SUMBER GAMBAR,REUTERS
Keterangan gambar,
Jenderal Listyo mengatakan para tersangka diduga menyebabkan tewasnya orang lain atau menyebabkan luka-luka.
Polri telah menetapkan enam tersangka tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan 131 orang, lebih 320 lainnya luka-luka, salah satu bencana sepak bola paling buruk di dunia.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dalam keterangan pers di Malang, hari Kamis (06/10), mengatakan enam tersangka tersebut mencakup AHL, direktur Liga Indonesia Baru, yang memutar liga domestik di Indonesia.
Tersangka lain adalah AH (ketua panitia pelaksana pertandingan), dan SS (security officer).
Tersangka lain adalah tiga anggota Polri, mereka adalah Wahyu SS, H, dan BS.
Jenderal Listyo mengatakan mereka disangka menyebabkan tewasnya orang lain atau menyebabkan luka-luka.
Ia juga menambahkan masih terbuka kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menargetkan investigasi tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, yang sejauh ini telah menewaskan 131 orang, agar dapat diselesaikan “secepat-cepatnya”.
Pengusutan atas tragedi ini tengah dilakukan oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD.
“Kan sudah disampaikan oleh Menko Polhukam, beliau minta satu bulan, tapi saya minta secepat-cepatnya karena ini barangnya kelihatan semua, secepat-cepatnya,” kata Jokowi usai menjenguk para korban di Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Syaiful Anwar, Malang, Rabu (05/10).
Jokowi juga menjanjikan bahwa kasus ini akan “diusut tuntas” dan “tidak ditutup-tutupi”.
Pihak yang terbukti bersalah, lanjut dia, akan disanksi. Begitu pula yang terbukti bersalah secara pidana.
Selain itu, Jokowi juga memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengaudit total seluruh stadion di Indonesia, baik yang digunakan untuk Liga 1, Liga 2, maupun Liga 3.
“Apakah gerbangnya ukuran sesuai standar, manajemen lapangannya yang memegang kendali siapa, semuanya dari peristiwa ini kita perbaiki semuanya. Manajemen pertandingan, manajemen lapangan, pengelolaan lapangan semuanya kita audit total,” tutur Jokowi.
Jokowi juga telah menelepon Presiden FIFA, Gianni Infantino yang menyatakan bisa membantu memperbaiki tata kelola persepakbolaan Indonesia.
131 orang meninggal, 35 diantaranya anak-anak
Korban meninggal akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (01/10) lalu bertambah menjadi 131 orang dan 35 orang di antaranya adalah anak-anak, menurut data resmi Polri dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Tragedi Kanjuruhan menjadi bencana sepak bola terburuk kedua di dunia, setelah peristiwa di Estadio Nacional, Lima, Peru pada 1964 yang menewaskan lebih dari 300 orang.
“Ya, semalam dilakukan coklit bersama kepala Dinas Kesehatan, tim DVI, dan direktur rumah sakit. Penambahan data yang meninggal di non-fasilitas kesehatan, karena tim (sebelumnya) mendatanya korban yang dibawa ke rumah sakit,” kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Dedy Prasetyo kepada BBC News Indonesia, Rabu (5/10).
Dihubungi terpisah, Deputi Bidang Perlindungan Anak KPPPA Nahar mengonfirmasi jumlah korban anak-anak per Rabu pagi bertambah menjadi 35 orang. Korban termuda berusia empat tahun.
Arema FC dikenai sanksi
Sebelumnya, Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menjatuhkan sanksi terhadap klub Arema FC, ketua pelaksana pertandingan, dan penanggung jawab keamanan dalam pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 125 orang pada Sabtu (01/10/2022).
Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing mengatakan investigasi soal penyelenggaraan pertandingan menemukan “adanya kelalaian yang dilakukan oleh badan pelaksana pertandingan Arema FC, panitia pelaksana, dan penanggung jawab keamanan”.
“Kepada klub Arema FC dan badan pelaksananya, keputusannya adalah dilarang menyelenggarakan pertandingan dengan penonton sebagai tuan rumah dan [pertandingan] harus dilaksanakan di tempat yang jauh dari home base di Malang, jaraknya harus lebih dari 250 kilometer dari lokasi,” kata Erwin dalam keterangan pers di Malang pada Selasa (04/10).
