Eko Wibowo – Gak papa, Gi! Kita sih full senyum saja lihat polah Elu sekubangan itu. Lanjutken!
Eh, agaknya ente punya kerjaan tambahan. Itu, Dus Nur dan Bambang Tri Mulyono yang sefrekuensi dengan ente sudah diciduk Pak Polisi. Ingat, jangan lupa istilah “dikriminalisasi” ya! Sono gih, kerja-kerja-kerja!!!
Oiya, beberapa waktu kemarin Rektor UGM sudah menegaskan bahwa Ijazah Jokowi itu asli. Namun seperti kebiasaan kaum yang sefrekuensi dengannya, Eggi Sudjana malah menganggap apa yang disampaikan oleh Rektor UGM terkait ijazah Jokowi tak bernilai sama sekali. Menurut Eggi, apa yang pihaknya persoalkan sudah masuk ke ranah hukum dan segala pernyataan tak bernilai jika tidak dilakukan dalam sidang.
Ya sudah…..
Tapi begini, pihak bukankah UGM juga tidak pernah mengatakan bahwa apa yang mereka sampaikan terkait dengan keaslian ijazah Pak Jokowi itu dimaksudkan untuk mempengaruhi secara hukum kasus tersebut? Bukankah UGM hanya menjelaskan bahwa Presiden kita itu pernah sekolah di sana dan ijazah Pak Jokowi itu asli? Itu saja.
Dan ini penting, sebagai lembaga pendidikan tinggi agaknya UGM lebih memilih untuk mengedepankan tanggungjawabnya yaitu untuk memberi edukasi kepada seluruh rakyat Indonesia. Edukasi bahwa dokumentasi mereka lengkap, termasuk di antaranya adalah terkait keabsahan ijazah yang pernah dikeluarkannya. Dan yakin seumpamapun UGM harus menyampaikannya di depan sidang, mereka juga pasti siap.
Namun dasarnya Eggi cs itu kadar kegoblokannya kelewat tinggi, jadi ya begitu. Ngawur.
Mikirnya cupet.
Bagaimana tidak? Dengan penjelasan yang panjang lebar dan jelas itu, ditambah dengan pengakuan mantan teman sekolah Pak Jokowi yang banyak bertebaran di media, seharusnya Eggi Sudjana malu untuk meneruskan tuntutan kliennya itu. Sebagai orang yang katanya ngerti hukum, Eggi mending mundur teratur sambil nunduk, kalau perlu sambil sambil kudhung kathok.
Penjelasan UGM itu sebenarnya dapat dimaknai sebagai upaya penyelesaian kasus itu di luar jalur pengadilan. Penyelesaian yang tidak harus bertele-tele, sia-sia, dan makan waktu-makan biaya, demi hanya untuk menuruti keinginan orang-orang kurang kerjaan dan minim kewarasan macam Bambang Tri Mulyono dan Eggi Sudjana cs itu.
Tapi bukankah susah mengajak orang-orang dengan frekuensi seperti mereka ini untuk mau sewajarnya saja. Susah mengajak orang yang merasa waras menjadi waras yang sebenarnya.
Tinggal beberapa hari lagi menuju diprosesnya tuntutan dari kliennya yang bernama Bambang Tri Mulyono itu. Kita akan bisa melihat bagaimana Eggi akan mempertahankan “merasa warasnya”? Markitung!
sumber: seword