Aku betul-betul prustasi kenapa Tuhan Yesus harus mati ditiang salib, Kenapa Tuhanku sampai kalah dengan tentara Romawi ! Kenapa dia tidak tuntas dalam menyampaikan risalahnya ( Yohanes 16 :12-14) “12 Masih banyak hal yang harus aku katakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.
13Tetapi apabila ia datang, yaitu Roh Kebenaran. Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran. Sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarnya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.
Dan siapa Roh Kebenaran itu ?
Manis
Jawaban:
Shalom Manis,
1. Kematian Yesus di salib adalah tanda kemenangan
Kematian Yesus di kayu salib itu bukanlah sesuatu tanda kekalahan, tetapi justru kemenangan. Penderitaan dan wafat-Nya itu memang merupakan suatu ‘kebodohan’ menurut hikmat manusia, tetapi merupakan ‘kemenangan’ menurut hikmat Allah (lih. 1 Kor 1: 18-31).
Sebab dengan pengorbanan Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari mati, maka Kristus mengalahkan kuasa dosa dan maut. Sebab tidak ada seorangpun di dunia ini dapat bangkit dari kematiannya, dan memang hanya Yesus Kristus saja, dan tidak akan pernah ada lagi. Yesus, Allah Putera yang menjelma menjadi manusia, wafat di salib sebagai korban tebusan dosa- dosa umat manusia (lih. Mat 20:28) agar dengan demikian jurang yang memisahkan antara Allah dan manusia akibat dosa, dapat terjembatani; sehingga manusia dapat kembali kepada Allah dan menerima kehidupan kekal. Silakan anda membaca artikel ini: Kesempurnaan rancangan keselamatan Allah, silakan klik.
2. Wafat Kristus dan kebangkitan-Nya memang merupakan puncak dalam rencana Allah menyelamatkan manusia.
Maka wafat Kristus dan kebangkitan-Nya memang merupakan puncak dalam rencana Allah menyelamatkan manusia. Karena melalui wafat, kebangkitan dan kenaikan Kristus ke surga, tercurahlah rahmat keselamatan bagi kita manusia. Kini, rahmat tersebut terus tercurah kepada kita melalui sakramen- sakramen Gereja oleh kuasa Roh Kudus, yaitu Roh Kebenaran yang disebutkan dalam Yoh 16:12-14. Pada saat Yesus menjelaskan kepada para muridnya di perikop Yoh 16 tersebut, para murid belum dapat memahaminya, karena mereka tidak menyangka bahwa untuk menyelamatkan dunia Kristus harus mengalami sengsara dan wafat di kayu salib sampai sedemikian rupa. Walaupun Yesus sendiri telah sedikitnya tiga kali memberitahukan para rasul-Nya tentang kematian-Nya ini (Mat 16:21; Mat 17:22-23; Mat 20:17:19), para murid-Nya baru memahaminya setelah segala sesuatu yang dikatakan Yesus terjadi.
Maka perasaan anda yang frustasi karena penyaliban Yesus, itu menyerupai pengalaman kedua murid Yesus di perjalanan ke Emaus (lih. Luk 24:13-35). Namun Kristus menampakkan diri kepada kedua murid tersebut, untuk membuktikan bahwa Ia sungguh bangkit dan hidup. Yesus berjalan bersama mereka sambil menjelaskan makna Kitab Suci dan mereka mengenali Kristus yang bangkit pada saat Ia memecahkan roti, namun seketika itu juga Ia lenyap dari pandangan mereka. Pengalaman ini mengobarkan hati mereka dan para murid lainnya, bahwa Kristus sungguh telah bangkit dari mati. Mukjizat kebangkitan ini membuktikan bahwa Kristus sungguh adalah Allah Putera yang menjelma menjadi manusia. Maka kematian Kristus di salib bukanlah kekalahan, namun sebaliknya adalah kemenangan; karena diikuti oleh kebangkitan, yaitu bukti bahwa Kristus telah mengalahkan kuasa dosa dan maut demi menebus dosa- dosa manusia. Wafat dan kebangkitan-Nya untuk membuka jalan keselamatan bagi kita.
3. Yesus menyerahkan nyawa-Nya atas kehendak-Nya sendiri, bukan karena ‘dikalahkan’ oleh orang- orang Yahudi ataupun Romawi.
Maka pada saat Yesus menyerahkan diri-Nya ke tangan orang- orang Yahudi itu adalah karena Ia sendiri menghendaki-Nya, demi memenuhi rencana keselamatan Allah. Tuhan Yesus telah berulang kali mengajarkan betapa Ia akan menyerahkan nyawa-Nya demi menyelamatkan umat-Nya seperti halnya Gembala yang baik menyerahkan-Nya nyawa bagi domba- domba-Nya.
“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;….. Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.” (Yoh 10:11, 18)
Jadi bahwa Yesus menyerahkan nyawa-Nya bukan karena Ia ‘kalah dengan tentara Romawi‘. Yesus memang dengan kehendak bebas-Nya menyerahkan nyawa-Nya kepada orang- orang Yahudi; agar dengan demikian Ia dapat menjadi korban penebusan dosa umat manusia untuk memenangkan dari kuasa dosa dan maut, jiwa orang-orang yang percaya.
4. Dengan menyerahkan Nyawa-Nya di salib, Kristus menggenapi nubuat para nabi tentang Mesias yang diutus Allah.
Dengan kurban salib-Nya, Kristus memenuhi nubuat para nabi beratus- ratus tahun sebelum-Nya, bahwa sebagai Mesias, Ia akan wafat dengan cara demikian.
