ISRAEL SERANG SELURUH GAZA DI TENGAH DESAKAN UNTUK GENCATAN SENJATA

Bangunan-bangunan yang hancur di Jalur Gaza, di tengah pertempuran Israel dengan kelompok militan Palestina Hamas, diambil dari lokasi di Israel selatan, 6 Maret 2024 . (JACK GUEZ / AFP)

Militer Israel, Rabu (6/3) melancarkan serangan udara dan darat di seluruh Jalur Gaza, sementara para perunding di Mesir menyusun rencana gencatan senjata yang akan menghentikan konflik selama beberapa pekan.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melaporkan serangan udara di daerah Beit Hanoun menewaskan dua militan yang terlibat dalam serangan teror 7 Oktober terhadap Israel.

Serangan lain Israel berlangsung di Gaza Tengah dan di daerah Khan Younis di bagian selatan jalur itu.

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan ia berencana mengeluarkan peringatan kepada Israel, Rabu (6/3) mengenai perlunya memfasilitasi bantuan kemanusiaan untuk memasuki Jalur Gaza guna mengatasi apa yang disebut Cameron “penderitaan yang mengerikan.”

“Orang-orang sekarat karena kelaparan; orang-orang sekarat karena penyakit-penyakit lain yang sebenarnya bisa dicegah,” kata Cameron kepada parlemen Selasa malam.

Cameron mengatakan ia akan mengangkat isu itu dalam pertemuan dengan anggota kabinet perang Israel Benny Gantz dalam kunjungannya hari Rabu (6/3).

Para mediator internasional bertemu kembali hari Rabu (6/3) di Kairo di tengah-tengah desakan untuk memastikan gencatan senjata enam pekan sebelum bulan suci Ramadan, yang diperkirakan akan dimulai pada 10 Maret.

Presiden AS Joe Biden, Selasa (5/3) mengatakan pertanyaan mengenai apakah akan ada jeda baru dalam pertempuran “berada di tangan Hamas sekarang ini.”

Tetapi pada saat bersamaan, ia mengatakan Israel tidak punya “alasan” selain mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan memasuki wilayah yang dilanda perang itu untuk membantu warga Palestina yang kelaparan.

“Kita memerlukan gencatan senjata,” kata Biden kepada wartawan sewaktu ia meninggalkan tempat peristirahatan presiden Camp David di luar kota Washington.

Ia memperingatkan mengenai meningkatnya bahaya jika Israel dan Hamas gagal mencapai gencatan senjata di Gaza pada awal Ramadan pekan depan.

“Jika kita menghadapi keadaan di mana ini berlanjut selama Ramadan, Israel dan Yerusalem … dapat menjadi sangat, sangat berbahaya,” kata Biden.

Pernyataan Biden secara terbuka bahwa keputusan berada di tangan Hamas merupakan “bentuk tekanan” yang biasa terjadi pada perundingan tingkat tinggi, kata Merissa Khurma, direktur program Program Timur Tengah di Wilson Center.

“Kami telah melihat Hamas menanggapi beberapa pernyataan ini juga,” kata Khurma kepada VOA. “Ini adalah bagian dari proses. Ini menggunakan platform publik untuk menekan perundingan privat yang sedang berlangsung.”

Tetapi ia menekankan situasi kemanusiaan yang sangat buruk di Gaza memberikan tekanan besar bagi para perunding untuk mencapai kesepakatan yang akan menghentikan pertempuran.

“Ini adalah pengingat mengenai beta[a pentingnya perundingan ini membawa kita ke langkah pertama gencatan senjata, jeda kemanusiaan yang sangat diperlukan, untuk memasukkan bantuan dan untuk memulangkan sandera agar kita dapat mulai memikirkan tentang masa depan konflik dan pascakonflik,” kata Khurma.

Israel telah bertekad akan mengakhiri ancaman serangan lain dari Hamas seperti serangan Oktober lalu yang menewaskan 1.200 orang, menurut penghitungan Israel. Serangan balasan Israel sejak itu telah menewaskan lebih dari 30.700 orang di Gaza, sekitar 70 persennya adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Sekitar 72.100 orang Palestina lainnya telah terluka. [uh/ab]
sumber: voa

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.