Widodo SP – Ya, tulisan itu tanpa sungkan langsung menjadikan Prabowo dan Gibran sebagai contoh adanya upanya pelestarian politik dinasti, yang juga menyebutkan soal peran Ketua MK yang baik hati itu, dalam proses lolosnya Gibran setelah melalui upaya yang disebut oleh si penulis mendapatkan special exception dari Anwar Usman yang merupakan kerabat dari Jokowi.
Selanjutnya, sebagai pembanding sekaligus upaya memberi gambaran secara utuh, memang tulisan itu tidak hanya menyoroti soal politik dinasti di Indonesia, tetapi disebutkan pula adanya tren politik dinasti yang melanda Filipina, Thailand, dan Kamboja dengan anak-anak dari para penguasa masa lalu yang kini diperjuangkan untuk menjadi pemimpin utama di negara mereka.
Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr. anak dari penguasa Filipina masa lalu, Ferdinand Marcos, yang dikenal dengan rezim yang korup, sekarang malah bisa sukses menduduki kursi Presiden Filipina, setelah memenangkan Pemilu di negeri itu. Apakah istilah “gemoy” ada kaitan dengan upaya penamaan yang unik seperti panggilan “Bongbong” yang disandang oleh Presiden Filipina itu, kita tidak tahu pastinya … tapi abaikan saja karena nggak penting juga sebutan itu.
Oiya, tulisan di laman Washington Post itu sendiri akhirnya dituntaskan dengan satu kalimat, yang bagi saya bernada peringatan karena ditulis seperti ini:
“Indonesians will be electing a new president, parliament and regional officials. The future of democracy across the region might hinge on their choices.”
Pemakaian “troubling news” pada judul opini juga menyiratkan kekhawatiran bahwa negara-negara ASEAN ada dalam bahaya besar jika tren politik dinasti ini berlanjut, terutama di Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk jauh lebih banyak daripada Filipina, Thailand, dan Kamboja.
Akhirnya, tren politik dinasti yang melanda beberapa negara di ASEAN dan sedang ingin dilanjutkan di Indonesia oleh keluarga Jokowi, memang tak ada cara lain kecuali dilawan dan kita upayakan agar jangan pernah terjadi, karena ngerinya risiko yang kudu ditanggung oleh negeri ini, juga potensi akan susahnya mengakhiri kekuasaan berlatar belakang politik dinasti itu kalau sudah terjadi … yang bisa jauh lebih mengerikan dibandingkan era Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun.
Begitulah kura-kura…
sumber: seword