Komdis PSSI juga memberi sanksi denda terhadap Arema FC sebesar Rp250 juta.
Ketua Panitia Pelaksana, Abdul Haris, dilarang beraktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup karena “tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, dengan cermat, dan tidak siap”.
Erwin mengatakan, “Gagal mengantisipasi kerumunan orang datang, padahal punya stewards. Ada hal yang harus disiapkan, pintu yang seharusnya terbuka tetapi tertutup.”
Penanggung jawab keamanan Arema FC, Suko Sutrisno, dilarang beraktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup.
Sebelumnya, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Albertus Wahyurudhanto, menjelaskan bahwa pihaknya mendapat konfirmasi mengenai penembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
“Tidak ada perintah dari Kapolres untuk melakukan penguraian massa dengan tindakan eksesif, yaitu dengan peluru gas air mata. Tidak ada. Itu disampaikan saat apel lima jam sebelumnya,“ papar Albertus dalam konferensi pers terkait investigasi Tragedi Stadion Kanjuruhan di Polres Malang, Selasa (4/10).
Dalam apel tersebut, menurut Albertus, salah satu instruksi dan dilakukan berulang-ulang oleh Kapolres AKBP Ferli Hidayat adalah tidak boleh melakukan tindakan kekerasan dalam keadaan apapun.
Bahkan, sambung Albertus, Kapolres memerintahkan semua anggota menitipkan senjata di luar stadion sehingga tidak ada satupun anggota yang membawa senjata di dalam stadion.
Bahwa kemudian ada tembakan gas air mata di dalam stadion, menurut Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto, “berarti di lapangan ada yang tidak menjalankan instruksi”.
Albertus mengatakan itulah mengapa Kapolri mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat serta sembilan polisi lainnya yang mencakup komandan batalyon, komandan peleton, dan komandan kompi.
“Jadi ada dugaan memang terjadi pelanggaran instruksi dan ini akan kita cek siapa yang merintah, karena nggak ada yang merintah itu. Ada rekaman yang kami terima, rekaman ketika apel dilakukan ketika lima jam sebelum pertandingan dimulai,” papar Albertus.
Dia juga mengatakan tidak ada perintah dari kepolisian untuk menutup pintu stadion. Berbagai saksi mata yang BBC News Indonesia wawancarai mengaku pintu-pintu stadion ditutup sehingga penonton tidak bisa keluar setelah gas air mata dilontarkan.
“Konfirmasi kepada Kapolres bahwa tidak ada perintah untuk menutup pintu sehingga harapannya memang 15 menit dibuka. Tetapi tidak diketahui mengapa ada pintu terkunci.”
Menurut Albertus, polisi juga telah memperkirakan potensi konflik yang tinggi dalam pertandingan ini, sehingga aparat meminta jam pertandingan dipindahkan ke sore hari.
Namun permintaan itu “tidak direspons dengan positif” karena pertimbangan “sudah ada kontrak hak siar”.
Dalam mitigasi dan perencanaan evakuasi, polisi disebut mengerahkan dua barakuda untuk mengawal pemain dari kedua tim, namun kendaraan tidak bisa keluar dari stadion karena kericuhan.
Terdapat 2.000 anggota polisi yang dikerahkan untuk pertandingan itu, 600 di antaranya dari Polres Malang dan 1.400 lainnya dari satuan lain.
Organisasi hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) mengatakan investigasi atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan setidaknya 125 orang “tak cukup jika hanya dilakukan oleh PSSI dan tim bentukan Polri”.
Phil Robertson, deputi direktur Asia HRW mengatakan “harus ada tim independen” dan temuannya nanti harus diumumkan secara terbuka.
“Siapa pun yang terlibat dalam bencana ini harus dimintai pertanggungjawaban, tak memperdulikan status atau posisi mereka,” kata Robertson, kepada surat kabar The Guardian.
