SUMBER GAMBAR, KEPOLISIAN METROPOLITAN LONDON
Keterangan gambar,
Jemma Mitchell selalu menjawab “tak ada komentar” selama pemeriksaan polisi.
Seorang perempuan di Inggris yang membunuh sahabatnya, kemudian memenggal dan membuang jenazahnya di Devon, telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Dia adalah terdakwa kasus pembunuhan pertama di Inggris dan Wales, yang putusan hukumannya disiarkan secara langsung pada Jumat (28/10).
Jemma Mitchell, perempuan berusia 38 tahun, membunuh teman, Mee Kuen Chong yang berusia 67 tahun, di rumah korban yang terletak di barat laut London tahun lalu.
Dalam putusan pengadilan, hakim menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup dengan masa hukuman minimum 34 tahun penjara.
Hakim menggambarkannya sebagai “sangat licik” dan mengatakan dia “benar-benar menyangkal” kejahatannya.
Mitchell bermaksud mencuri uang senilai £700.000, atau sekitar Rp12,4 miliar milik Chong dengan memalsukan surat wasiatnya, menurut keterangan pengadilan.
Perubahan undang-undang baru-baru ini memungkinkan putusan hakim di pengadilan dapat disiarkan langsung di Inggris dan Wales – namun kamera tak dapat merekam korban, saksi dan juri.
‘Sangat licik’
Dalam putusannya, Hakim Richard Marks mengungkap “temuan mengerikan” jasad Chong dan bagaimana Mitchell melakukan sejumlah pemalsuan dengan tujuan mencuri kekayaan Chong, yang juga kerap dipanggil dengan nama Deborah itu.
Mee Kuen Chong, juga dikenal dengan nama Deborah, menghilang selama 16 hari sebelum tubuhnya ditemukan.
Dia menggambarkan temuan jasad Chong “mengerikan yang diperburuk oleh fakta bahwa kepalanya telah dipenggal”.
Kepala Chong baru ditemukan beberapa hari setelah kematiannya, sekitar 10 meter dari tubuh, di semak belukar di bagian bawah bukit.
“Karena parahnya pembusukan tubuh, ahli patologi yang melakukan otopsi tidak dapat memastikan penyebab kematiannya,” kata hakim sebelum melanjutkan:
“Tapi yang ditemukan adalah dia menderita patah tulang tengkorak serta beberapa patah tulang rusuk.”
Dia mengatakan merujuk pada studinya, Mitchell belajar anatomi.
Mitchell juga mengiklankan jasanya sebagai pakar osteopati, bahwa dia memiliki pengalaman dalam membedah tubuh manusia.
“Itu tidak diragukan lagi mempermudah Anda memenggal kepala Deborah, meskipun mengapa Anda memilih untuk melakukan itu masih menjadi misteri,” tambah hakim.
Hakim berkata, setelah penangkapannya pada 6 Juli silam, di antara barang-barang yang ditemukan polisi di rumah Mitchell adalah surat wasiat, yang konon milik Deborah.
Isi wasiat itu menyerahkan 95% aset yang dimiliki Deborah kepada Mitchell dan 5% sisanya untuk ibunya.
“Itu surat wasiat palsu. Itu ditulis oleh Anda,” katanya.
“Dan itu berisi tanda tangan Deborah dan dua orang saksi, yang masing-masing telah Anda palsukan.”
Berbicara tentang pemalsuan, Hakim Marks mengatakan Mitchell juga memalsukan tanda tangan seorang pria bernama Virgil, seorang tetangga yang telah meninggal beberapa bulan sebelumnya.
“Setelah kematiannya, Anda berhasil mendapat akses ke kamarnya dan Anda mengambil berbagai dokumen di ruangan itu, termasuk paspor dan ponselnya,” kata hakim.
“Tidak lama kemudian Anda menelepon sebuah perusahaan telepon dengan berpura-pura menjadi dia, memberikan nama dan tanggal lahirnya sehingga ponsel itu aktif kembali.
“Itu teleponnya, bukan milik Anda, yang Anda gunakan untuk memesan mobil sewaan dan ponsel itu Anda bawa dalam perjalanan ke Devon, meninggalkan ponsel Anda sendiri di rumah.
“Selain itu, bukti dari ahli tulisan tangan itu adalah bahwa tanda tangannya di surat wasiat telah disalin dari paspornya, yang telah Anda keluarkan dari kamarnya.”
‘Tidak menyesal dan sepenuhnya menyangkal’
Hakim kemudian menyebut bahwa Mitchell sama sekali “tidak menyesal dan sepenuhnya menyangkal” kejahatan yang dituduhkan padanya, yang dia gambarkan sebagai “sangat mengejutkan”.
“Terlepas dari apa pun, saya berkesimpulan bahwa Anda sangat licik,” kata Hakim Marks dalam putusannya, yang ditujukan pada Mitchell.
Dia lantas menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup, dengan masa tahanan minimum 34 tahun.