Sang Mesias digambarkan mengalami penderitaan:
a. Yakub menggambarkan bahwa Mesias akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur (Kej 49:11).
b. Daniel 9 memberikan gambaran akan Mesias yang menderita, dimana dia akan disingkirkan, walaupun tidak mempunyai kesalahan apapun (Dan 9: 26).
Gambaran akan penderitaan Mesias dan kebangkitan-Nya:
a. Nabi Yesaya memberikan gambaran yang begitu jelas akan penderitaan Sang Mesias (Yes 42; 49; 50; 53).
b. Mesias harus menderita untuk menanggung dosa dunia; oleh bilur-bilur-Nya, kita disembuhkan (Yes 53:5).
c. Mesias juga akan ditolak oleh orang banyak (Mzm 118:22).
Yesus ditolak bukan hanya oleh orang-orang, namun terutama adalah para ahli farisi, imam agung. Namun penolakan ini melahirkan Kerajaan Allah, dengan Yesus sendiri sebagai batu penjuru (Mat 21:42).
d. Daud berbicara tentang penderitaan Kristus di kayu salib, seperti: tangan dan kakinya akan ditusuk, segala tulangnya terlihat, membagi pakaiannya, menderita kehausan yang sangat (Mzm 22).
e. Nabi Yesaya mengatakan bahwa Mesias akan memberikan punggungnya bagi orang-orang yang memukulnya, dan memberikan pipinya bagi yang mencabut janggutnya. Dia dinodai dan diludahi, namun dia tidak menyembunyikan mukanya (Yes 50:6).
f. Kebijaksanaan Salomo menceritakan tentang penganiayaan dan penolakan akan Kristus (Keb 2:12-20).
Drama yang begitu kejam ini terpenuhi dalam diri Kristus yang mengalami penderitaan begitu hebat sesuai dengan yang dinubuatkan nabi Daud dan Yesaya (Mat 27:39-42).
g. Daud berbicara tentang kebangkitan Mesias ketika dia berkata bahwa Tuhan tidak akan memberikan Dia kepada dunia orang mati (Mzm 49:15).
Yesus menggenapi nubuat ini, dengan kebangkitan-Nya dari mati; dengan disaksikan begitu banyak orang yang masih hidup pada waktu Injil dan Surat Rasul Paulus ditulis (Mat 28:7). Yesus juga mengatakan bahwa Dia adalah kebangkitan dan hidup dan barangsiapa percaya kepada-Nya, dia akan hidup walaupun dia sudah mati (Yoh 11:25).
5. Roh Kebenaran (Yoh 16:12-14) adalah Roh Kudus yang turun atas para rasul pada hari Pentakosta.
Setelah Kristus bangkit dan naik ke surga, maka para murid berkumpul dan menantikan pemenuhan janji Kristus yang akan mengutus Roh Kebenaran (Yoh 16: 13). Roh Kebenaran ini adalah Roh Kudus yang turun atas para rasul pada hari Pentakosta (lih. Kis 2:4). Roh Kudus inilah yang mengubah para rasul, dari yang tadinya takut akan orang- orang Yahudi (Yoh 20:19) menjadi berani dalam memberitakan firman Tuhan (lih. Kis 2:14-40; Kis 3, 4, 5, dst). Karunia Roh Kudus menyertai para rasul pada saat mereka mengajar, sehingga mengakibatkan pertobatan banyak orang (lih. Kis 2:41, 47).
Roh Kudus juga mendorong para rasul untuk berbicara dengan hikmat Allah, seperti contohnya kepada Petrus, Yohanes dan Stefanus, sehingga tak seorangpun sanggup melawan hikmat mereka (lih. Kis 4, 6:10, 22:30-dst, Kis 25, 26). Ini merupakan pemenuhan janji Kristus, bahwa akan memberikan Roh Kudus-Nya kepada para rasul-Nya sehingga mereka akan dapat memberikan jawaban atas segala pertanyaan yang ditujukan kepada mereka:
“Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.” (Luk 12:11-12)
Maka Roh Kudus atau Roh Kebenaran (lih. 1 Yoh 5:6) adalah Roh Kristus sendiri yang telah membangkitkan-Nya dari kematian. Roh Kudus ini diberikan kepada semua yang percaya kepada-Nya dan dibaptis (lih. Kis 2:38). Roh Kudus inilah yang menjadikan kita milik Kristus, dan Roh ini akan memimpin kepada kehidupan dan kebenaran (lih. Rom 8:10-11); sebab Kristus adalah kebenaran dan hidup (Yoh 14:6). Roh Kudus ini juga disebut Roh Penghibur, yang diutus oleh Allah Bapa dalam nama Kristus, dan Roh Kudus ini akan mengajarkan segala sesuatu kepada kita dan mengingatkan kita akan semua yang telah dikatakan Kristus kepada kita (lih. Yoh 14:26). Maka Roh Kudus (yang disebut juga sebagai Roh Penghibur dan Roh Kebenaran) ini adalah Pribadi ketiga dari Allah Trinitas: Roh Kudus dalam kesatuan dengan Allah Bapa dan Kristus Sang Allah Putera. Selanjutnya tentang Allah Trinitas, silakan klik di sini.
Demikianlah Manis, yang dapat saya tuliskan menanggapi pertanyaan anda. Jangan frustasi karena Kristus telah wafat di salib. Sebab Kristus telah bangkit! Justru kematian Kristus di salib harus menjadi sumber kekuatan dan pengharapan kita, agar dapat bangkit bersama Dia. Sebab jika kita mati terhadap dosa, maka bersama Kristus kita akan memperoleh hidup yang baru. Dan jika kita jalani hidup ini di dalam Kristus dengan iman, pengharapan dan kasih, maka kita akan dihantar-Nya untuk sampai kepada kehidupan yang kekal di Surga.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
sumber: katolisitas.org