Bulan lalu ada mahasiswa yang bertanya kepada saya soal pencucian uang lewat judi online. “ Saya mau lengkapi bahan skripsi saya, bantulah pak” katanya. Dia minta saya dijadikan nara sumber karena membaca blog saya tentang tekhnis pencucian uang. Akhirnya saya temui juga di cafe.
“ Saya tidak terpelajar. Jadi kalau kamu butuh penjelasan dengan referensi akademis jelas saya tidak ngerti. Kata saya.
“ Saya justru ingin tahu prakteknya pak. Nanti referensinya saya cari sendiri. “ Katanya. Saya senyum saja. “ Coba ceritakan prakteknya pencucian uang lewat judi online. “ Lanjutnya.
“ Ada tiga caranya. Cara pertama, kita buka akun situs judi online. Tentu harus ajukan aplikasi. Dalam aplikasi itu kita harus mencantumkan nomor rekening bank. Setelah disetujui maka selanjutnya pembayaran bisa menggunakan kredit dan debit, virtual account/ Bank digital, dan mata uang kripto. Apa artinya ? aplikasi buka akun itu hanya formalitas saja. Intinya ada pad alat pembayaran. Sehingga nama bisa saja fiktif. Bandar mengarahkan pembayaran ke rekening bank di luar negeri. Umumnya di negara bebas pajak.
Akumulasi uang dari pejudi yang mengalir ke rekening di luar negeri ini legal. Karena alat pembayarannya juga legal. Tapi karena ditempatkan di negara bebas pajak, maka bandar tidak bisa bebas keluarkan uang itu. Nah biasanya ditempuh cara tradisional mengeluarkan uang itu. Yaitu dengan menarik tunai dari bank luar negeri, kemudian dibawa melewati perbatasan ke dalam negeri Uang itu disetor ke bank pada rekening proxy. Kemudian dipindahkan ke rekening bandar melalui bank digital. Walau ada limit batas transfer tapi bisa dilakukan berkali kali lewat aplikasi flash. Nah uang udah clean itu.” Kata saya.
“ Rekening Proxy itu apa pak?
“ Ya sama dengan orang pinjam KTP kamu untuk buka rekening di bank digital. Nama rekening atas nama kamu, tetapi Password atas nama orang lain. Jadi tanpa kamu terlibat, orang bebas pindahkan uang di rekening kamu kemana saja. Di Indonesia ini banyak orang mau pinjamkan KTP. Bayar uang kecil ya sejuta mereka udah senang” Kata saya.
“ Baik pak. Terus, gimana bawa uang ke dalam negeri ? Apa engga mencurigakan kalau jumlah besar ?
“ Bisa dengan cara bawa dalam jumlah yang dibenarkan aturan. Atau kalau jumlah besar ya cari bandara international yang petugasnya bisa disuap. Biasanya bandar judi udah kerjasama dengan petugas. Jadi bukan masalah.”
“ OK pak lanjut yang kedua?
“ Gunakan rekening proxy yang ada di bank digital untuk buka akun di situs judi online. Ini situs abal abal. Dibuat memang penampung uang haram. Bukan untuk judi online. Caranya, akun proxy dibuat kalah sehingga uang mengalir ke situs judi online. Walau ada batas limit transaksi lewat akun bank digital, tapi itu bisa melalui ribuan akun proxy. Contoh batas transaksi USD 4000. Nah kalau 1000 akun proxy, kan bisa USD 4 juta sekali pindahkan”
“ Giman pindahkan uang lewat ribuan akun itu. Kan lama pak”
“ Ada aplikasi yang bisa menggerakan ribuan akun proxy itu. Hanya hitungan menit selesai. “
“ Wah keren ya. Uang haram apa saja itu pak?
“ Ya bisa ilegal mining, korupsi dan komisi haram, narkoba termasuk pelacuran’
“ Paham pak. Terus yang ketiga ?
“ Akun judi online bisa juga dipakai untuk membeli barang atau jasa. Antar pemilik akun bisa saling bertransaksi. Ini uang legal karena beli barang kan bayar pajak. Biasanyai barang itu tidak dikirim ke pembeli tapi dijual lagi ke pembeli sebenarnya. Hasil penjualan ditampung d rekening sebagai keuntungan dari menang judi. “
“ Buat situs judi online itu gimana ? Kan perlu Domain Name Server. Perlu konten”
“ Ah mudah itu. Ini kan era digital. DNS kan bisa beli secara online. Bisa terdaftar di negara manapun. Kalau di block oleh pemerintah, ya bikin lagi. Lebih mudah bikin baru daripada block nya. Buat situs judi online juga mudah. Tinggal copy paste situs judi online yang ada tersebar di jagad maya. Itu udah termasuk konten.”
“ Menurut PPATK tercatat ada Rp 155 triliun uang dari judi online. Pertanyaan terakhir, mengapa Judi online jadi modus pencucian uang?
“ Kamu harus tahu sejarah pencucian uang. Dulu mafia pakai istilah pencucian ( laundering ) karena hanya bisnis laundering yang engga jelas pembukuannya. Ngitung omzet kan dari berapa jumlah sabun terbuang. Lah sabunnya udah cair dan dibuang ke saluran air. Gimana pasti ngitungnya. Jadi walau pembukuan menyebutkan omzet besar, ya petugas pajak harus akui itulah adanya. Toh mereka bayar pajak. Yang penting asal usul uang tersamarkan.
Nah era sekarang, bisnis yang engga jelas pembukuannya kan judi. Dengan adanya tekhnologi IT, dan bank digital, judi online cara mudah dan murah cuci uang. Orang bisa create berapa aja nilai uang dan cukup perlihatkan uang hasil menang judi. Kalau akhirnya ketahuan petugas, ya tinggal bayar pajak aja. Yang penting asal usul uang tersamarkan. Dan 90% uang judi online itu bukan judi tetapi uang korupsi, komisi haram, dan ilegal mining, uang dari transfer pricing, termasuk perdagangan manusia dan narkoba. Paham ya”
“ PPATK kan udah serahkan laporan ke Bareskrim. Mengapa sulit sekali menemukan pelakunya?
“ Saya tidak akan jawab, Karena saya bukan pejabat atau petugas. Tapi saya tanya balik ke kamu. Orang berkuasa untuk apa ? tanya saya. Dia terdiam dan tersenyum. Wanita mungil tapi cerdas, dan punya nyali. “ ya karena uang. “ katanya.
“ Ya udah. Saya mau ketemu sama relasi saya di table sebelah sana. Kamu makan saja. Setelah itu langsung pulang aja. BIll saya bayar.”
sumber: Erizeli Jely Bandoro & fb.