Kemarin sore saya bertemu dengan Yuni di Cafe Club. Dia habis ketemu dengan relasinya di Golf PI.
“ Uda pulang bareng yuni ya”
“ Engga bisa. Istri saya ikut saya. Dia lagi di mall bareng nazwa. “
“ Oh gitu. Ya udah.”
Dia sempat mengeluh karena kurs rupiah semakin melemah. Udah tembus batas psikologis Rp 15.000. “ Ada apa sih? Katanya.
“ Biasa aja. Kurs melemah itu cara smart pemerintah rampas uang rakyat yang ada di dompet. Pemerintah perlu uang untuk mengurangi defisit anggaran tahun depan.” Kata saya.
“ Lah apa hubungannya ?
“ Semakin melemah rupiah semakin surplus APBN. Karena penerimaan negara dari Migas, Eskpor CPO, Batubara dan lainnya otomatis meningkat kalau dikurskan ke rupiah. Tentu pengeluaran juga meningkat tetapi perhitungan debit kreditnya, tetap aja lebih besar pendapatan.”
“ Ya pada waktu bersamaan harga akan melambung”
“ Yang melambung itu barang impor dan produksi yang local content rendah. Dan itu yang paling banyak konsumsi adalah orang kaya. Biarin aja”
“ Tetapi tetap aja inflasi meningkat”
“ Inflasi tentu meningkat. Tetapi komponen inflasi primer kan 90% barang yang dikontrol pemerintah. Jadi inflasi tetap terkendali.”
“ Ya itu sama saja, pemerintah culas terhadap pasar.”
“ Bukan culas tetapi smart.”
“ Smart gimana?
“ Ya, kalau distribusi kekayaan timpang, ya yang kaya harus berkorban untuk orang miskin. Disuruh berbagi secara ikhlas engga mau. Ya negara paksa ambil uang lewat pelemahan kurs”
“ Apa engga menimbulkan distrust terhadap rupiah kelau terus melemah”
Saya tersenyum. Saya buka screen market lewat smartphone.
“ Nih kamu liat datannya” Kata saya perlihatkan screen” premi credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun turun ke level 138,38 basis poin (bps) per 21 Juli 2022 dari 158,72 bps per 15 Juli 2022. Tahu artinya ? itu artinya secara fundamental rupiah harusnya menguat. Masih kurang yakin.? Yuni mengertutkan kening.
Saya pindah ke screen pasar SBN. “ Tuh lihat data Yield SBN tenor 10 tahun turun tipis ke level 7,46 persen pada pagi hari ini, dari yang sebesar 7,47 persen pada akhir hari Kamis 21 Juli 2022. Tahu artinya? Fundamtental rupiah semakin perkasa. Bahkan jauh lebih tinggi dari Obligasi AS 10 tahun yang di level 2,875%. Paham”
“ Ya paham. Benar, ya pelemahan itu karena rekayasa BI. Artinya rupiah itu up/down nya ada ditangan BI. Jago juga ya. Lantas apa bedanya dengan China yang memanifulasi kurs.”
“ Duh negara ini terlalu besar untuk dikendalikan pasar. 92% rakyat tidak hidup seperti kamu. 92% mereka selalu bertanya, makan apa besok. Sementara 8% selalu bertanya, siapa lagi yang mau dimakan. Kan konyol kalau pasar mengendalikan negara ini. Pahami itu sebagai kewajaran kalau negara dipaksa smart. Itu hanya upaya survival aja”
“ Ya ya..” Yuni tersenyum. “ Ya udah Yuni duluan ya pulangnya.” Katanya setelah tamu saya datang.
sumber: Erizeli Jely Bandoro & fb