HOAX JOKOWI KUNJUNGI LESTI KEJORA, MAU PROVOKASI AREMANIA

Xhardy – Jadi langsung saja, ada sebuah hoax yang terkait dengan Jokowi. Video ini disebarkan di Facebook, dan parahnya sudah ditonton sampai jutaan kali.

Ini terkait dengan kasus yang dialami Lesti Kejora yang berada di rumah sakit. Lalu dinarasikan bahwa Jokowi mengunjungi orang ini.

Narasinya adalah “Presiden Jokowi jenguk Lesti Kejora di rumah sakit tanpa kehadiran Rizky Billar”.

Lalu video ini disebarkan, dan dibikin narasi bahwa kelakuan Jokowi sungguh memuakkan, penuh dengan pencitraan. Ratusan jiwa melayang dalam tragedi Kanjuruhan karena kelalaian aparat, tidak dijenguk tapi malah jenguk artis. Jadi provokator ini meminta agar Aremania sadar, jangan sampai terpedaya oleh gaya pencitraan yang penuh tipu daya dan mematikan.

Saya tidak usah bagikan linknya, karena sudah pasti hoax dan juga sudah dibantah oleh tim TurnBackHoax.

Foto Jokowi yang menjenguk Lesti adalah hasil editan, salah satu segmen video yang digunakan adalah ketika Jokowi meninjau RSDC (Rumah Sakit Darurat Corona) pada tahun 2020 lalu. Editannya pun kurang rapi, amatiran dan menunjukkan ini adalah gaya kerja kadrun b*doh yang IQ-nya jeblok.

Beginilah fitnah yang dilakukan sehari-hari oleh kadrun. Kadrun ini buzzernya siapa? Sudah pasti buzzer pihak yang benci dengan Jokowi dan kelompoknya. Sudah pasti buzzer sebelah, yang suka main politik identitas. Tak ada yang lain lagi.

Dimulai dari bikin video hoax yang bombastis tapi ngibul, lalu disebarkan ke media sosial dan WhatsApp, ditambah dengan narasi tambahan yang penuh kebencian dan provokasi. Dan jangan heran, banyak yang percaya dan ikut terprovokasi dan marah-marah.

Ingat gak data IQ rata-rata yang pernah saya jelaskan di artikel sebelumnya? Dari 11 negara di Asia Tenggara, IQ rata-rata penduduk Indonesia ada di posisi 10. Nomor dua terbawah, hanya menang dari Timor Leste, itupun IQ sama besar.

Miris, tapi itulah faktanya. Mereka inilah yang gampang dihasut, ditipu, dikibuli, diperdayai, diprovokasi, digerakkan untuk melakukan apa pun sesuai kepentingan bohir politik. Itulah kadrun.

Memang pasti ada yang IQ tinggi, pasalnya itu adalah IQ rata-rata. Tapi yang memang IQ rendah, di dalamnya pasti ada gerombolan kadrun sampah yang sudah b*doh, penuh kebencian pula. Mereka sampah masyarakat yang harusnya dimusnahkan saja ketimbang bikin rusuh dan memecah belah masyarakat.

Dalam politik, tidak heran kalau kaum ini didominasi oleh kelompok sebelah. Ditipu pakai janji manis dan agama, mereka percaya begitu saja.

Mereka gagal terus dengan usaha menjatuhkan Pak Jokowi, tapi tetap saja gigih dan ngotot menyebarkan hoax murahan yang editannya kampungan. Sampai segitunya mereka berbuat jijik seperti itu. Padahal hoax tidak pernah memenangkan mereka. Dulu pilpres juga banyak hoax, tapi junjungan mereka tetap kalah. Mau jualan agama dan surga juga tidak berhasil.

Dan satu hal yang pasti, mereka ini pasti mendukung bapak politik identitas yang saat ini sedang tersenyum karena ada partai politik yang sudah mengusungnya secara resmi. Kadrun-kadrun ini pasti akan mendukung, tidak mungkin mendukung Jokowi apalagi pilihan Jokowi sebagai penerusnya. Dari sini paham yah, kenapa orang ini tidak layak memimpin. Pendukungnya gila dan tak berotak.

Pilpres nanti juga akan sama panasnya, atau bisa jadi malah lebih panas. Hoax akan tetap berebaran. Jualan agama tetap akan dilanjutkan. Kadrun-kadrun tetap akan muncul dan mengusik kedamaian demokrasi. Maunya mereka adalah ribut terus sampai junjungannya berkuasa.

Makanya, ada seruan agar politik identitas dilenyapkan karena di balik politik identitas ada gerombolan kadrun sampah yang selalu bikin rusuh. Begitu juga seruan menyingkirkan siapa pun yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat atau berafiliasi dengan politik identitas. Semua ini demi demokrasi yang lebih baik, agar kelompok perusuh tidak punya panggung.

Tapi apa daya, ada partai yang seperti memilih masuk jurang. Jangan salahkan publik kalau partai ini tenggelam nantinya. Oportunis sih boleh-boleh saja, tapi kalau mengusung orang yang terikat kuat dengan politik identitas, ini keterlaluan dan tidak punya nurani. Nyungsep aja lah. Sudah ada beberapa kader yang memilih mundur.

Bagaimana menurut Anda?

sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.