Perang yang dipicu oleh serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober ke Israel telah menimbulkan banyak korban jiwa bagi warga sipil Palestina, terutama mereka yang tetap tinggal di wilayah utara setelah Israel berulang kali meminta mereka untuk mengungsi ke wilayah selatan.
Tidak jelas berapa banyak orang yang masih tinggal di wilayah utara, namun badan PBB untuk urusan pengungsi Palestina memperkirakan sekitar 160.000 orang masih berada di tempat-tempat penampungan di sana, meskipun mereka tidak lagi mampu menyediakan layanan. Sekitar 1,7 juta warga Palestina, atau sekitar tiga perempat penduduk Gaza, telah meninggalkan rumah mereka.
Ratusan ribu pengungsi telah memadati sekolah-sekolah yang dikelola PBB dan fasilitas lainnya di Gaza selatan. Ketika tempat penampungan meluap, orang-orang terpaksa tidur di jalanan di luar, dengan sedikit tempat berlindung dari hujan musim dingin yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Di seluruh Gaza, terjadi kekurangan makanan, air dan bahan bakar untuk generator yang menggerakkan infrastruktur dasar. Juga terjadi pemadaman listrik di seluruh wilayah sejak Israel menghentikan impor bahan bakar pada awal perang.
Belum ada komentar dari militer Israel.
Para pejabat Palestina mengatakan tembakan militer Israel menghantam rumah sakit tersebut pada hari Senin, menewaskan 12 orang. Israel membantah menembaki rumah sakit tersebut, namun mengatakan pasukannya membalas tembakan ke arah militan yang menarget mereka dari dalam.
Sekitar 200 pasien yang terluka dan rekan-rekan mereka dievakuasi dari rumah sakit itu ke Gaza selatan pada hari Senin, namun hingga 600 orang yang terluka dan sekitar 2.000 warga Palestina yang mengungsi masih terjebak di sana, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. [ab/lt]
sumber: voa