Apa itu PTSD (gangguan stres pascatrauma)?
Post-traumatic stress disorder atau PTSD adalah kondisi mental di mana Anda mengalami serangan panik yang dipicu oleh trauma pengalaman masa lalu. Mengalami kejadian traumatis adalah hal yang berat bagi siapapun.
Namun, sejumlah orang lanjut usia mengidap gangguan stres pascatrauma setelah mengalami peristiwa yang menyakitkan atau mengejutkan, seperti kecelakaan, insiden yang mengancam nyawa, atau perang.
Ia mungkin memikirkan kejadian traumatis ini sepanjang waktu dan hal ini dapat mempengaruhi kehidupannya. Memang sulit untuk menyesuaikan diri dan menerima perubahan setelah kejadian traumatis, tapi selalu ada cara untuk membuat Anda merasa lebih baik.
Seberapa umumkah kondisi ini?
PTSD merupakan kondisi yang tergolong umum. Gangguan stres pascatrauma umumnya lebih banyak mempengaruhi wanita daripada pria. Pasalnya, kebanyakan wanita lebih sensitif terhadap perubahan daripada pria, sehingga mereka mengalami emosi yang lebih intens.
Gangguan stres pascatrauma adalah kondisi yang dapat mempengaruhi pasien dalam semua golongan usia, bahkan anak-anak. PTSD bisa diatasi dengan mengurangi faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Tanda & gejala PTSD
Gejala umum PTSD
Ada beberapa tanda dan gejala gangguan stres pascatrauma yang perlu Anda perhatikan, di antaranya adalah:
• Ingatan masa lalu penyebab trauma yang terus-menerus muncul.
• Kerap mengulang peristiwa traumatis seolah kembali terjadi.
• Sering mengalami mimpi buruk yang terasa nyata mengenai berbagai hal traumatis.
• Reaksi fisik yang menyebabkan stres mengenai hal yang menimbulkan perasaan trauma.
PTSD juga menyebabkan adanya perubahan pada pola pikir dan suasana hati yang cenderung menjadi negatif, contohnya:
• Pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri atau orang lain.
• Tidak ada harapan untuk masa depan.
• Lupa akan berbagai hal aspek-aspek atau detil penting yang berkaitan dengan penyebab trauma.
• Tidak bisa menjaga hubungan baik dengan orang lain.
• Merasa jauh dengan keluarga maupun kerabat dekat.
• Kehilangan semangat melakukan aktivitas yang biasanya disukai.
• Tidak dapat menunjukkan energi positif dalam diri.
• Kesulitan merasakan berbagai emosi di dalam diri.
Reaksi fisik yang mungkin muncul pada penderita PTSD
Ada pula perubahan pada reaksi fisik maupun emosi terhadap banyak hal, seperti berikut ini:
• Mudah terkejut atau merasa takut.
• Selalu waspada terhadap berbagai hal yang dianggap bahaya.
• Kecenderungan menyakiti atau merusak diri sendiri.
• Kerap mengalami gangguan tidur.
• Kesulitan untuk berkonsentrasi.
• Mudah marah atau lebih agresif dalam merespons berbagai hal.
• Perasaan bersalah atau malu yang berlebihan.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Banyak orang dengan gangguan mental merasa malu dan ingin menunda kunjungan ke dokter. Namun, Anda harus ingat bahwa gangguan stres pascatrauma merupakan kondisi yang mampu disembuhkan. Semakin dini Anda mencari pengobatan, semakin cepat PTSD akan disembuhkan.
Menghubungi dokter adalah hal yang perlu Anda lakukan jika mengalami gejala PTSD berikut ini:
• Anda memiliki pikiran dan perasaan mengerikan tentang kejadian traumatis selama lebih dari sebulan.
• Pikiran dan perasaan negatif Anda parah.
• Anda bermasalah dalam berusaha menjaga hidup tetap terkontrol.
• Anda mungkin ingin melukai diri sendiri atau mengakhiri hidup.
Penyebab PTSD
Penyebab PTSD masih belum jelas. Namun, dipercaya bahwa fakta yang Anda alami, lihat, atau pelajari tentang suatu kejadian yang melibatkan kematian, ancaman kematian, luka parah, atau pelecehan seksual, adalah hal yang dapat menyebabkan PTSD.
Di sisi lain, gabungan faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami PTSD, antara lain:
• Memiliki risiko kesehatan mental seperti meningkatnya risiko kecemasan dan depresi.
• Mengalami sejumlah kejadian traumatis sejak masa kanak-kanak.
• Mewarisi aspek kepribadian atau temperamen tertentu.
Faktor risiko PTSD
Ada banyak faktor risiko PTSD, terlebih jika Anda pernah melalui pengalaman yang sulit. Namun, beberapa faktor yang mungkin meningkatkan risiko mengalami PTSD setelah kejadian traumatis adalah:
• Trauma intens atau berkepanjangan.
