BANJIR BELUM SURUT, TUMPUKAN KENDERAAN BERLAPIS, JALINSUM MEDAN-ACEH BELUM BISA DILALUI

Medanbisnisdaily. com-Langkat. Arus transportasi darat melalui jalan lintas Sumatera (Jalinsum) Medan tujuan Aceh maupun sebaliknya Aceh belum bisa dilalui sejak Rabu 2 November 2022 hingga Sabtu (5/11/2022). Karena, banjir yang menggenangi ruas Jalinsum Gampong Kebun Tengah – Sei Liput, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh belum surut. Bahkan, banjir di Aceh Tamiang makin meluas melanda pemukiman penduduk dan fasilitas lainnya serta objek vital.

Kondisi terakhir dilaporkan 70% Jalinsum di Aceh Tamiang maupun jalan provinsi dan jalan kabupaten di kawasan dataran rendah sudah digenangi banjir setinggi 1 sampai 2,5 meter. Akibatnya, aktivitas kendaraan di kabupaten yang berbatasan dengan Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara itu lumpuh.

Pantauan medanbisnisdaily.com, selain di Jalinsum Kecamatan Kejuruan Muda dan Sei Liput, Jalinsum dikawasan Alur Remban Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang juga sudah tergenang banjir setinggi 1 meter lebih, hingga memutus akses transportasi dari Kota Langsa ke Kuala Simpang, Aceh Tamiang.

Sementara, deretan panjang kendaraan berlapis 3 yang terjebak kemacetan akibat banjir dari kawasan Minuran menuju Gampong Kebun Tengah sudah 3 hari menginap. Begitu juga semua jenis kenderaan dari Medan yang terjebak kemacetan di Jalinsum Gampong Kebun Tengah, Aceh Tamiang yang sudah 4 hari menginap, juga berlapis tiga.

“Jika banjir surut, Jalinsum ini juga belum bisa dilalui. Karena, lapisan kenderaan hingga tiga lapis dan panjangnya lebih 3 km ini salah satu faktor tidak bisanya jalan dilalui. Belum lagi ratusan kendaraan yang mogok di tengah-tengah banjir telah menutup celah untuk dilalui,” sebut Umar, Udi dan Safril, sopir truk yang terbaik banjir sudah 3 hari di kawasan Kejuruan Muda.

Menurut warga yang bermukim di pinggiran ruas Jalinsum Alur Gantung Aceh Tamiang, kesalahan deretan kendaraan berlapis itu dilakukan oleh para sopir itu sendiri, akibat kurang kesadaran, akibatnya mereka juga yang menanggung risiko.

“Kurangnya kesadaran para sopir. Sudah tahu ada antrian panjang kenderaan karena ada banjir di depannya, malah kenderaan yang baru tiba langsung menerobos masuk dari kiri maupun dari kanan antrian kenderaan yang ada. Terakhir, dia terjebak macet di depan banjir, dan kendaraan yang baru datang terus ikut nerobos hingga berlapis-lapis dan memanjang, sehingga menutup akses jalan,” ungkap Sabaruddin, warga Alur Gantung Aceh Tamiang.

Untuk Jalinsum di kawasan Kampung Lama Kecamatan Besitang, Langkat, banjir sudah surut dan bebas dilalui semua jenis kenderaan. Namun Jalinsum dari Besitang menuju Pangkalan Brandan terlihat lengang, karena terputusnya arus kenderaan dari Aceh tujuan Medan maupun sebaliknya dari Medan tujuan Aceh.
sumber: medanbisnisdaily.com

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.