Jubir Ponpes Gontor Noor Syahid (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo – Beberapa hari lalu Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menyebut akan mengusut tuntas kasus kekerasan santri asal Palembang hingga meninggal. Rangkaian peristiwa sejak 22 Agustus 2022 hingga dilaporkan pada 5 September 2022 juga akan diselidiki.
Apakah Ponpes Gontor melakukan pembiaran atau menutupi kasus tersebut?
Jubir Ponpes Gontor Noor Syahid mengelak menutupi kasus kematian santri AM (17) asal Palembang tersebut. Pihaknya lebih mengedepankan rasa manusiawi. Menurutnya tidak etis di dalam Ponpes Gontor mengumumkan kronologi kematian korban di hadapan para santri yang masih di bawah umur.
“Gontor ini kan alam pendidikan, anak-anak di bawah umur juga banyak, laporan di masjid pembacaan kronologi, nampaknya tidak etislah. Tidak layak didengarkan kepada anak di bawah umur, maka ada dianggap menutupi, tapi lebih ke rasa kemanusiaan dan psikologi anak-anak,” tutur Noor kepada wartawan usai rekonstruksi yang dilakukan Polres Ponorogo, Rabu (14/9/2022).
Dia mengaku sejak awal memberikan keterangan dan pernyataan, baik pertama dan kedua tidak akan menutup-nutupi kasus ini.
“Nah itu ranah polisi yang membaca berikutnya. Tidak ada kesengajaan Gontor untuk menerlambatkan respons atau menutupi apalagi dianggap keterlambatan. Kami sudah minta maaf di pernyataan yang pertama dan ulang lagi pada kedua,” tambahnya.
Menurutnya, bukti dan kejadian atas kasus kematian AM di Pondok Gontor dalam ranah polisi. Tinggal bagaimana pelaksanaannya.
“Pernyataan alumni kita menyatakan ini kecelakaan, Gontor tidak sengaja maupun tidak merekayasa (Kasus ini),” tandas Noor.
sumber: detik