• Telah mengalami trauma lain di masa kecil, termasuk penganiayaan atau ditelantarkan.
• Pekerjaan yang meningkatkan risiko terpapar kejadian traumatis, misalnya personel militer, tim SAR, dan petugas medis dan pertolongan pertama darurat.
• Gangguan kesehatan mental lainnya, misalnya gangguan kecemasan, fobia, atau depresi.
• Kurangnya sistem dukungan yang baik dari keluarga dan teman.
• Kerabat kandung yang mengalami gangguan kesehatan mental, termasuk PTSD atau depresi.
Kondisi yang umum memicu PTSD
Semua orang menghadapi masa yang menyulitkan dalam hidup, tapi beberapa lebih rentan menderita gangguan stres pascatrauma. Kejadian paling umum yang memicu perkembangan PTSD, seperti:
• Terlibat di medan perang.
• Keterlantaran dan kekerasan fisik di masa kecil.
• Pelecehan seksual.
• Serangan fisik.
• Diancam dengan senjata.
• Kecelakaan pesawat.
• Penculikan.
• Perampokan.
• Diagnosis medis yang serius.
• Serangan teroris.
• Berbagai kejadian ekstrem lainnya.
Diagnosis & pengobatan PTSD
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk kondisi ini?
PTSD adalah kondisi yang tidak terdiagnosis sampai setidaknya sebulan sejak adanya kejadian traumatis. Jika selama sebulan setelah kejadian Anda mengalami gejala-gejala PTSD, segera temui dokter.
Bila gejala PTSD muncul, dokter akan memulai diagnosis dengan melakukan pemeriksaan riwayat medis dan fisik lengkap.
Walaupun tidak ada tes laboratorium untuk mendiagnosis secara spesifik, dokter mungkin menggunakan beragam tes untuk memastikan tidak ada penyakit fisik yang menyebabkan timbulnya gejala.
Jika tidak ditemukan penyakit fisik apapun, Anda mungkin dirujuk ke psikiatris, psikolog, atau ahli kesehatan mental profesional yang terlatih khusus untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit kejiwaan.
Psikiatris dan psikolog akan menggunakan interview dan alat penilaian untuk menilai seseorang terhadap kelainan kecemasan.
Cara dokter melakukan diagnosis PTSD yaitu berdasarkan gejala yang dilaporkan, termasuk masalah sehari-hari. PTSD terdiagnosis apabila orang mengalami gejala PTSD yang sudah berlangsung lebih dari sebulan.
Apa saja pilihan pengobatan untuk PTSD (gangguan stres pascatrauma)?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, PTSD termasuk salah satu jenis gangguan kecemasan yang bisa diatasi dan disembuhkan. Menurut Mayo Clinic, ada beberapa metode yang bisa Anda coba untuk mengatasi kondisi tersebut, di antaranya:
1. Terapi psikologi
Ada beberapa jenis terapi psikologi atau psikoterapi yang bisa dilakukan jika Anda ingin terbebas dari PTSD, di antaranya adalah:
Terapi kognitif
Salah satu jenis psikoterapi ini dilakukan dengan berbicara dengan ahli terapi untuk mengetahui pola pikir yang mungkin menjadi penyebab Anda terjebak dengan memori yang menimbulkan efek traumatis.
Exposure therapy
Terapi psikologi yang satu ini dapat membantu Anda menghadapi situasi dan ingatan yang selama ini menimbulkan efek trauma dengan cara yang aman dan tidak berbahaya. Hal ini membuat Anda bisa lebih efektif dalam mengelola hal-hal traumatis penyebab gangguan stres pascatrauma.
Terapi ini juga bisa dilakukan menggunakan program virtual reality yang membuat Anda kembali merasakan suasana atau kondisi penyebab timbulnya trauma, dan terus-menerus latihan menghadapinya.
2. Penggunaan obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan juga dapat membantu Anda mengatasi gejala PTSD dan membantu proses terapi. Di antaranya adalah:
• Obat-obatan antidepresan.
• Obat-obatan anti-kecemasan.
• Prazosin, obat yang dianggap efektif untuk mengurangi mimpi buruk.
Pengobatan PTSD di rumah
Gaya hidup dan pengobatan rumahan yang mungkin membantu mengatasi post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah:
• Ikuti rencana pengobatan dan bersabar.
• Pelajari PTSD agar bisa lebih memahami perasaan Anda, lalu bisa mempersiapkan strategi untuk merespons secara efektif.
• Cukup beristirahat, konsumsi makanan sehat, berolahraga, dan meluangkan waktu untuk rileks.
• Jangan menyalahgunakan alkohol atau narkoba yang memberikan lebih banyak lagi masalah dan mencegah kesembuhan yang sebenarnya.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
sumber: hellosehat