Laurent – Kemarin ada sebuah tulisan, yang bagi saya sangat tidak sesuai dengan akal sehat pribadi saya. Saya tidak mau memberikan link tulisannya, karena itu akan memberikan traffic dan saya khawatir akan memberikan kesesatan bagi banyak orang.
Kita mulai dari yang pertama ya, yang bagi saya paling membuat dahi berkerut. Yaitu ungkapan di judul tersebut yang menyatakan berterimakasih pada Bjorka si hacker itu.
Begini ya, hacker yang mencuri data itu adalah kriminal. Sebagai seorang kriminal, korbannya jelas adalah rakyat Indonesia. Kalau misalkan berdasarkan penyelidikan memang data itu beneran di-hack atau bocor bagaimanapun caranya; korbannya ya tetap orang Indonesia. Apakah benar jika menyatakan berterima kasih pada si “hacker”, hanya agar BSSN menyadari tupoksinya?
Bagi saya itu sangat tidak sesuai dengan akal sehat, karena hanya untuk sekedar “menyadari tupoksi” harus mempertaruhkan sesuatu yang sangat tidak seimbang, yaitu “keamanan data”.
Kalau mau menyatakan “marilah kita belajar dari kasus Bjorka”, itu saya salut. Tetapi menyatakan “berterima kasih pada Bjorka” yang seorang kriminal, itu menyalahi hati nurani dan akal sehat.
Lalu soal yang kedua, yaitu soal tupoksi.
Memang, tupoksi alias pembagian tugas itu memang penting. Adanya tupoksi menyebabkan kerangka tugas menjadi lebih jelas, dan akhirnya organisasi dapat berjalan dengan efisien. Dalam hal BSSN dan Kominfo, yang saya tangkap adalah : BSSN sebagai pelaksana, dan Kominfo sebagai regulator.
Walaupun punya tupoksi yang berbeda, tugas besarnya bukannya sama ya? Yaitu memastikan keamanan data seluruh rakyat Indonesia?
Itu sih hanya pandangan pribadi saya sebagai rakyat saja. Seandainya ada kebocoran data, artinya ada sesuatu yang salah di dalam penyelenggaraan keamanan data kita. Disini segala skenario bisa saja terjadi, antara (1) salah satu atau kedua lembaga tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan baik atau (2) kerjasama yang terjalin antar lembaga tersebut belum baik dan harus diperbaiki.
Kalau memang mau menyalahkan BSSN sepenuhnya karena tidak menjalankan tugasnya dengan baik (tidak bermaksud membela BSSN), saya mau tanya : apakah memang tulisan itu dibuat untuk motif (1) membuat BSSN sadar akan tupoksinya dan memperbaiki diri, atau (2) hanya menimpakan seluruh kesalahan pada BSSN agar Kominfo terlihat bersih dari kesalahan?
Kalau yang terjadi adalah motif (1), saya tidak ada masalah. Tapi kalau yang terjadi adalah motif (2), tidak perlu melakukannya secara membabi buta sampai membahlulkan orang lain yang membaca, berkomentar di kolom komentar, ataupun memberi tanggapan lewat tulisan lain di kanal ini.
Memang tupoksi itu penting, tapi itu hanya sarana agar tujuan “keamanan data” dapat tercapai. Tapi tetap harus diingat bahwa tujuan utama dari semuanya adalah “keamanan data”. Sebagai rakyat, saya hanya ingin data saya aman. Titik.
Lagipula, tupoksi itu lebih ke urusan internal daripada eksternal, tidak perlu digembor-gemborkan.
Memang tulisan ini memuat dan menghasilkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, tetapi semoga dapat menjadi permenungan bagi pihak-pihak yang saya sebutkan di dalam tulisan ini dan bagi pembaca sekalian.
Salam
sumber: seword.