sumatera sendiri masih memiliki sejumlah sungai yang berpotensi menjadi jeram kelas dunia. Tipologi alam Sumatera yang bergunung-gunung dan berhutan memungkinkan adanya sungai-sungai dengan arus deras dan dalam. Sungai-sungai itu menggeram dari puncak dan lereng-lereng Bukit Barisan, dari rahim rimba tropis yang tua, dan dibentuk oleh ukiran sejarah vulkanik yang tiada tara. Seluruh harta yang indah itu sedang terancam kegiatan perambahan hutan, pertambangan, dan erosi. Selagi Anda butuh petualangan, datanglah ke Sumatera, dan mari sama-sama kampanye perlindungan hutan secara total! Bila terlambat, kita semua akan menangis.
(Remondias Tarigan- anggota KOMPAS-USU)

teks oleh remondias tarigan

Terdapat (2) Tanggapan

bry | 08/06/09. 15:14:49

wah jadi teringat waktu “asahan white water” I dan II, aku ikut bantuin panitia dari RAPI 02.07 ( bag komunikasi ) karena pada waktu itu sinyal HP gak ada .Sungguh sangat menakjubkan

keysia | 21/03/09. 16:11:51

bagus seh cuma kita wajib juga tuh melampirkan yang namanya fhoto,supaya orang percaya juga dengan adanya wisata itu…
klo kita yang udah pernah ksana seh pasti mengakui klo disana bagus,tapi klo yang belum pernah sama sekali ksana kan gak tau…
bisa gak ada foto yang khusus memasukkan daerah wisata sana jadi bisa diliat banyak orang…

This entry was posted in Jelajah Objek Wisata Karo. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *