PEMILU MALAYSIA: KOALISI PAKATAN HARAPAN UNGGUL DALAM PEROLEHAN KURSI PARLEMEN TAPI TAK CUKUP UNTUK BENTUK PEMERINTAH

SUMBER GAMBAR,HASNOOR HUSSAIN/REUTERS
Keterangan gambar,
Koalisi yang dipimpin Anwar Ibrahim unggul dalam perolehan kursi parlemen namun tidak sampai mencapai ambang batas untuk bisa membentuk pemerintah.

Hasil sementara pemilihan umum Malaysia yang diadakan pada Sabtu (19/11) menunjukkan tidak ada satu pun koalisi partai politik yang berhasil mencapai suara mayoritas untuk membentuk pemerintah baru.

Koalisi Pakatan Harapan pimpinan Anwar Ibrahim memperoleh 82 kursi parlemen, disusul Perikatan Nasional 73 kursi, sedangkan Barisan Nasional yang berkuasa merosot ke peringkat tiga dengan 30 kursi parlemen. Masih ada satu daerah pemilihan yang belum dihitung.

Adapun mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang mencalonkan diri pada usia 97, gagal mempertahankan kursinya di daerah pemilihan Langkawi.

Jumlah kursi parlemen Malaysia yang diperebutkan dalam pemilu adalah 222. Namun pemilihan di satu daerah pemilihan ditunda ke tanggal 7 Desember menyusul kematian seorang kandidat. Dengan demikian total kursi parlemen yang diperebutkan kemarin adalah 221.

Koalisi parpol harus memenangkan setidaknya 112 kursi untuk membentuk pemerintah, dan menunjuk perdana menteri. Tapi karena ada penundaan di satu daerah pemilihan, maka koalisi minimal harus mendapat 111 kursi.

Dengan hasil itu, maka koalisi-koalisi yang unggul dalam perolehan suara harus berusaha menggandeng koalisi lain atau partai-partai lain.

Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengaku koalisinya, Pakatan Harapan (PH), berhasil mengumpulkan cukup suara untuk membentuk pemerintah baru, tanpa menjabarkan siapa-siapa saja yang digandeng.

“Kita telah mencapai angka 111, 112,” katanya dalam jumpa pers di Subang Jaya pada Minggu dini hari (20/11).

Muhyiddin Yassin, didampingi presiden PAS Abdul Hadi Awang, menggelar jumpa pers usai menyaksikan penghitungan suara.

Perikatan Nasional (PN) merupakan aliansi baru antara Partai Bersatu pimpinan mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dan Partai Islam se-Malaysia (PAS). Koalisi itu menyasar pemilih Melayu Muslim.

Muhyiddin Yassin selaku pimpinan PN telah menyatakan tidak akan bekerja sama dengan PH.

“Untuk membentuk pemerintah pimpinan PN, saya akan berbicara dengan partai-partai di Sabah dan Sarawak,” katanya.

Di Sarawak terdapat koalisi GPS yang memperoleh 22 kursi, di Sabah ada koalisi GRS dengan enam kursi dan Partai Warisan dengan tiga kursi.

Dengan demikian kunci ke Putrajaya terletak pada kemampuan PH atau PN untuk meraih dukungan dari koalisi-koalisi yang lain.

Hasil pemilu kali ini sesuai dengan perkiraan para analis bahwa kubu oposisi semakin terpecah belah dengan semakin banyaknya partai yang merebutkan lumbung suara yang sama.

Namun mereka pada umumnya tidak menyangka jika koalisi Barisan Nasional – yang berkuasa sejak Malaysia merdeka pada 1957, kecuali ketika dikalahkan oposisi pada 2018 walau hanya 22 bulan – akan terperosok seperti ini.

Dalam pemilu 2018, koalisi pimpinan UMNO itu mendapat 79 kursi parlemen. Sekarang BN hanya meraih 30 kursi.

Antrean pemilih

Data Suruhanjaya Pilihan Raya Malaysia (SPRM) — setara dengan KPU di Indonesia – menunjukkan jumlah pemilih terdaftar 21 juta orang, termasuk 6,23 juta pemilih baru.

Peningkatan jumlah pemilih dikarenakan adanya sistem pendaftaran otomatis bagi warga yang memenuhi syarat dan karena usia memilih diturunkan dari 21 menjadi 18 tahun untuk pertama kalinya.

