Widodo SP – Bangun pagi mengawali bulan kesebelas dalam kalender 2023 ini, langsung muncul sedikit kekhawatiran dalam benak saya, sambil bergumam: “Kira-kira dagelan politik macam apa lagi yang akan tersaji bulan ini?”
Jiika sebagian orang mungkin mulai mual dengan drama politik menyambut pendaftaran paslon yang akhirnya diwarnai dagelan putusan MK dan keputusan nekat bergabungnya Gibran menjadi bakal Cawapres dari Prabowo Subianto, semoga bulan ini rasa mual itu tidak berpadu dengan rasa muak ya, karena akan sangat membahayakan kesehatan.
Yap, potensi untuk menjadi muak pastikan masih terjaga karena rasanya masih akan ada drama-drama lanjutan dari upaya berkuasa dari kubu yang Capres-nya penasaran setelah 20 tahun katanya asetnya mandeg karema tidak berkuasa. #eh
Apalagi drama yang mengikuti putusan MK juga masih berlanjut, dengan mulai bawa-bawa soal agama, seperti pengakuan pamannya Gibran bahwa jabatan itu milik Allah, jadi beliau menolak untuk mundur. Oh, mungkin maksudnya kalau menghendaki agar orang ini mundur, berarti Allah harus mengambil jabatan itu beserta orangnya kah?
Drama pancabutan baliho dan atribut partai di Bali, rasanya juga akan berlanjut, yang kemungkinan bisa datang dari orang yang bermaksud menyenangkan Pak Lurah lewat aksi-aksi pendzoliman terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan PDI Perjuangan dan paslon yang maju pada Pilpres 2024. Bukan tak mungkin cara-cara yang dipakai pada Pilkada DKI Jakarta 2017, dimana paslon yang menang didukung oleh Gerindra, juga akan diulang dengan skala lebih besar dan cara yang lebih ngeri. Katanya tak ada yang tak mungkin terjadi dalam pentas politik nasional. Ye kaaan?
Sambil menunggu hasil pemeriksaan terhadap putusan MK beserta para hakimnya, rasanya kita juga perlu menceemati para penjabat sementara yang sekarang memimpin di banyak daerah. Jangan-jangan ada di antara mereka adalah “orangnya Pak Lurah” yang sejak lama sudah disetting buat bergerilya dan memenangkan “sang putra mahkota” dengan mengandalkan kekuasaan di daerah tersebut?
Curiga kan boleh saja, siapa suruh mereka memulai tindakan yang menurunkan kepercayaan masyarakat lewat berbagai drama politik yang terjadi, ya kan? Kita bahkan berhak curiga bahwa beberapa bulan ke depan, dari setiap agenda kerja Pak Lurah ke berbagai pelosok negeri akan berkaitan dengan upaya pemenangan paslon Prabowo-Gibran, yang sudah dimulai dari Bali.
Sasarannya adalah daerah-daerah yang selama dua edisi Pilpres terakhir menjadi lumbung suara Jokowi, antara lain Bali, NTT, Papua, sebagian Kalimantan, juga tentunya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perhatikan saja nanti peta roadshow Pak Lurah setelah dari Bali, akankah kecurigaan saya benar atau hanya berlebihan karena saking kesalnya dengan dagelan politik yang belakangan terjadi.
Begitulah kura-kura…
sumber: seword