Daeng – Jakarta selama hampir lima tahun merasakan penderitaan, tak ada kemajuan yang berarti, nyaris saja Jakarta semakin terpuruk. Jika seandainya kepemimpinan Anies ditambah lima tahun lagi, maka lengkaplah sudah kemunduran Jakarta ini.
Banjir yang tidak juga bisa terselesaikan, Anies hanya menjadikannya sebagai pencitraan. Aksi memegang comberan hitam pekat dengan kedua tangannya, dikemas sedemikian rupa lalu diblow-up media dengan narasi yang seragam. Bisa diduga itu adalah pesanan.
Pada umumnya warga Jakarta kecewa dan sudah tentu tidak merasakan manfaat selama Anies jadi Gubernur. Bahkan sudah ada pendukung Anies sendiri yang mencela kinerja buruknya. Anies tidak bisa bekerja, hanya bermain kata-kata agar bisa lari dari tanggungjawab dan janji-janji kampanyenya.
Formula E yang dibanggakannya sudah jelas adalah upaya pencitraan, namun proyek yang bukan janji kampanye Anies itu terdapat banyak kejanggalan hingga kini masih terus digodok oleh KPK. Jika Anies lolos dari kasus ini, masyarakat makin kecewa pastinya.
Formula E tidak dirasakan manfaatnya oleh warga. Jangankan itu, urusan mengeruk kali dan toilet umum untuk warga miskin, Anies tidak pernah peduli. Anies selalu mencari celah agar tidak dituntut menunaikan janji-janjinya itu.
Rumah DP nol rupiah pun hanya retorika semata, hanya pengibulan demi bisa meraih kekuasaan. Maka benar kata Ahok, kalau cuma untuk jadi Gubernur dan menipu rakyat, sudahlah. Tapi anehnya, banyak warga yang terpengaruh dengan pengibulan Anies. Dan sampai kini, jabatan Anies sudah kelar, rumah DP nol rupiah itu tidak pernah terwujud, warga yang berharap bisa dapat rumah murah di Jakarta hanyalah angan-angan belaka.
Sangat disayangkan banyak orang yang lebih percaya khayalan daripada realitas. Rumah yang dijanjikan Anies adalah khayalan, sedangkan solusi yang ditawarkan Ahok untuk warga adalah realita yang masuk akal dan memang itulah solusinya. Dan itulah sebabnya kenapa bangsa ini sulit maju, karena terlalu percaya yang tidak masuk akal. Coba perhatikan urusan perklenikan, lebih banyak yang mengimani dunia itu daripada dunia nyata yang memang harus dijalani.
Sama halnya dengan urusan khilafah yang ditawarkan HTI, janji HTI sangat penuh khayalan, apalagi dengan jargon agama, HTI lebih menghipnotis. Dan pada akhirnya di negeri ini lumayan banyak yang menjadi kadrun.
Ideologi kadrun ini lebih mudah percaya bidadari versi urusan seks daripada harus memahami seks secara riil. Maka itulah kenapa ada banyak kasus di pesantren yang menodai anak didik perempuannya. Khayalan yang diyakininya membuatnya melakukan tindakan-tindakan yang lebih keji dari binatang. Terkutuk!
Kembali ke Anies dan Jakarta. Hari ini adalah hari buang hajat, hari kegembiraan yang sesungguhnya, hari dimana tukang ngibul dan tukang omong kosong harus meninggalkan Jakarta. Anies sudah selesai, penderitaan Jakarta tidak perlu waktu yang lebih lama lagi, dan Jakarta harus kembali dibenahi.
Semoga dengan waktu dua tahun bagi pengganti Anies, pak Heru, bisa mengembalikan Jakarta menjadi lebih baik seperti di masa Ahok dulu.
Semoga pak Heru memanfaatkan anggaran secara optimal, atau kalau perlu membongkar semua kerusakan yang selama ini Anies lakukan. Hitung-hitung pak Heru cuci piring dari kotoran pesta pora Anies dan para koleganya.
Ucap syukur yang sangat mendalam jika semua itu bisa teratasi. Kalau belum maksimal, setidaknya Anies yang menjadi icon perusak Jakarta sudah tidak lagi berkuasa. Dan dengan mudah mempreteli segala jenis kerusakan yang telah Anies lakukan. Tentu saja, warga ikut berpartisipasi bersuara atas ketidakbecusan yang Anies lakukan.
Namun, Anies ini punya backing yang kuat, apalagi sudah dinobatkan capres oleh Nasdem. Dan peranan Jeka di belakang panggung pun tak bisa dianggap sepele.
Maka karena itulah, perjuangan rakyat Indonesia yang mengharapkan kemajuan, belum selesai pasca selesainya masa jabatan Anies di Jakarta, karena ada agenda yang lebih besar dari para bohir di belakan Anies ini. Dan tentu saja, agenda itu sangat besar, dan efeknya pun bisa lebih besar, taruhannya adalah mangkraknya pembangunan yang selama dua periode Jokowi sudah dirancang demi kemajuan bangsa ini.
Maka kalau orang kayak Anies yang berkuasa lagi, ambruklah negeri ini. Anies hanya menawarkan retorika kata-kata bukan kerja atau karya bermanfaat.
Jadi tampaknya pilpres berikutnya mungkin masih sangat keras. Apalagi yang dulunya satu barisan, akan terpecah. Nah, disinilah terlihat siapa yang berkomitmen untuk indonesia maju dan siapa yang hanya demi kepentingan pribadi dan kelompoknya semata.
Jika kalian tak ingin negara ini mundur ke belakang, sebagaimana Jakarta yang sudah hampir sangat rusak, maka tentu saja tahu apa yang harus dilakukan. Dan jika memang Anies lolos di pentas pilpres, maka sudah tentu tahu bagaimana harus bersikap.
Kita pasti tak sudi dipimpin oleh orang-orang yang tidak bisa kerja, orang-orang yang hanya membuat kerusakan, apalagi sampai menjual negara ini demi kepentingan sesaat semata. Jadi tenggelam Anies dan para partai pendukungnya.
Begitulah kura-kura…
sumber: seword