“Tak cukup jika investigasinya hanya dilakukan oleh Polri dan PSSI karena mereka mungkin akan mencoba mengecilkan insiden ini atau mengkompromikan pertanggungjawaban dari para anggota Polri [yang terlibat],” tambahnya.
Minky Worden, direktur inisiatif global HRW, mengatakan tragedi di Kanjuruhan sebenarnya bisa dicegah.
“HRW menyerukan investigasi … [semua yang terlibat] harus diadili,” kata Worden.
Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dibentuk terkait Tragedi Kanjuruhan, diharapkan akan rampung hasil penyelidikannya dalam dua pekan ke depan.
Tim yang terdiri dari berbagai kementerian dan lembaga ini dipimpin oleh Mahfud sendiri.
Organisasi Amnesty International Indonesia sebelumnya secara kusus menyerukan investigasi independen dan sesegera mungkin atas penggunaan gas air mata di dalam stadion.
“Investigasi independen … untuk memastikan siapa pun yang diyatakan melakukan pelanggaran diadili secara terbuka dan tak sekadar menerima sanksi administratif,” kata Usman Hamid, direktur eksektif Amnesty International Indonesia.
Baik HRW maupun Amnesy mengatakan invesigasi independen diperlukan untuk mencegah kejadian serupa tidak terjadi di masa mendatang.
Para pendukung PSIS Semarang, misalnya, berkumpul di Stadion Jatidiri pada Minggu (2/10) guna berdoa dan berbela sungkawa untuk para korban dan keluarga yang ditinggalkan dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.
Sebelumnya, Kapolri resmi mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat terkait tragedi itu serta melakukan penonaktifkan terhadap sembilan anggota Brimob.
Kepolisian sendiri sudah mulai memeriksa 28 anggotanya yang bertanggung jawab menggunakan senjata pelontar gas air mata.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Dedi Prasetyo mengatakan, ke-28 polisi tersebut masih diperiksa tim inspektorat khusus dan Divisi Propam.
Ia melanjutkan anggota polisi yang menjadi bagian manajer keamanan lapangan juga sedang menjalani pemeriksaan.
“Manajer pengamanan lapangan itu dari pangkat perwira sampai dengan pamen [perwira menengah polisi]. Sedang didalami,” katanya.
Selain itu, kepolisian juga sedang memeriksa saksi-saksi lainnya yaitu Direktur PT LIB Akhmad Hadian Lukita, Ketua PSSI Jawa Timur Ahmad Riyadh, Ketua Panitia Pelaksana Arema FC Abdul Haris, serta Kadispora Jawa Timur Pulung Chausar.
“Akan dimintai keterangannya oleh tim penyidik hari ini,” lanjut Dedi.
Sejauh ini, tim dari kepolisian juga memeriksa dan menganalisis 32 titik CCTV di seputar stadion.
“Tim Inafis juga, nanti bekerja sama dengan labfor, setelah kita berhasil menganalisis seluruh cctv. Tim DVI akan melakukan identifikasi terkait terduga pelaku pengrusakan, baik di dalam stadion maupun di luar stadion,” lanjut Dedi.
Secara terpisah, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berjanji segera mengumumkan prajurit yang melakukan kekerasan di Stadion Kanjuruhan.
“Kami di satuan akan telusuri dulu. Biarkan kami tuntaskan sampai dengan besok sore. Kami janji,” kata Andika pada Senin (3/10), sebagaimana dikutip kantor berita Antara.
“Kami tidak akan mengarah pada disiplin, tetapi pidana, karena memang itu sudah sangat berlebihan. Itu bukan dalam rangka mempertahankan diri atau yang lain misalnya. Itu bagi saya masuk ke tindak pidana,” kata Panglima TNI.
Langkah kepolisian ditempuh setelah pemerintah, melalui Menkopolhukam Mahfud MD, meminta Polri segera menetapkan tersangka dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menelan 125 korban meninggal dan lebih dari 300 luka-luka.
“Adapun tugas atau jangka pendek diminta kepada Polri agar dalam beberapa hari ke depan ini segera mengungkap pelaku yang terlibat tindak pidana … segera diumumkan siapa pelaku dari ini yang sudah memenuhi syarat untuk ditindak,” kata Mahfud MD dalam keterangan pers, Senin (03/10).
