GandaTurnip – Ada hal menarik yang terjadi di dalam Istana Negara akhir-akhir ini. Istana Negara yang seharusnya menjadi tempat yang begitu penuh dengan kehormatan dengan segala aktivitas kenegaraan yang terjadi di dalamnya.
Namun dalam beberapa kesempatan terakhir ini, Istana Negara sepertinya telah beralih fungsi dan lebih hebatnya lagi sudah menyerupai kemenkominfo. Pandangan ini disebabkan oleh banyaknya bantahan yang dilontarkan oleh Istana kepada publik tentang sesuatu hal, Istana telah disulap Jokowi menjadi rumah perlindungan baginya.
Bantahan Istana terhadap dugaan Jokowi membuntuti Ganjar saat melakukan kampanye ke NTT, bantahan Istana terhadap isu keretakan di dalam kabinet, bantahan Istana mengenai Jokowi meminta bertemu dengan Megawati. Serta masih banyak lagi bantahan-bantahan yang dikeluarkan oleh Istana guna mengawal presiden.
Maka boleh disimpulkan bahwa kondisi di dalam Istana sedang tidak baik-baik saja sejak diloloskannya “anak haram konstitusi” sebagai calon wakil presiden. Keretakan ini yang masih terus menerus dipelihara oleh Jokowi yang sebentar lagi akan meninggalkan kursi kepresidenan.
Kalau diibaratkan, mungkin Istana saat ini seperti pajak sayur yang saling berebut dan tukar-menukar kekuasaan dan kebolehan dalam menawar harga dengan puluhan digit angka yang tersimpan di brankas mereka masing-masing.
Jokowi telah membuat orang-orang di dalam istana harus selalu siap sedia mengawasi 24 jam gerak-gerik dan perkataannya. Jika ada sebuah kesilapan yang keluar dari mulut presiden, maka dengan cepat mereka akan mengutak-atik pena untuk membantah atau sekedar meluruskan pernyataan tersebut.
Dengan situasi yang abnormal seperti ini, siapakah yang harus kita percayai lagi di negeri ini ?
Presiden telah kehilangan marwah atas apa yang terlontar dari mulutnya, sebab publik telah menganggap bahwa setiap perkataan yang diucapkan oleh Jokowi merupakan fakta terbalik dari yang sebenarnya. Tentu ini adalah sebuah hal yang sangat memilukan atas seorang presiden yang akan mengakhiri masa jabatannya, dimana sebelumnya Jokowi memiliki persentasi tingkat kepuasan yang sangat tinggi dari masyarakat sebelum peristiwa “paman” di MK.
Pekerjaan berat nantinya bagi presiden terpilih untuk menjadikan Istana itu sahabat yang ramah bagi rakyat Indonesia, bukan sebagai alat untuk klarifikasi pernyataan presiden dan bukan pula tempat untuk melakukan transaksi jabatan.
Istana dikembalikan saja kepada fungsi yang sebenarnya jangan difungsikan sebagai tempat untuk membantah segala apa yang terjadi di ruang publik. Bagaimanapun Negara ini juga memiliki kementerian yang berhubungan dengan informasi dan komunikasi.
sumber: seword