Ada 1,4 juta pemilih golongan usia 18-20, yang dikenal dengan sebutan Undi18.

Seorang pemilih di Bera, Pahang, menunjukkan telunjuk jari bertinta sebagai tanda dia telah mencoblos.

Menurut pengamat politik dari Universitas Teknologi Mara, Mujibu Abdul Muis, pemilu kali ini amat tenang tapi sambutannya hangat.

“Persentase pemilih sejauh ini dilihat meningkat berbanding pemilu lalu. Tetapi saingan blok Pakatan sekarang dua yang dominan, mungkin menjadikan tidak ada partai yang akan sampai ke angka 112,” jelasnya kepada BBC News Indonesia.

Warga tampak antusias menyalurkan suara dalam pemilu.

Antusiasme warga Malaysia tampak dari antrean di tempat-tempat pemungutan suara pada Sabtu (19/11).

Hujan sempat turun di sebagian wilayah pada pagi hari, tetapi kemudian banyak pemilih harus berdiri dalam antrean di tengah terik matahari sebelum masuk ke TPS. Sebagian TPS berada di sekolah-sekolah yang libur pada hari Sabtu.

Salah seorang pemilih di daerah pemilihan Gombak, Selangor, menceritakan dia mulai mengantre pukul 10.00 sesuai dengan rekomendasi waktu dalam kartu memilihnya.

“Tapi saya mesti menunggu sampai dua jam sebelum masuk ke bilik pengundi karena banyak orang. Orang-orang tua juga sama, harus menunggu walau mereka dialokasikan waktu paling awal,” kata Ahmad kepada BBC News Indonesia.

Lima kandidat bertarung di dapil Gombak, termasuk petahana Azmin Ali dan Menteri Besar Selangor Amirudin Shari.

Warga mengantre sejak pagi di sebuah TPS di Penang.

Seorang pemilih lain, Grace mengaku telah mengantre selama satu setengah jam di sebuah TPS Petaling Jaya.

“Orang ramai sekali, tampak bersemangat. Saya mau perubahan di Malaysia,” katanya seraya menambahkan dia mendukung koalisi oposisi.

Pemungutan suara awal diadakan untuk kalangan tentara dan polisi serta aparat keamanan lain.

Sistem pemilihan umum di Malaysia mengadopsi model parlementer Inggris setelah merdeka pada tahun 1957.

Indera Ikmalrudin Ishak selaku Sekretaris Suruhanjaya Pilihan Raya Malaysia (SPRM) mengatakan tempat pemungutan suara yang disediakan mencapai 8.958 unit.

Dikatakan TPS dibuka dari pukul 08.00 hingga 18.00 untuk wilayah Semenanjung, dan pukul 07.30 sampai 17.30 untuk wilayah Sabah dan Sarawak.

Banyak sekolah digunakan sebagai TPS dalam pemilu Malaysia.

Sebelum pencoblosan dimulai, jumlah lembaga telah mengeluarkan proyeksi hasil pemilihan berdasarkan survei sebelum pencoblosan.

Sebagian menempatkan koalisi Pakatan Harapan pimpinan sosok oposisi Anwar Ibrahim unggul dalam perolehan suara. Sebagian lagi memproyeksikan koalisi yang akan unggul adalah Barisan Nasional di bawah partai utama UMNO.

Gerakan pemuda Jelajah Demokrasi mendorong para pemilih pemula untuk menggunakan suara mereka dalam program penyadaran di kawasan Bukit Bintang, Kuala Lumpur, sehari sebelum pemilu.

Ada pula yang memproyeksikan Perikatan Nasional, dengan partai utama Bersatu dan PAS, bisa unggul dalam perolehan suara.

Walaupun proyeksi mereka berbeda-beda, ada satu kesamaan dari hasil survei berbagai lembaga itu. Tak satu pun koalisi diperkirakan akan bisa mengumpulkan cukup suara untuk membentuk pemerintahan sendiri, tanpa harus menggandeng koalisi lain.

Pemilu dipercepat sembilan bulan dari tenggat waktu. Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mendapat tekanan dari faksi-faksi di partainya, UMNO, untuk menggelar pemilu ini.
sumber: bbc

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.