Pemerintah juga memerintahkan Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, untuk mengusut anggotanya yang terlibat dalam tragedi Stadion Kanjuruhan.
“Karena di dalam video-video yang beredar ada juga TNI yang nampaknya melakukan tindakan berlebih dan di luar kewenangannya, apakah video itu benar atau tidak? Panglima TNI akan segera meneliti dan mengumumkannya kepada kita semua,” tambah Mahfud MD.
Sementara itu, pemerintah membentuk tim gabungan independen pencari fakta yang terdiri dari perwakilan pemerintah, organisasi profesi sepak bola, akademisi, pengamat, dan media massa.
“Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF, yang akan dipimpin langsung oleh Menkopolhukam, yang keanggotaannya paling lama akan ditentukan paling lama dalam 24 jam ke depan,” ujar Mahfud MD.
TGIPF ini merupakan salah satu tindaklanjut instruksi Presiden Joko Widodo yang menyerukan agar jajarannya menuntaskan tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang, dan mengevaluasi penyelenggaraan sepak bola di Indonesia.
Mahfud MD mengatakan TGIPF akan bekerja dan mengumumkan hasil temuannya “dalam dua atau tiga minggu ke depan.”
Selain itu, Mahfud MD juga memerintahkan Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali untuk mengundang PSSI, pemilik klub, dan panitia pelaksana daerah.
Undangan ini untuk memastikan aturan pertandingan yang dibuat oleh FIFA dilaksanakan di lapangan. “Bagian dalam upaya evaluasi total,” katanya.
Pemerintah juga akan memberikan santunan kepada korban dan keluarga korban, termasuk menanggung seluruh biaya pengobatannya.
“Termasuk di dalamnya trauma healing,” jelas Mahfud MD.
Presiden FIFA Gianni Infantino menyebut kejadian pada Sabtu (01/10) menyusul pertandingan antara Arena dan Persebaya itu adalah “hari gelap” dalam sepak bola.
Klub-klub Liga Primer Inggris mengungkap duka sementara Liga Spanyol melakukan mengheningkan cipta untuk korban dalam tragedi yang sejauh ini menyebabkan 125 orang meninggal dan lebih dari 300 luka-luka.
Jumlah korban meninggal sempat disebutkan mencapai 174 orang karena ada data yang ganda.
Polisi yang menggambarkan kejadian itu sebagai “kerusuhan” mengatakan mereka melepaskan gas air mata untuk memaksa pendukung kembali ke tribun dan setelah dua polisi meninggal.
Banyak korban yang terinjak-injak dan tak bisa bernapas karena berdesak-desakan, menurut polisi.
Kepolisian juga mengatakan insiden terjadi di gerbang 10 di stadion.
Suara teriakan terdengar saat penonton berusaha keluar termasuk perempuan dan anak-anak, menurut salah satu akun Twitter pendukung.
“Dunia sepak bola terkejut menyusul insiden tragis …,” kata Presiden FIFA Infantino.
“Ini adalah hari gelap dan tragedi yang sulit dibayangkan bagi semua yang terlibat dalam sepak bola…Duka cita untuk keluarga dan rekan-rekan korban,” tambahnya.
Konfederasi Sepak Bola Asia juga menyatakan duka atas jatuhnya korban.
Sejumlah klub Liga Primer, termasuk Arsenal, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur – melalui cuitan – mengungkap “duka mendalam” atas tragedi ini.
La Liga dan Federasi Sepak Bola Spanyol sepakat klub-klub melakukan mengheningkan cipta selama satu menit sebelum pertandingan hari Minggu (02/10).
Pernyataan dari La Liga menyebutkan mengheningkan cipta dilakukan sebagai “tanda duka cipta kepada rakyat Indonesia, khususnya bagi keluarga korban meninggal dan menghaturkan cepat sembuh bagi yang terluka.”
Para pemain dalam pertandingan Espanyol melawan Valencia mengheningkan cipta atas tragedi sebelum kickoff.
Asosiasi sepak bola Jerman dan Serie A Italia juga mengungkap duka cita melalui Twitter.
sumber: bbc