Sebanyak 450 hari masa tahanan yang telah dia lalui akan dikurangi dari masa hukumannya
Hakim beralasan bahwa satu-satunya yang membuat hakim mempertimbangkan jangka waktu minimum Mitchell adalah karena “Anda adalah perempuan yang sebelumnya berkarakter baik”.
“Meskipun mengingat beratnya kejahatan Anda, menurut penilaian saya itu memberi Anda potongan hukuman yang sangat kecil,” tambahnya.
Sementara, pertimbangan yang memberatkan hukuman Mitchell, menurut Hakim, salah satunya adalah pembunuhan ini telah direncanakan sebelumnya.
“Kedua, ada masalah kerentanan mental dan fisik Deborah yang telah saya sebutkan dan yang sangat Anda sadari.
“Ketiga, ada aspek mengerikan dari apa yang Anda lakukan pada dan dengan tubuhnya setelah Anda membunuhnya.”
Dia melanjutkan: “Anda sama sekali tidak menunjukkan penyesalan dan tampaknya Anda sepenuhnya menyangkal apa yang Anda lakukan – terlepas dari, menurut penilaian saya, bukti-bukti yang memberatkan Anda.
“Besarnya kejahatan Anda sangat mengejutkan – terlebih lagi mengingat pengabdian Anda yang nyata pada agama, serta fakta bahwa Deborah Chong adalah teman baik Anda dan telah menunjukkan kebaikan besar kepada Anda.”
Amy Chong, saudara perempuan Chong, mengatakan dalam pernyataan yang dibacakan di pengadilan bahwa dia dan keluarga mereka “tak dapat membayangkan bagaimana hidup bisa berjalan” tanpanya.
Awal mula persahabatan
Ini adalah kisah persahabatan yang bermula di dalam jemaat sebuah gereja Kristen, namun berakhir tragis.
Pembunuhan ini terkuak ketika pada suatu sore di musim panas ketika suatu keluarga sedang berwisata di sebuah kota tepi laut. Salah satu dari mereka tiba-tiba tersandung tubuh tanpa kepala.
Mee Kuen Chong, yang juga dikenal sebagai Deborah dan lahir di Malaysia, telah menghilang selama 16 hari.
Mayat perempuan berusia 67 itu ditemukan tergeletak di hutan di Salcombe, Devon, yang berjarak sekitar 321 kilometer dari rumahnya di London.
Kepalanya baru ditemukan beberapa hari kemudian di area sekitarnya.
Mee Kuen Chong mengalami kondisi kesehatan jiwa yang buruk namun memegang teguh keyakinannya pada agama Kristen, demikian keterangan yang didapat pengadilan.
Setahun kemudian, sidang pembunuhan mengungkap rincian yang mengerikan dan sulit dilupakan.
Deanne Heer KC menguraikan tuntutannya di dalam ruang sidang.
Kejadiannya sederhana: “Jemma Mitchell menyerang dan membunuh mendiang, lalu mengangkut tubuhnya menggunakan koper biru besar ke Salcombe, tempat dia berusaha membuang tubuh itu.”
Selama sidang berlangsung dua pekan, Mitchell sebagai terdakwa mendengarkan dari bilik kaca.
Sedangkan keluarga Chong menyaksikan persidangan melalui tautan video dari Malaysia.
Heer KC mengatakan kepada juri bahwa penuntutan tidak perlu membuktikan motif terdakwa, “tetapi dalam kasus ini, motifnya jelas adalah uang”.
Mitchell berasal dari keluarga kaya, berpendidikan swasta, dan ibunya pernah bekerja di Kementerian Luar Negeri.
Dia memiliki properti di Australia, tempat kelahirannya. Adapun rumah keluarganya di London berlokasi di kawasan yang rata-rata harga jualnya tidak kurang dari 1 juta pound (Rp18 miliar).
Pesan singkat dari Chong menunjukkan bahwa dia meyakini rumah Mitchell bernilai 4 juta pound (Rp72 miliar).
Namun, rumah itu perlu direnovasi. Kamar-kamarnya penuh dengan barang-barang, bahkan beberapa ruangan tidak bisa dimasuki, jelas Heer KC kepada hakim.
“Ada kotak-kotak, koper-koper, lemari es yang penuh dengan makanan, kasur tua dan bahan bangunan di mana-mana. Dapurnya kotor, sisa makanan membusuk di atas kompor dan berantakan, dengan dokumen-dokumen kertas menutupi permukaannya,” tutur Heer KC.
“Kamar mandinya kotor dan dalam kondisi buruk. Tempat itu tampak seperti rumah seorang penimbun. Lantai duanya direnovasi, dinding dan langit-langitnya belum terbangun sepenuhnya.”
Pengadilan mengetahui bahwa Chong menawarkan Mitchell uang sebesar 200.000 pound (Rp3,6 miliar) untuk membantu merenovasi rumahnya, tetapi Mitchell menolak tawaran itu. Tidak lama kemudian, Chong menghilang.
Jemma Mitchell punya kemampuan memotong-motong tubuh manusia, menurut keterangan yang didapat pengadilan.
Kedua perempuan itu mengakui diri mereka sebagai penganut Kristen yang taat. Keduanya bertemu di gereja sekitar Agustus 2020.
