SUMBER GAMBAR, DERI DESTANTO/PBSI
Jonatan Christie mencatat sejarah menjadi pemain tunggal putra Indonesia pertama dalam 30 tahun terakhir yang menjuarai turnamen badminton tertua di dunia, All England.
Pada nomor ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mampu mempertahankan gelar juara setelah menumbangkan pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, dua gim langsung 21-16 21-16.
Bagi Indonesia, dengan dua gelar di tangan, ini adalah pencapaian terbaik dalam beberapa dekade terakhir.
Kunci kemenangan Fajar/Rian
Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto berhasil mempertahankan gelar juara ganda putra All England, pada Minggu (17/03).
Kunci kemenangan Fajar/Rian tak lepas dari kecerdikan Fajar/Rian untuk memaksa Chia/Soh lebih banyak mengembalikan bola ke sektor depan.
“Kami sudah mempelajari permainan lawan. Apalagi saat mereka mengalahkan Bagas/Fikri, kami pelajari kelemahan mereka. [Dari situ kami terapkan strategi agar] kami lebih menang di bola-bola depan. Mereka mencoba menekan dengan melakukan serangan, tetapi kami tak membiarkan mereka melakukan itu,” jelas Fajar kepada wartawan Mohamad Susilo yang melaporkan di Birmingham.
Ini adalah gelar pertama Fajar/Rian sejak menjuarai All England 2023. Banyak yang berharap Fajar/Rian tampil cemerlang, tetapi Fajar mengalami gangguan fisik.
“Setelah All England tahun lalu, saya alami cedera pinggang. Namun saya masih ikut turnamen, meski tidak dalam kondisi 100 persen. Di sisi lain agenda BWF sangat padat, ada juga race to Olympics, yang bisa berdampak terhadap pengumpulan poin. Kondisi semakin oke tahun ini, sehingga bisa memberikan yang terbaik,” kata Fajar lagi.
Jonatan Christie persembahkan trofi juara
Pada final tunggal putra yang berlangsung beberapa jam sebelumnya, Jojo — panggilan Jonatan — menundukkan sesama pemain Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, dua gim langsung 21-15 21-14.
Jonatan mempersembahkan trofi juara kepada seluruh pemain tunggal putra Indonesia.
Jonatan Christie mengakhiri penantian Indonesia selama 30 tahun di sektor tunggal putra turnamen bergengsi All England, pada Minggu (17/03).
“Saya tahu persis bagaimana perjuangan para pemain tunggal putra … saya tahu bagaimana kami semua berusaha, saya tahu bagaimana orang [luar] melihat kami, bagaimana kami dipandang orang, jadi trofi ini untuk mereka. Juga untuk tim pelatih,” kata Jojo kepada wartawan Mohamad Susilo, yang meliput All England di Birmingham.
Persembahan ini bisa dipahami mengingat puasa panjang gelar juara tunggal putra di turnamen bergengsi All England.
Jonatan Christie mengalahkan Anthony Sinisuka Ginting dua set langsung 21-15 21-14.
Bagi Jonatan ini sekaligus adalah gelar Super 1000 yang pertama. Ia mengatakan tidak menyangka akhirnya bisa menjadi juara All England.
“Saya masih ingat, dulu melihat para pemain memegang trofi juara … hari ini saya tahu rasanya menjadi juara,” kata Jonatan.
Sebelum Jonatan, gelar juara di sektor ini diraih oleh Hariyanto Arbi, yang pada 1994 mengalahkan sesama pebulutangkis Indonesia, Ardy Wiranata. Laga tersebut menjadi salah satu pertandingan klasik final All England.
Apa komentar Ginting?
Di atas kertas, Ginting sebenarnya lebih unggul dibandingkan Jonatan.
Kedua pebulutangkis berhadapan sebanyak sembilan kali dalam turnamen resmi.
Dari jumlah itu, Ginting menang atas Jojo sebanyak enam kali. Terakhir kali bertanding, Ginting menang dua gim langsung dengan skor 21-19 21-16 pada turnamen Indonesia Terbuka, Juni 2023.
Ranking dunia Ginting pun lebih tinggi dari Jojo. Saat ini Ginting menempati peringkat lima dunia, sedangkan Jojo berada di urutan sembilan dunia.
Namun pada turnamen All England 2024, Jonatan diuntungkan dengan masa istirahat yang lebih lama. Di semifinal, lawan Jonatan, Shi Yu Qi, mengakhiri laga awal.
Jonatan Christie berhadapan dengan Anthony Sinisuka Ginting pada laga final All England di Birmingham, Minggu (17/03).
Di sisi lain, Ginting harus melewati Christo Popov dalam laga tiga gim pada babak semifinal. Sebelumnya, pada babak perempat final, Ginting mengalahkan salah satu pemain terbaik di dunia, Viktor Axelsen, juga dalam laga tiga gim.
Laga berlangsung sangat seru dan bisa jadi ini sangat menguras tenaga dan mental.
“Faktor itu cukup berpengaruh [terhadap performa saya] … tetapi lagi-lagi [rezeki menjadi juara] sudah ada yang mengatur. Mungkin sudah jadi jalannya Jonatan [untuk juara]. Saya bersyukur Jonatan bisa mengukir sejarah,” kata Ginting.
Penampilan Ginting memang tak seperti saat mengalahkan Axelsen, yang bermain ulet, tak pernah menyerah, dan selalu mengejar ke mana bola mengarah.
Jonatan Christie dan Anthony Ginting saat diwawancara media seusai pertandingan final tunggal putra All England, Minggu (17/03).
Ia mengakui dirinya dan Jonatan sudah saling tahu kelebihan dan kelemahan masing-masing dan di babak final Jonatan bermain lebih baik.
