TRAGEDI KANJURUHAN

Kerusuhan sepak bola yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang menjadi sorotan dunia. Termasuk diberitakan di sejumlah media Jepang, seperti di NHK, Yomiuri Shimbun dan Kyodo News.

Bahkan Kyodo News melaporkan sedikitnya 174 orang tewas dalam kerumunan orang yang berdesak-desakan menyusul terjadinya kerusuhan pada pertandingan sepak bola di Provinsi Jawa Timur.

Hal tersebut dikatakan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, pada 2 Okt seperti dikutip Kyodo News.

Korban tewas dari insiden pada 1 Okt itu, salah satu kerusuhan paling mematikan di dunia yang terjadi di pertandingan sepak bola, dapat meningkat lebih lanjut, menurut polisi.

Kapolda Jawa Timur Nico Afinta mengatakan pada konferensi pers bahwa dua polisi yang berusaha melerai kerusuhan termasuk di antara yang tewas di Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang.

Kerusuhan terjadi setelah Persebaya dari ibukota provinsi Surabaya mengalahkan Arema FC dari Malang dalam pertandingan sepak bola Liga 1 pada 1 Okt di Stadion Kanjuruhan.

Hal ini mendorong sejumlah pendukung Arema yang marah menyerbu lapangan dan mengejar pemain dan pejabat Persebaya. Demikian menurut laporan Kyodo News.

Polisi menembakkan gas air mata, di tengah kerusuhan dan para pendukung berusaha mencari jalan keluar dari stadion. Mereka kebanyakan tewas karena berdesak-desakan dan sesak napas.

Badan pengatur sepak bola internasional FIFA menetapkan dalam peraturan keselamatan dan keamanan stadionnya bahwa “tidak ada senjata api atau gas pengontrol massa” yang boleh dibawa atau digunakan oleh petugas polisi di sekeliling lapangan permainan.

Nico mengatakan hanya suporter Arema yang berada di stadion, sedangkan suporter Persebaya menyaksikan pertandingan secara virtual di Surabaya.

“Dari 40.000 orang di stadion, hanya 3.000 yang menjadi anarkis dan turun ke lapangan,” katanya.

Dalam keterangan persnya, Presiden Joko Widodo menginstruksikan Polri, Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keselamatan pertandingan sepak bola.

Ia juga memerintahkan penghentian sementara pertandingan liga sepak bola hingga evaluasi dan perbaikan dilakukan.

“Saya menyayangkan tragedi ini dan saya berharap ini akan menjadi tragedi terakhir sepak bola di tanah air. Jangan sampai tragedi kemanusiaan semacam ini terjadi lagi di masa depan,” kata presiden yang akrab disapa Jokowi itu.

Juga menanggapi insiden itu, Direktur Eksekutif organisasi hak asasi manusia Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan, “Hilangnya nyawa ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.”

“Gas air mata hanya boleh digunakan untuk membubarkan massa ketika kekerasan meluas dan ketika metode lain gagal,” tambahnya.

Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengatakan di akun Instagram-nya bahwa stadion hanya berkapasitas 38.000 orang tetapi penyelenggara pertandingan telah menjual 42.000 tiket.

Padahal Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA tahun depan. Hal ini juga penawaran untuk menjadi tuan rumah Piala Asia tahun depan, bersama dengan Australia, Qatar dan Korea Selatan.***
sumber: fb HALO Jepang

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.