Mitchell menggunakan situs kencan online bernama Christian Connection, sementara Chong aktif mengunggah pesan-pesan dari Injil.
Tidak diketahui apa yang membuat kedua perempuan ini tertarik satu sama lain, tetapi Chong adalah perempuan yang rentan dengan masalah kesehatan mental, dan Mitchell memiliki gelar di bidang osteopati, menawarkan saran-saran kesehatan serta penyembuhan spiritual.
Chong dikenal karena sifatnya yang murah hati, berteman dengan para tunawisma dan bersedia membantu mereka yang membutuhkan.
Keduanya tampak berhubungan baik. Tapi kemudian tubuh Chong ditemukan dan para detektif mulai menelisik rekaman-rekaman CCTV.
Setelah itu, semuanya mulai terurai.
Tubuh Chong yang tanpa kepala ditemukan di kawasan hutan di Devon, Inggris.
Detektif Eastwood mengatakan ada “banyak bukti” yang mengarah ke Mitchell.
“CCTV melacak Mitchell menuju dan pulang dari kawasan Deborah tinggal pada hari dia meninggal. Ada juga rekaman CCTV yang memperlihatkan Mitchell saat dia pergi ke Devon, lalu pulang.”
“Kami berhasil menemukan koper biru beroda yang kami yakini dia gunakan untuk mengangkut mayat Deborah dari Chaplin Road ke kediamannya sendiri di Brondesbury Park. Dari situ, dia lalu ke Devon.”
Mitchell juga mengaktifkan kembali nomor telepon tetangganya yang telah meninggal dan membawanya.
“Kami bisa membuktikan bahwa dia meninggalkan ponselnya sendiri di rumah saat dia menggunakan ponsel tetangganya yang sudah meninggal dalam perjalanan menuju dan kembali dari Devon,” jelas Detektif Eastwood.
Polisi kemudian melacak alamat Mitchell dan menemukan alasan penipuan yang mengerikan serta pengkhianatan terhadap sebuah persahabatan.
“Kami menemukan surat wasiat, yang bisa kami buktikan bahwa itu dipalsukan demi mengklaim tanah Deborah.”
“Ini kami temukan bersama dokumen pribadi dan dokumen keuangan yang diambil Mitchell dari alamat Deborah pada 11 Juni.”
Jaksa penuntut umum mengatakan kepada para juri bahwa Mitchell “sepenuhnya berniat menggunakan itu untuk keuntungan pribadinya”.
Mitchell saat tertangkap kamera pemantau saat pergi ke Devon, Inggris.
Detektif Eastwood mengambarkan rencana berdarah dingin itu “mengerikan”.
Koper biru yang diseret Mitchell di jalanan London menjadi perhatian dalam persidangan ini.
Jaksa penuntut umum mengatakan Mitchell membawa koper itu ke rumah Chong dengan tujuan membunuhnya, lalu memasukkan tubuh Chong ke dalam koper tersebut.
Para juri pun mengetahui bahwa koper itu “jauh lebih berat dan lebih sulit dikendalikan” ketika Mitchell meninggalkan rumah Chong.
Koper biru yang dibawa Mitchell ke kediaman Chong’ dipakai untuk memindahkan tubuh Chong, sebut jaksa penuntut umum.
Dua pekan kemudian, dengan menggunakan nama palsu dan mengaktifkan kembali nomor telepon tetangga yang sudah meninggal, MItchell menyewa mobil, memasukkan koper ke dalam mobil, dan pergi ke Devon.
Perjalanan ini, kata jaksa, dilakukan untuk membuang jenazah Chong.
Detektif Eastwood berkata: “Ketika Anda mempertimbangkan cara yang diperhitungkan Mitchell dalam merencanakan pembunuhan ini, dari menghubungkan kembali ponsel tetangga yang telah meninggal sebelum pembunuhan sehingga dia dapat menggunakannya saat mengangkut jenazah korban ke Devon, membawa koper beroda ke rumah Deborah dengan pengetahuan bahwa dia akan menggunakannya untuk mengambil mayat dari alamat setelah dia membunuhnya.
“Itu adalah tindakan yang benar-benar keji.”
Di antara kematian Chong dan perjalanan ke Salcombe, Mitchell menunjukkan kejernihan pikirannya dengan pergi berkencan ke Kebun Binatang London dengan seseorang yang dia temui secara online.
Namun, perhitungan dan perencanaan Mitchell kandas. Sebab dia tidak memperhitungkan roda yang rusak atau ban yang pecah.
Seorang montir pinggir jalan yang dikirim untuk mengganti ban mobil melihat Mitchell bertingkah aneh. Dia juga mencium “bau aneh” dari kendaraan, dan merasa aneh bahwa Mitchell berkeras agar roda yang sudah rusak disimpan di kursi belakang bukan di bagasi.
Mitchell menolak memberikan bukti selama persidangannya. Sejak penangkapannya pada 6 Juli 2021, dia tetap bungkam sepanjang waktu.
sumber: bbc