“Saya sudah mencoba menampilkan permainan yang terbaik…,” kata Ginting.
Empat pebulutangkis Indonesia lolos ke final
Sebelumnya, pada laga semifinal, Sabtu (16/03), Ginting dan Jojo menciptakan ‘all Indonesian final’ setelah masing-masing menyingkirkan Christo Popov (Prancis) 19-21 21-5 21-11 dan Lakshya Sen (India) 21-12 10-21 21-15.
Di sektor ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto memperbesar peluang mempertahankan gelar juara setelah mengalahkan pasangan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang) 21-18, 21-18.
Sang juara bertahan ini membukukan kemenangan berkat variasi servis yang efektif mengumpulkan poin. Di sisi lain, status sebagai pemenang tahun 2023 juga membuat lebih percaya diri saat turun di lapangan.
Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, meluapkan kegembiraan setelah mengalahkan pasangan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang) 21-18, 21-18.
Pada laga final, ganda putra peringkat tujuh dunia itu akan menghadapi pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Minggu (17/3).
Dalam perjalanan menuju final, Chia/Soh mengalahkan juara tahun 2022, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.
“Peluangnya fifty fifty. Kami pernah menang lawan mereka, tetapi juga pernah kalah. Saya lihat mereka bermain sangat bagus saat mengalahkan Bagas/Fikri. Fokus mereka juga konsisten. Ya, semoga saja kami bisa mengungguli mereka [di laga final] dan diberi kemenangan,” kata Fajar.
‘Tetap fokus pada strategi’
Anthony Sinisuka Ginting (kanan) dan Jonatan Christie (kiri) menciptakan all Indonesian final pada sektor tunggal putra turnamen bergengsi All England di Birmingham, Inggris, Sabtu (16/03).
Pada Jumat (15/03) malam, ketika menuntaskan babak perempat final, Ginting dan Jojo tak bersedia berbicara banyak soal kemungkinan all Indonesian final. Dengan berhati-hati, Ginting dan Jojo sama-sama mengatakan akan fokus dulu ke laga semifinal.
Namun, melihat keberhasilan Ginting menundukkan pebulungtangkis unggulan satu, Viktor Axelsen, dan Jojo menyudahi pemain China, Shi Yu Qi, terbersit senyum optimisme pada wajah Ginting dan Jojo.
Optimisme yang kemudian menjadi kenyataan. Ginting sukses menekuk Popov, yang di atas kertas memang berada di bawah Ginting.
Ia mengatakan kemenangannya banyak didorong oleh fokus yang terjaga, terutama di gim dua dan tiga.
“Bersyukur … bisa jaga fokus dari awal pertandingan sampai selesai, itu penting juga. Karena kalau bisa bermain dengan baik dan bisa menuntaskan segala permasalahan, kemungkinan berhasil lebih besar,” kata Ginting kepada Mohamad Susilo, wartawan di Inggris yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
“Di gim kedua saya coba untuk tidak memikirkan apa yang terjadi di gim pertama, tetap fokus pada strategi, tetap fokus untuk menampilkan permainan yang maksimal untuk dapat poin demi poin,” tambahnya.
Tak berselang lama, Jonatan mengikuti jejak Ginting. Korban Jojo kali ini andalan India, Sen, yang ia tekuk melalui pertandingan tiga gim.
“Sen bermain cukup baik di gim kedua, dia mengubah strateginya dengan bermain lebih cepat dan saya kurang mengantisipasi itu. Alhasil tertinggal jauh dan saya tidak mau memaksa habis-habisan dan langsung mempersiapkan diri untuk gim ketiga,” kata Jojo mengungkap strategi.
“Di gim penentuan saya sudah tahan-tahan saja dengan rally, tidak mau terpancing bermain cepat. Juga [terus berusaha] bagaimana merapatkan pertahanan,” kata Jojo.
Mengomentari hasil gemilang di sektor tunggal putra, Jojo mengatakan, “Mungkin tidak ada yang mengira dengan beberapa hasil turnamen belakangan, yang naik turun, tapi kita selalu berusaha semaksimal mungkin, kekurangan apa kita perbaiki, kita bangun chemistry dan kita coba lebih solid.”
Laga final, pada Minggu (17/03), bisa dikatakan formalitas saja bagi tim Indonesia. Siapa pun yang menang, yang menang adalah Indonesia.
Sejarah tahun 1994
Terakhir kali all Indonesian final tunggal putra All England terjadi pada tahun 1994.
Ketika itu, Hariyanto Arbi berhadapan dengan Ardy Wiranata, yang menjadi salah satu pertandingan klasik All England. Hariyanto keluar sebagai pemenang.
Sayangnya, momen ini juga menjadi awal dari paceklik panjang gelar juara All England sektor tunggal putra.
Ketika ganda putra dan ganda campuran beberapa kali meraih hasil gemilang, gelar juara tunggal putra menjauh hingga Minggu (17/03) ini, ketika paceklik panjang 30 tahun itu resmi berakhir.
Hariyanto Arbi saat memperkuat tim Indonesia pada turnamen Piala Thomas di Hong Kong, 24 Mei 1998 silam.
Hasil final All England 2024:
Baek Ha Na/Lee So Hee vs Nami Matsuyama/Chiharu Sida 21-19 11-21 21-17
Carolina Marin vs Akane Yamaguchi 26-24 10-1
Jonatan Christie vs Antony Sinisuka Ginting 21-15 21-14
Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong vs Yuta Watanabe/Arisa Higashino 21-16 21-11
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto vs Aaron Chia/Soh Wooi Yik 21-16 21-16
sumber: bbc